Rabu, 10 Desember 2014

ekologi perairan



ACARA IV
ADAPTASI KAKI RENANG



 











     Oleh :
Nama          : Dede Kiki Baehaki
NIM             : H1K013032
Kelompok   : 3
Asisten         : Yusuf Khaidir









JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014


I.                   PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Morfologi berasal dari bahasa yunani, kata morphos berarti bentuk dan logos berarti bentuk. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh organisme. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh , struktur tumbuhan atau alat -alat tubuh organisme terhadap lingkungannya (Rosita, 2003).
Kaki renang (Pleopod) adalah salah satu dari 5 pasang anggota tubuh yang bercabang yang biasanya melekat pada abdomen. Berfungsi untuk berenang dan pada kepiting betina, kaki-kaki ini juga digunakan untuk menyimpan telur telurnya. Perbedaan bentuk kaki renang betina dan jantan telihat pada tiap-tiap ruas perut memiliki umbai-umbai yang berkembang dengan baik, bercabang, dan berbulu halus yang berfungsi sebagai alat untuk memegang telur pada betina. Kepiting betina selalu membawa telur-telur itu sampai menetas, tanpa bantuannya telur-telur dapat tercecer. Pada kepiting jantan hanya umbai-umbai dari ruas perut pertama yang berkembang dengan baik dan disebut pleopod-1 dan pleopod-2, sedangkan umbai-umbai pada ruas lainnya disebut rudimenter. Pleopod-1 berfungsi sebagai alat kopulasi yang nantinya dimasukkan kedalam oviduct betina, pleopod-2 yang sebagian ujungnya masuk ke dalam ruangan berupa pembuluh dari pleopod-1 berfungsi sebagai alat pemompa untuk memompa sperma ke dalam oviduct. (Kasim, 1979).
Kepiting bakau (Scylla sp) memiliki ukuran lebar karapas lebih besar dari ukuran panjang tubuhnya dengan permukaan karapas agak licin. Pada dahi antara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan di samping kanan dan kiri masing-masing terdapat sembilan buah duri. Kepiting bakau jantan mempunyai sepasang capit yang dapat mencapai panjang hampir dua kali lipat dari panjang karapasnya, sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek capitnya. Kepiting bakau juga mempunyai tiga pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang yang menyerupai dayung. Untuk membedakan kepiting jantan dan betina dapat dilakukan secara eksternal. Pada kepiting bakau jantan, tempat dimana organ kelamin menempel pada bagian perutnya, berbentuk segitiga dan agak runcing. Sedangkan pada kepiting betina bentuknya cenderung membulat ( Soim, 1999).
1.2         Tujuan
Mengetahui perbedaan lebar karapas, lebar kaki renang, dan panjang kaki renang antara kepiting bakau jantan dan betina.























II.        MATERI DAN METODE
2.1       Materi
2.1.1    Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah  penggaris, baki, ember, Jangka sorong dan Alat Tulis
2.1.2    Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kepiting bakau  (Scylla serrata) yang berada di hutan mangrove Segara Anakan, Desa Ujung Gagak, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
2.2       Metode
2.2.1.   Cara kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:
1.    Lebar karapas tiap spesies diukur.
2.    Panjang dan lebar ruas terakhir kaki renang yang telah berubah seperti dayung diukur pula. Hasil pengukuran dibagi dengan lebar karapas
3.    Data dibandingkan dengan menggunakan uji T test, data yang dibandingkan adalah  dan , dimana  L adalah lebar kaki renang, K adalah lebar karapas, P adalah panjang kaki renang.
4.   Kemudian data diolah dengan menggunakan spss.



III.       HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1       Hasil
Tabel 1. Data lebar karapas, lebar kaki renang, dan panjang kaki renang berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin
Lebar Karapas (cm)(K)
Lebar Swimming Pad (cm) (L)
Panjang swimming pad (cm)(P)
L/K
P/K
Betina
10.2
1.22
4.3
0.11
0.42
Jantan
8.62
0.8
3.71
0.09
0.43
Betina
8.91
0.8
2.91
0.08
0.32
Jantan
9.82
1.21
4.64
0.12
0.47
Jantan
10.01
1.31
4.9
0.13
0.48
Betina
9.05
1.3
4.2
0.14
0.46
Betina
6.74
0.69
2.62
0.10
0.38
Jantan
6.83
0.64
2.72
0.09
0.39
Betina
6.74
0.55
2.78
0.08
0.41
Betina
7.77
1.14
3.18
0.14
0.40
Jantan
9.44
1.39
4.66
0.14
0.49
Jantan
7.84
1.14
3.77
0.14
0.48

3.2       Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis uji T table dengan menggunakan independent samples test maka diperoleh rata-rata lebar kaki renang yang dibagi lebar karapas atau  kepiting jantan adalah 0,1183 sedangkan 0,1083 pada betina, Rerata panjang kaki renang yang dibagi lebar karapas atau  kepiting jantan adalah 0,4567 sedangkan 0,3983 pada betina, dan diperoleh juga t hitung untuk  adalah 0,686 dan untuk  adalah 2,354.








Ho= Terdapat perbedaan antara lebar karapas  kepiting bakau jantan dan kepiting   betina.
Hi = Tidak terdapat perbedaan antara lebar karapas  kepiting bakau jantan dan kepiting betina.
Jika t hitung > dari t table, maka Ho ditolak
Jika t hitung < dari t table, maka Ho diterima

t hitung Lebar kaki renang/lebar karapas  = 0.686
t table = 2.015
t hitung < t tabel.
Keputusan =  Ho diterima dan Hi ditolak
Kesimpulan = Jadi t hitung terletak pada daerah Ho diterima, maka dapat disimpulkan  terdapat perbedaan

t hitung Panjang kaki renang /lebar karapas  = 2,354
t table = 2.015
t hitung < t tabel.
Keputusan =  Ho ditolak dan Hi diterima
Kesimpulan = Jadi t hitung terletak pada di luar daerah, Ho ditolak maka dapat disimpulkan  tidak terdapat perbedaan.







Klasifikasi kepiting bakau Scylla serrta menurut (Kasry, 1996) adalah sebagai berikut:
     Filum               : Arthropoda
                 Kelas               : Crustaceae
                    Sub kelas         : Malacostraca
                       Ordo                : Decapoda
                          Sub ordo         : Branchiura
                             Famili              : Portunidae
                                Sub famili        : Lipilinae
                                    Genus              : Scylla
                                       Spesies            : Scylla serrata







Gambar 1. Dorsal kepiting Bakau (Scylla serrata)
Kepiting bakau Scylla serrta memiliki bentuk morfologi yang bergerigi, serta memiliki karapas dengan empat gigi depan tumpul dan setiap margin anterolateral memiliki sembilan gigi yang berukuran sama. Kepiting bakau memiliki capid yang kuat dan terdapat beberapa duri (Motoh 1979 dan Perry 2007).
                            





IV.    KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Lebar karapas dengan lebar kaki renang Scylla serrata jantan dengan Scylla serrata betina terdapat perbedaan signifikan (nyata).
2.    Lebar karapas dengan Panjang kaki renang Scylla serrata jantan dengan Scylla serrata betina tidak terdapat perbedaan signifikan (nyata).
4.2 Saran
Sebaiknya pengukuran lebar karapas, lebar kaki renang dan panjang kaki renang Scylla serrata jantan dengan Scylla serrata betina  dilakukan pada kepiting yang memiliki umur yang sama. Sehingga dapat melihat dengan jelas perbedaannya.











DAFTAR PUSTAKA
Kasry, Adnan. 1996. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas. Jakarta. Bhratara.
Motoh H. 1979. Edible crustaceans in the Philippines, 11th in a series. Asian Aquaculture 2:5.
Perry H. 2007. Scylla serrata. USGS Nonindigenous Aquatic Species Database, Gainesville, FL. Available online.
Soim, A. 1999. Pembesaran Kepiting.  Penebar Swadaya. Bandung.