Sabtu, 26 Oktober 2013

SENYAWA ORGANIK

1. SEJARAH SNGKAT
Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan yg mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat2 dan perubahan2 dari materi serta energi yg menyertainya. Pertumbuhan dan perkembangan yg cepat dari ilmu kimia telah menyebabkan perlunya pemisahan ke dalam sejumlah bidang kimia yg lebih khusus. Dewasa ini kita mengenal antara lain kimia fisika, kimia analisis, biokimia, kimia anorganik, serta kimia organik.
Sejak zaman purba manusia telah menggunakan zat2 yg diambil atau diisolasi  dari organisme hidup baik tumbuhan maupun hewan. Untuk membuat obat orang merebus daun2, kulit kayu, atau akar tumbuhan dengan air. Air rebusan ini tanpa difahami oleh perebusnya, pada hakekatnya mengandung ” zat-zat organik ” atau zat2 yg berasal dari organisme hidup, yg berkhasiat bagi penyembuhan berbagai penyakit, atau mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh. Rebusan daun kumis kucing, dikenal untuk obat kencing batu, demikian juga kita mengenal rebusan2 obat seperti rebusan daun saga, kulit kina, atau jamu godokan. Karena zat2 di atas berasal dari makhluk hidup maka zat tersebut disebut senyawa organik. Dengan demikian ilmu kimia yang mempelajari senyawa itu disebut ilmu kimia organik. sebaliknya senyawa2 yang bukan berasal dari makhluk hidup disebut senyawa anorganik.
Dalam tubuh makhluk hidup mempunyai sifat2 dan struktur yang berbeda dengan yg berasal dari bukan makhluk hidup. Keyakinan ini mendorong munculnya doktrin “daya hidup” atau “vital force“, yg merupakan sisa2 dari mistik sebelumnya. Oleh karena semua senyawa organik yg diketahui pada awal abad ke 19 bersumber dari makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan, terdapat perasaan yg kuat bahwa zat2 organik memiliki “daya hidup” yg khusus. Pada masa itu sebagian besar kimiawan percaya bahwa senyawa2 organik yg memiliki daya hidup tersebut tidak dapat dibuat atau disintesis dilaboratorium dari zat2 anorganik. Dari uraian di atas kita dapat mengerti bahwa suatu kepercayaan yg berbau mistik semacam “vital force” itu dapat menghambat perkembangan ilmu pengetahuan akan tetapi berkat terusnya dilakukan penelitian yg intensif, kepercayaan akan vital force akhirnya musnah.
2. PENGERTIAN SENYAWA ORGANIK.
Istilah senyawa organik seperti yg dipaparkan di atas muncul dari adanya pandangan yg dianut pada masa lalu, yaitu bahwa senyawa2 kimia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Yaitu senyawa berasal dari makhluk hidup (organisme) maka senyawa tersebut dikatagorikan sebagai senyawa organik. Sedangkan yang diperoleh dari mineral (benda mati) dikatagorikan sebagai senyawa anorganik. Dengan dasar pandangan semacam itu jelaslah bahwa yg diartikan dengan kimia organik pada masa itu adalah cabang ilmu kimia yg mengkaji senyawa2 yg dihasilkan oleh makhluk hidup atau organisme.
Pengertian senyawa organik seperti di atas hanya berlaku sampai pertengahan abad ke 19, karena pandangan yg dilandasi oleh keyakinan adanya “daya hidup” (vital force atau vis vitalis) yg memungkinkan terbentuknya senyawa organik ternyata semakin di ragukan kebenarannya. Dalam sejarah perkembangan kimia organik tecatat suatu peristiwa penting pada tahun 1828 yg ditandai oleh keberhasilan Wohler dalam mensintesis urea (senyawa organik) dari amonium sianat (senyawa anorganik). Pada tahun berikutnya semakin banyak temuan yg membuktikan bahwa pandangan ” daya hidup ” memang pandangan yg menyesatkan..
Fakta penting menunjukan bahwa di dalam senyawa organik selalu terdapat unsur karbon (C). Berdasarkan kenyataan ini, baik untuk senyawa organik yg berasal dari makhluk hidup maupun yg merupakan hasil sintesis di laboratorium, lebih tepat bila disebut senyawa karbon. Dengan menggunakan nama senyawa karbon tidak terdapat kesan bahwa yang dimaksud hanyalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh organisme. Kenyataan menunjukan bahwa sampai saat ini istilah senyawa organik masih tetap dipertahankan, walaupun dengan pengertian yang berbeda dengan pengertian semula. Cabang dari ilmu kimia yang mengkaji berbagai asfek dalam senyawa organik lazim disebut kimia organik.
Dengan dasar pemikiran bahwa penggunaan istilah senyawa karbon lebih tepat dari pada senyawa organik, tentunya semua senyawa karbon menjadi sasaran kajian kimia karbon. Namun demikian sejumlah senyawa seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), karbon disulfida (CS2), garam-garam karbonat, sianida biasa dibahas dalam kimia anorganik.
3. Definisi Senyawa Organik
Dengan demikian yang diartikan senyawa organik adalah senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia yang khas. Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasannya dari senyawa unsur lain semata-mata karena alasan jumlahnya yang demikian besar.
Kimia Karbon dalam sejarahnya populer dengan nama Kimia Organik. Ilmu ini pada awalnya didefinisikan sebagai ilmu kimia yang mempelajari senyawa kimia yang dihasilkan oleh mahluk hidup, beserta senyawa-senyawa turunannya. Karena itulah, senyawa-senya-wa tersebut sebelumnya sering disebut sebagai senyawa organik. Dengan berjalannya waktu, semakin banyak senyawa organik yang dapat disintesis oleh manusia, sehingga me runtuhkan mitos bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh mahluk hidup. Penye-butan “senyawa karbon” dihadirkan oleh para ilmuwan untuk menggantikan istilah “senya-wa organik”. Karena senyawa yang dapat dihasilkan oleh mahluk hidup amatlah beragam, maka sejak awal ilmuwan yang menggeluti kimia karbon berusaha menggolongkan senya-wa tersebut secara sistematis, dan merumuskan tatacara penamaan senyawa yang juga sistematis.

HIDROKARBON

Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya mengandung unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Beberapa contoh hidrokarbon:
Hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Dengan demikian, semua atom karbon dalam molekulnya mempunyai hibridisasi sp3. Senyawa ke-1 dan ke-3 di atas termasuk hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan rangkap atau ikatan ganda tiga di antara atom-atom karbonnya. Atom karbon yang memiliki sebuah ikatan rangkap dengan tetangganya, mempunyai hibridisasi sp2, sedangkan atom karbon yang memiliki sebuah ikatan ganda tiga, mempunyai hibridisasi sp. Senyawa ke-2 dari gambar di atas termasuk hidrokarbon tak jenuh.
Hidrokarbon aromatik sebetulnya juga tak jenuh, tetapi kestabilannya jauh lebih tinggi daripada hidrokarbon tak jenuh, sehingga dimasukkan dalam golongan yang berbeda, yaitu hidrokarbon aromatik. Senyawa ke-4 (benzena) di atas termasuk dalam hidrokarbon aromatik
Penggolongan Senyawa Karbon
Senyawa karbon yang hanya mengandung unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dikenal sebagai senyawa hidrokarbon. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Selain itu, dikenal juga hidrokarbon aromatik. Berdasarkan kerangka karbonnya, senyawa karbon dapat digolongkan menjadi:
Senyawa karbon alifatik, yaitu yang memiliki rantai karbon terbuka: lurus ataupun bercabang.
Senyawa karbon alisiklik, yaitu yang memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar.
Senyawa karbon aromatik, yaitu senyawa karbon dengan  rantai karbon tertutup yang memiliki kestabilan lebih dibandingkan senyawa karbon alisiklik.

KERANGKA SENYAWA KARBON

Keragaman senyawa karbon dimungkinkan oleh kemampuan atom-atom karbon itu untuk saling berikatan membentuk rantai atom karbon. Berbagai contoh senyawa karbon dengan kerangka yang berbeda:
Dapat diperhatikan bahwa senyawa karbon alifatik, ada yang jenuh dan tak jenuh. Demikian juga dengan senyawa karbon alisiklik. Selain berdasarkan kerangka karbonnya, senyawa karbon juga biasa digolongkan berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya. Dalam penggolongan ini, dikenal golongan-golongan senyawa alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester, amina, dll., di samping alkana, alkena dan alkuna yang termasuk golongan hidrokarbon.
Kereaktifan senyawa karbon berbeda-berbeda bergantung pada berbagai hal, an-tara lain jenis gugus fungsinya, struktur ruangnya, dll. Ada beberapa jenis reaksi kimia kar-bon, antara lain reaksi substitusi (penggantian), adisi (penambahan), eliminasi (pengurang-an) dan redoks (reduksi-oksidasi).
4Karakteristik Senyawa Organik.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh kesimpulan ada sejumlah sifat yang membedakan antara senyawa organik dan anorganik, baik yang menyangkut aspek-aspek fisika maupun kimia, sifat-sifat itulah yang disebut ciri khas senyawa organik.
a. Aspek fisika
-          rentangan suhu lebur 30-400 OC
-          rentangan titik didih 30-400 OC
-          sukar larut dalam air, mudah larut dalam pelarut organik
-          warna cerah.
b. Aspek kimia
-          mengandung beberapa macam unsur, umumnya C, H, O, dan N,S,P, halogen, dan   logam.
-          reaksinya berlangsung lambat, non ionik, dan kompleks.
-          mempunyai variasi sifat kimia yang banyak.
-          fenomena isomeri.
5. Tipe-tipe Reaksi Senyawa Organik
1.    Reaksi substitusi
2.    Reaksi adisi
3.    Reaksi Eliminasi
4.    Reaksi penataan ulang ( rearrangement)
5.    Reaksi oksidasi reduksi (redoks).
6. Klasifikasi senyawa Organik.
Mengingat jumlah senyawa organik dari yang telah diidentifikasi sedemikian besar-nya, bahkan dari waktu ke wakrtu senantiasa bertambah, maka untuk mempermudah da-lam mempelajarinya perlu adanya klasifikasi. Langkah klasifikasi ini dimungkinkan kare-na kenyataan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah senyawa organik yang memperlihat-kan kesamaan dalam hal tertentu. Kesamaan itulah yang memungkinkan senyawa-senyawa tersebut dimasukkan dalam satu kelompok / golongan.
a. Dasar klasifikasi senyawa organik
1.    Kerangka atom karbon yang terdapat dalam struktur kimia
2.    Jenis unsur-unsur penyusunnya.
3.    Gugus fungsi yang dimilikinya.
b. Tiga golongan besar senyawa organik
1.    Golongan senyawa alifatik dan alisiklik.
2.    Golongan senyawa homosiklik atau karbosiklik (alisiklik dan aromatik)
3.    Golongan senyawa heterosiklik.
7. Keterkaitan Struktur Kimia dan Sifat-sifat Senyawa Organik.
Untuk memahami keterkaitan antara struktur kimia dan sifat-sifat senyawa organik terlebih dahulu perlu diketahui bahwa dalam pembahasan berikut ini hanya dibatasi pada sifat-sifat fisika, karena untuk membahas sifat-sifat kimia senyawa organik, cara yang ditempuh adalah melalui reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa tersebut. Dan sifat fisika tersebut adalah.
a.    Momen dipol.
b.    Titik lebur
c.    Titik didih.
d.    Kelarutan
e.    Viskositas.
8. Gugus Fungsi
Yang dimaksud dengan gugus fungsi adalah atom atau kumpulan atom yang menandai suatu golongan senyawa organik, dan juga menentukan sifat-sifat golongan senyawa organik yang disebutkan dalam pengertian gugus fungsi tersebut hanya dibatasi pada sifat-sifat kimia, maka fungsinya sebagai penentu terlihat pada reaksi-reaksinya. Dengan demikian bila gugus fungsi sejumlah senyawa sama, dapat diduga bahwa reaksi-reaksinya banyak kesamaannya.
Gugus-gugus fungsi yang umum
1.    Gugus OH ( hidroksil) , gugus ini terdapat pada alkohol dan fenol
2.    Gugus C = O ( karbonil), terdapat pada golongan aldehida dan keton.
3.    Gugus:  COOH (Karboksil), gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O (karbonil) dan gugus –OH (hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus itu pulahlah diperoleh nama karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada golongan asam karboksilat.
4.    Gugus  -NH( amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
5.    Gugus  -OR ( alkoksi ), gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
6.    Gugus -NHR dan -NR1R2, kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan terdapat pada amina primer dan amina sekunder.
7.    Gugus-gugus turunan dari -COOH (karboksilat ).

HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOF

HUKUM OHM
Arus listrik dalam kaitannya dengan hambatan yang terjadi dalam proses 
elektrokimia mengacu pada hukum ohm yang mengataka hubungan antara tegangan. Tegangan arus dan hambatan listrik diperlihatkan dalam persamaan berikut :

V = I . R
Keterangan :

V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
R = hambatan (ohm)
 


Hukum ohm semulanya terdiri atas dua bagian-bagian pertama tidaklain ohm. Akan
tetapi, ohm juga mengatakan bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak tergantung pada V maupun I. Bagian kedua hukum ini tidak seluruhnya benar (Geushe, 1998).

Hukum ohm hanya benar untuk bahan-bahan tertentu, terutama logam, meskipun 
demikian, hukum ini sangat penting karena berlaku untuk bahan-bahan yang biasa digunakan untuk elektrik (Cromer, 1994).

Pengertian Hukum Ohm
Jika arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut sebanding 
lurus dengan tegangan listrik yang terdapat antara kedua penghantar tadi (Tilloy, 1980).

Perlawanan adalah volt peramper hambatan konduktor adalah 1 ohm jika potensa 
berbeda disamping terminal di dalam konduktor adalah volt ketika arus di konduktor 1 ampere (Richards, 1987).

Menurut Alfian, (2010)Di dalam logam pada keadaan susu tetap, rapat arus I 
berbanding lurus dengan medan listrik. Hubungan dengan tegangan arus dan hambatan disebut “hukum ohm” ditentukan oleh George Simon Ohm dipublikasikan pada sebuah pajios pada tahun 1827. Prinsip ohm adalah besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar motal pada rangkaian rumus 
V = I.R, di mana:

V = teganagan listrik yang mengalir pada suatu penghantar (volt)
I = arus listrikyang mengalir pada suatu penghantar (ampere)
R = hambatan listik yang terdapat pada suatu penghantar (ohm).

Melalui percobaan diketahui bahwa di dalam logam pada suatu suhu tetap rapat arus J berbanding lurus dengan madan listrik (hukum ohm). J = ge tegangan G disebut 
hambatan, kebalikan dari kehantaran disebut hambatan n=1/9 satuan n dalam sistem adalah volt perampere 1 ohm = 1 volt/1 ampere satuan kehantaran G = Ω-1 (Reitz, 1993).

Hukum Kirchoft
Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kirchoft (1824-1887) menemukancara untuk 
menentukan arus listrik pada rangkain bercabang yang kemudian dikenal dengan hukum kirchoft (alfian, 2010).

Hukum Kirchoft I
Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat 
arus yang keluar dari titik percabangan (Alfian, 2010). Tidak semua rangkaian dapat disederhanakan dengan menggunakan rangkaian majemuk yang berhubungan dengan hukum kirchoft I dan II rumusnya I masuk = keluar (Erviyati, 2010).

Hukum Kirchoft II
Dalam rangkaian tertutup dalam jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan 
potensial sam dengan nol, maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, dalam arti semua energi digunakan atau diserap (Alifian, 2010).

Hukum kirchoft II tentang tegangan yang menyatakan jumlah perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkain loo sama dengan nol (Duncan, 1980).

Rangkaian Seri
Pada rangakaian seri mengandung pengertian yakni rangkaian dimana hambatan seri 
sama dengan jumlah hambatan aljabar hambatan masing-masing. Ciri utama hambatan seri adalah arus yang menalir melewati tiap-tiap hambatan yang sama besarnya.

Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel kebalikan dari rangkaian seri. Hambatan paralel sama dengan jumlah 
kebalikan hambatan masing-masing utama susunan hambatan partikel bereda. Tegangan tiap-tiap hambatan sama besarnya (Alfian, 2010).

Hubungan paralel dimana hubungan beberapa resistor yang tersusun secara paralel. 
Tegangan yang dimiliki masing-masing resistor adalah sama. Tegangan resistornya,

sebagai rumus:

"1/Rs = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3. . . . . . . . . 1/Rn"

Manfaat Hukum Ohm di Bidang Perairan
Dalam bidang perikanan hukum ohm berfungsi untuk mempelajari tentang pelajaran 
kelistrikan di bidang pendidikan akademik perikanan. Adapun beberapa macam alat yang digunaka yaitu simulasi kontrol motor listrik. Simulasi kontrol listri DC, simulasi kontrol rangkaian elektron (Alfian, 2010).