BAB I
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI BRYOZOA
1.1
Pengertian
Pada zaman dahulu, Bryozoa
dianggap sebagai tumbuhan, namun setelah diteliti lebih lanjut maka
diketahui bahwa Bryozoa merupakan
binatang-binatang yang menyerupai lumut.
Secara terminologis, Bryozoa (Yunani),
bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Bryozoa merupakan koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan
lumut berbulu, yang menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan
dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa
hidup di laut dan beberapa jenis hidup di air tawar. Beberapa jenis
mengeluarkan benda berkapur seperti batu karang. Sebagian besar spesies koloni
terbungkus dalam eksoskeleton keras berpori. Bryozoa memiliki lophophore
yang menjulur melalui pori-pori tersebut. Beberapa spesies merupakan pembangun
terumbu karang yang penting.
Filum Bryozoa
dinamakan juga Polyzoa atau Ectoprocta. Polyzoa merupakan istilah bagi individu hewan ini yang berukuran
kecil atau mikroskopis, sedangkan Ectoprocta
berasal dari kata ectos yang berarti
di luar dan proctos yang berarti
anus, maksudnya anus terletak di luar lophophore.
Lophophore adalah lipatan dinding
tubuh dan calyx yang mengelilingi mulut dan mengandung tentakel yang bercilia.
Lophophore berfungsi dalam pengambilan makanan bersuspensi.
1.2 Klasifikasi
Berdasarkan bentuk lophophore, Bryozoa dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
A. Phylactolaemata
Kelas ini hanya terdiri dari satu ordo yakni ordo Plumatellina,
Ciri-ciri kelas phylactolaemata :
1.
Lophophore berbentuk tapal kuda
2.
Mempunyai epistoma
3.
Dinding tubuh berotot
4.
Koloni monomorfik
5.
Terdapat di air tawar
6.
Tidak memiliki zooid polymorpism
7.
Tidak ada proses pengerasan
kapur
8.
Menghasilkan stastoblast
Contoh : Plumatella,
Lophophus crystallinus

Gambar 2. Plumatella
Gambar 1. Lophophus crytallinus
(Ernst Haeckel''s Kunstformen der Natur
published 1899-1904 by Verlag des Bibliographischen Instituts, Leipzig and
Vienna)
B. Gymnolaemata
Ciri-ciri umum dari kelas ini adalah :
1.
Lophophore berbentuk lingkaran
2.
Epistoma tidak ada
3.
Dinding tubuh tidak berotot
4.
Koloni polymorfik (dalam satu
koloni ada lebih dari satu zooid, autozooid, dan heterozoid)
5.
Zooecia (selubung benda mati dari khitin) kompleks berbentuk silindris
6.
Lebih dari 3000 spesies hidup
dan kebanyakan hidup di laut
7.
Banyak spesies fosil
Kelas ini dibagi menjadi 2 ordo,
yaitu :
1.
Ordo Ctenomata
Ciri-cirinya :
·
Zooecia seperti agar, khitin atau
membran
·
Diameter orifice sama dengan
diameter zooecium
·
Koloni berbentuk lapisan tipis
pada batu, cangkang moluska atau ganggang
Contonya : Paludicella
(di air tawar) dan Alcyonidium
(di air laut)


Gambar 3. Alcyonidium Gambar 4. Paludicella
2.
Ordo Cheilostomata
Ciri-ciri umumnya adalah :
·
Zoecia dari zat tanduk atau kapur
·
Berbentuk kotak dan mempunyai
avicularia
·
Mempunyai operculum
·
Bentuk koloni berumbai-berumbai
Contohnya : Bugula
dan Membranipora
![]() |

Gambar 5. Membranipora Gambar 6. Bugula
C. Stenolaemata
Ciri-cirinya :
1.
Bentuk zoecium seperti tabung atau pipa, terbuka dibagian ujung
2.
Dinding zoecia berkapur dan
menyatu satu sama lain
3.
Orifice bundar
4. Telur dierami dalam ovicell yang
besar
5.
Lophophore berbentuk gelang
6.
900 spesies hidup, semua ada di
laut
Stenolaemata dibagi menjadi 6 ordo, yaitu :
1.
Ordo Cyclostomata atau Tubulipora

Gambar 7. Tubulipora
2. Ordo Cystoporata
![]() |
Gambar 8. Fosil bryozoa dari ordo Cystoporata
3. Ordo Stomatopora

Gambar 9. Fosil bryozoa dari ordo Stomatopora
4. Ordo Cryptostomata

Gambar 10. Jenis bryozoa dari ordo Cryptostomata
5. Ordo Trepostomatida

Gambar 11. Fosil dari ordo Trepostomatida
6.
Ordo Fenestrata

Gambar 12. Jenis Bryozoa dari ordo Fenesrata
BAB II
BAB II
MORFOLOGI DAN ANATOMI BRYOZOA
2.1 Morfologi
Masing-masing individu dari Bryozoa disebut zoociem.
Bentuk dari zooecium bermacam-macam seperti bentuk kotak, jembangan, lonjong
atau pembuluh. koloni yang hidup di laut, seperti kelas Gymnolaemata polimorfik, artinya di dalam satu koloni terdapat
lebih dari satu macam zooid, autozooid, heterozooid. Autozooid adalah
zooid yang selalu ada dan jumlahnya
banyak, berfungsi untuk makan dan pencernaan. Heterozooid merupakan modifikasi dari zooid untuk keperluan koloni,
misalnya menjadi tangkai atau stolon, semacam akar, avikularium dan vibraculum.
Avicularum (jamak: avicularia)
berbentuk seperti kepala burung, untuk menghalangi parasit atau pengganggu. Vibraculum berbentuk seperti cambuk
untuk membersikan tubuh dari detirtus dan parasit. Ovicell atau ooecium
ialah zooid untuk mengerami telur.

Gambar 13. Berbagai macam koloni Bryozoa (A : Eucuratea, B : Bugula, E
: Flustra, F : Tubulipora, J: Bowerbankia,
dan K : Plumatella)
2.2 Anatomi
Ciri-ciri umum pada filum
Bryozoa adalah :
1.
Hewan berkoloni
2.
Tidak bertangkai
3.
Zooid berukuran < 0,5mm
4.
Rongga tubuh tumbuh sempurna
5.
Tidak ada sistem peredaran
darah maupun organ pernafasan
6.
Terdapat saraf ganglion di antara
mulut dan anus
7.
Mulut Bryozoa ditumbuhi dengan tentakel
8.
Traktus digestivus berupa saluran berbentuk U
9.
Anus terletak dekat mulut
10.
Individu terbungkus dalam
zooecium
11.
Tidak punya sistem ekskresi
12.
Makan dari partikel-partikel
dari air
Zooecium adalah selubung
benda mati (nonliving envelopment) dari khitin atau lapisan tebal kalsium
karbonat yang tertutup kitin. Istilah cystid dalam Bryozoa, yaitu rangka luar dan dinding
tubuh. Istilah polypide untuk menyatakan isi zooid dalam dinding tubuh yaitu lophophore, saluran pencernaan, otot dan
organ lain.
BAB III
SISTEM METABOLISME
3.1 Sistem Respirasi
Pada hewan Bryozoa
tidak ditemukan organ pernafasan (respirasi) yang lazimnya ada pada semua
makhluk hidup.
3.2 Sistem Reproduksi
Reproduksi Byozoa secara
aseksual dan seksual. Semua Bryozoa air
tawar dan kebanyakan Bryozoa air laut
adalah hermaprodit yang fertilisasi dan pertumbuhannya di dalam tubuh. Telur
dan Sperma dihasilkan secara bergantian, adakalanya protandri. Testis pada funiculus, ovari pada lophophore. Pada spesies diecious, zooid
jantan dan betina terdapat dalam satu koloni atau pada koloni lain. Gonoduct
tidak ada, telur dan sperma berhamburan dalam coelm atau dilepas di air.
Beberapa spesies laut mengerami telurnya, misalnya dalam saluran pencernaan
yang mengalami degenerasi atau ovicel.

Gambar 14. Zooi phylactolaemata
dan alat reproduksi

Gambar 15. Bowerbankia, Bryozoa kelas Gymnolaemata berbenuk stolon. A, sebagian koloni; B. Stolon, Individu matang dan dua
autozooid; a. individu tempat pengeraman; b, autozzoid dengan lophophore mekar;
c, autozooid dengan lophophore dimasukkan; d, Stolon berfungsi sebagai tangkai.
( Berbagai sumber dalam Barnes. 1974 ).
Bentuk larva Bryozoa
laut bervariasi, namun semua mempunyai corona, yaitu semacam lingkaran cilia
sebagai alat renang, dan serumpun cilia panjang di anterior, serta sebuah kantung
penempel di posterior. Setelah berenang bebas sesaat bagi yang tidak makan dan beberapa
bulan bagi yang makan, maka larva menempel
di substrat, tumbuh menjadi zooid
awal yang disebut ancestrula.

Gambar 16. Larva Bryozoa
Dengan jalan pertunasan, reproduksi aseksual, ancestrula
membentuk beberapa zooid baru dan zooid
ini membentuk sejumlah besar zooid
lagi, sehingga terbentuklah koloni Bryozoa
baru yang makin lama makin besar, bentuk koloni sesuai jenisnya. Koloni berumur
satu musim atau beberapa tahun. Reproduksi aseksual pada Bryozoa air tawar selain dengan cara pertunasan, juga dengan
menghasilkan statoblast satu sampai beberapa butir pada funiculus. Statoblast tahan
terhadap kekeringan, panas, dan dingin. Struktur dan bentuk statoblast dipakai
untuk identifikasi genus atau spesies. Bryozoa juga dapat berkembangbiak melalui
tunas

Gambar 17. Statoblast dari Phylactolaemata. A. Spinoblast; B.
Statoblast ( Hyman, 1995 )
3.3 Sistem Fisiologis
Kebanyakan jenis Bryozoan tinggal di laut,
meskipun demikian ada sekitar 50 jenis yang hidup di air tawar. Di dalam
habitatnya, bryozoan dapat ditemukan pada semua jenis substrat seperti butir pasir, batu karang, kulit atau kerang,
kayu, dan tumbuhan laut yang lain, kadangkala bryozoa menempal pada pipa dan
kapal sehingga menjadi. Beberapa bryozoan bukan hanya menempel pada substrat,
tetapi juga membentuk sediment. Beberapa jenis telah ditemukan pada kedalaman
8.200 m, namun kebanyakan bryozoan hidup pada perairan dangkal. Pada umumnya bryozoan
bersifat sessile, tetapi ada beberapa bryozoan bisa berpindah. Beberapa jenis
ini tidak kolonial.
3.4 Peredaran Darah
Pada hewan Bryozoa tidak ditemukan sistem peredaran
darah yang lazimnya didapati pada mahkluk hidup atau organisme lain.
3.5 Pencernaan Makanan
Proses pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama dengan hewan lain yakni
pertama kali makanan yang diambil oleh tentakel lalu dimasukkan ke dalam mulut
yang kemudian melewati pharinx, lalu
dicerna di dalam lambung kemudian melalui usus. Pada usus tersebut terjadi
penyerapan bahan makanan yang sudah dicerna oleh lambung.

Gambar 18. Struktur tubuh bryozoa
3.6 Ekskresi
Pada hewan Bryozoa
proses eksresinya sama seperti pada hewan biasanya yakni hasil sisa pencernaan
yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut
anus, pada Bryozoa anus terletak di
luar lophopore, sebagaimana telah
disebutkan bahwa Bryozoa bisa disebut
juga Ectoprocta.
3.7 Sistem Pertahanan Diri
Bryozoa termasuk organisme yang memiliki warna mencolok dan tak memiliki duri (spine)
serta tak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga organisme
ini rawan terhadap predator. Dalam rangka membebaskan diri dari serangan
predator, secara alamiah organisme ini mengembangkan suatu mekanisme pertahanan
diri dengan memproduksi senyawa aktif yang membuat predator menjauhinya.
Invertebrata laut
yang mempunyai struktur pergerakan fisik lebih terbatas dibanding dengan
vertebrata laut, mampu mengembangkan sistem pertahanan diri dengan memproduksi
senyawa kimia (chemical defense). Senyawa kimia yang dihasilkan oleh
invertebrata laut ini berguna untuk mencegah dan mempertahankan diri dari
serangan predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu proses
reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultra violet.
BAB IV
MANFAAT DAN KERUGIAN BRYOZOA
4.1 Manfaat Bryozoa Dalam Perikanan
Bryozoa merupakan makanan dari turbelaria,
siput, oligochaeta, larva trichoptera
dan ikan kecil. Bryozoa berperan juga sebagai kompetitor ikan.
4.2 Manfaat Bryozoa Dalam Ekologi
Koloni spesies fosil pada
kelas stenolaemata mempunyai zoecia dari kapur padat, sehingga
meninggalkan lapisan kapur yang tebal. Hal ini bersifat spesies tersebut turut
membantu terjadinya lapisan-lapisanbatu kapur pada terumbu karang, sebagai
petunjuk lapisan geologis untuk mempelajari batuan-batuan uji pengeboran untuk
mencari minyak. Bryozoa juga sebagai
kompetitor ikan.
4.3 Kerugian Bryozoa
Spesies air tawar ,
misalnya Paludicella adakalanya tumbuh dalam pipa air minum yang tidak diberi
khlor (Cl) sehingga mengganggu aliran air, atau tumbuh pada jaring apung
sehingga mengganggu ikan di dalamnya. Sekitar 130 spesies laut hidup sebagai
epifit, oleh manusia dianggap sebagai pengganggu, misalnya Bugula (Gambar 4)
banyak menempel pada dinding kapal yang terendam air.
BAB V
KESIMPULAN
Bryozoa merupakan
hewan lumut yang hidup berkoloni pada air tawar dan laut. Bryozoa hidup menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di
perairan dangkal yang subur dan jernih. Filum ini terbagi menjadi tiga kelas
berdasarkan perbedaan bentuk lophopore,
yaitu Phylactolaemata, Gymnolaemata, dan Stenolaemata.
Bryozoa tidak memiliki sistem
peredaran darah dan sistem respirasi. Hal ini dikarenakan Bryozoa tidak memiliki organ pernafasan. Sistem reproduksinya
dilakukan dengan aseksual (pertunasan dan menghasilkan statoblast) dan seksual
(kebanyakan hidup sebagai hermaprodit). Sebagai bentuk pertahanannya, Bryozoa menghasilkan chemical defense atau senyawa kimia. Proses pengambilan makanan pada Bryozoa dengan menggunakan tentakel yang
akan dimesukkan ke mulut dan diproses lebih lanjut kemudian dikeluarkan melalui
anusnya.
Bryozoa merupakan
makanan dari turbelaria, siput,
oligochaeta, larva trichoptera
dan ikan kecil. Pada jenis-jenis tertentu, Bryozoa
berguna sebagai petunjuk lapisan geologis untuk mempelajari batuan-batuan dalam uji pengeboran
untuk mencari minyak. Namun Bryozoa juga memiliki kerugian diantaranya menggangu
aliran air karena tumbuh di dalam pipa air minum yang tidak diberi khlor,
tumbuh pada jaring apung sehingga menggangu ikan yang ada di dalamnya, dan menyebabkan
keruasakan pada dinding kapal karena banyak yang menempel pada dinding kapal
yang terendam.
DAFTAR PUSTAKA
______. 1998. Bryozoa. Dalam www.google.com.
12 Maret 2011
______. 2007. Avertebrata Air. Dalam www.yahoo.com.
12 Maret 2011
Djarubito, Mukayat.1994. Zoologi
Dasar. Erlangga; Jakarta.
Radiopoetra. 1994. Zoologi.
Erlangga; Jakarta.
Suwignyo, Sugiarti dkk. 1997. Avertebrata Air Untuk Mahasiswa Perikanan.
Fakultas IPB; Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar