Rabu, 09 April 2014



BAB I
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI BRYOZOA

1.1              Pengertian
Pada zaman dahulu, Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan, namun setelah diteliti lebih lanjut maka diketahui bahwa Bryozoa merupakan binatang-binatang yang menyerupai  lumut. Secara terminologis, Bryozoa (Yunani), bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Bryozoa merupakan koloni dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu, yang menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa hidup di laut dan beberapa jenis hidup di air tawar. Beberapa jenis mengeluarkan benda berkapur seperti batu karang. Sebagian besar spesies koloni terbungkus dalam eksoskeleton keras berpori. Bryozoa memiliki lophophore yang menjulur melalui pori-pori tersebut. Beberapa spesies merupakan pembangun terumbu karang yang penting.
Filum Bryozoa dinamakan juga Polyzoa atau Ectoprocta. Polyzoa merupakan istilah bagi individu hewan ini yang berukuran kecil atau mikroskopis, sedangkan Ectoprocta berasal dari kata ectos yang berarti di luar dan proctos yang berarti anus, maksudnya anus terletak di luar lophophore. Lophophore adalah lipatan dinding tubuh dan calyx yang mengelilingi mulut dan mengandung tentakel yang bercilia. Lophophore berfungsi dalam pengambilan makanan bersuspensi.

1.2       Klasifikasi
Berdasarkan bentuk lophophore, Bryozoa dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
A.    Phylactolaemata
Kelas ini hanya terdiri dari satu ordo yakni ordo Plumatellina, Ciri-ciri kelas phylactolaemata :
1.      Lophophore berbentuk tapal kuda
2.      Mempunyai epistoma
3.      Dinding tubuh berotot
4.      Koloni monomorfik
5.      Terdapat di air tawar
6.      Tidak memiliki zooid polymorpism
7.      Tidak ada proses pengerasan kapur
8.      Menghasilkan stastoblast
Contoh : Plumatella, Lophophus  crystallinus





Gambar 2. Plumatella             Gambar 1. Lophophus crytallinus

(Ernst Haeckel''s Kunstformen der Natur published 1899-1904 by Verlag des Bibliographischen Instituts, Leipzig and Vienna)

B.     Gymnolaemata
Ciri-ciri umum dari kelas ini adalah :
1.      Lophophore berbentuk lingkaran
2.      Epistoma tidak ada
3.      Dinding tubuh tidak berotot
4.      Koloni polymorfik (dalam satu koloni ada lebih dari satu zooid, autozooid, dan heterozoid)
5.      Zooecia (selubung benda mati dari khitin) kompleks berbentuk silindris
6.      Lebih dari 3000 spesies hidup dan kebanyakan hidup di laut
7.      Banyak spesies fosil
Kelas ini dibagi menjadi 2 ordo, yaitu :
1.      Ordo Ctenomata
Ciri-cirinya :
·         Zooecia seperti agar, khitin atau membran
·         Diameter orifice sama dengan diameter zooecium
·         Koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang moluska atau ganggang
Contonya : Paludicella (di air tawar) dan Alcyonidium (di air laut)




paludicella_articulata
                                      

                                            


   Gambar 3. Alcyonidium                                     Gambar 4. Paludicella

2.      Ordo Cheilostomata
Ciri-ciri umumnya adalah :
·         Zoecia dari zat tanduk atau kapur
·         Berbentuk kotak dan mempunyai avicularia
·         Mempunyai operculum
·         Bentuk koloni berumbai-berumbai
Contohnya : Bugula dan Membranipora








  Gambar 5. Membranipora                      Gambar 6. Bugula

C.    Stenolaemata
Ciri-cirinya :
1.      Bentuk zoecium seperti tabung atau pipa, terbuka dibagian ujung
2.      Dinding zoecia berkapur dan menyatu satu sama lain
3.      Orifice bundar
4.      Telur dierami dalam ovicell yang besar
5.      Lophophore berbentuk gelang
6.      900 spesies hidup, semua ada di laut


Stenolaemata dibagi menjadi 6 ordo, yaitu :
1.      Ordo Cyclostomata atau Tubulipora
                                                   Gambar 7. Tubulipora

2.      Ordo Cystoporata


 






Gambar 8. Fosil bryozoa dari ordo Cystoporata

3.      Ordo Stomatopora
Gambar 9. Fosil bryozoa dari ordo Stomatopora

4.      Ordo Cryptostomata
Gambar 10. Jenis bryozoa dari ordo Cryptostomata
5.      Ordo Trepostomatida
Gambar 11. Fosil dari ordo Trepostomatida

6.      Ordo Fenestrata
 
Gambar 12. Jenis Bryozoa dari ordo Fenesrata
BAB II
MORFOLOGI DAN ANATOMI BRYOZOA

2.1       Morfologi
Masing-masing individu dari Bryozoa disebut zoociem. Bentuk dari zooecium bermacam-macam seperti bentuk kotak, jembangan, lonjong atau pembuluh. koloni yang hidup di laut, seperti kelas Gymnolaemata polimorfik, artinya di dalam satu koloni terdapat lebih dari satu macam zooid, autozooid, heterozooid. Autozooid adalah zooid yang selalu ada dan jumlahnya banyak, berfungsi untuk makan dan pencernaan. Heterozooid merupakan modifikasi dari zooid untuk keperluan koloni, misalnya menjadi tangkai atau stolon, semacam akar, avikularium dan vibraculum. Avicularum (jamak: avicularia) berbentuk seperti kepala burung, untuk menghalangi parasit atau pengganggu. Vibraculum berbentuk seperti cambuk untuk membersikan tubuh dari detirtus dan parasit. Ovicell atau ooecium ialah zooid untuk mengerami telur.

g3
Gambar 13. Berbagai macam koloni Bryozoa (A : Eucuratea, B : Bugula, E : Flustra, F : Tubulipora, J: Bowerbankia, dan K : Plumatella)

2.2       Anatomi
            Ciri-ciri umum pada filum Bryozoa adalah :
1.      Hewan berkoloni
2.      Tidak bertangkai
3.      Zooid berukuran < 0,5mm
4.      Rongga tubuh tumbuh sempurna
5.      Tidak ada sistem peredaran darah maupun organ pernafasan
6.      Terdapat saraf ganglion di antara mulut dan anus
7.      Mulut Bryozoa ditumbuhi dengan tentakel
8.      Traktus digestivus berupa saluran berbentuk U
9.      Anus terletak dekat mulut
10.  Individu terbungkus dalam zooecium
11.  Tidak punya sistem ekskresi
12.  Makan dari partikel-partikel dari air
Zooecium adalah selubung benda mati  (nonliving envelopment) dari khitin atau lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup kitin. Istilah cystid dalam Bryozoa, yaitu rangka luar dan dinding tubuh. Istilah polypide untuk menyatakan isi zooid dalam dinding tubuh yaitu lophophore, saluran pencernaan, otot dan organ lain.

BAB III
SISTEM METABOLISME

3.1       Sistem Respirasi
Pada hewan Bryozoa tidak ditemukan organ pernafasan (respirasi) yang lazimnya ada pada semua makhluk hidup.

3.2       Sistem Reproduksi
Reproduksi Byozoa secara aseksual dan seksual. Semua Bryozoa air tawar dan kebanyakan Bryozoa air laut adalah hermaprodit yang fertilisasi dan pertumbuhannya di dalam tubuh. Telur dan Sperma dihasilkan secara bergantian, adakalanya protandri. Testis pada funiculus, ovari pada lophophore. Pada spesies diecious, zooid jantan dan betina terdapat dalam satu koloni atau pada koloni lain. Gonoduct tidak ada, telur dan sperma berhamburan dalam coelm atau dilepas di air. Beberapa spesies laut mengerami telurnya, misalnya dalam saluran pencernaan yang mengalami degenerasi atau ovicel.

Gambar 14. Zooi phylactolaemata dan alat reproduksi

g5
Gambar 15. Bowerbankia, Bryozoa kelas Gymnolaemata berbenuk stolon. A, sebagian koloni; B. Stolon, Individu matang dan dua autozooid; a. individu tempat pengeraman; b, autozzoid dengan lophophore mekar; c, autozooid dengan lophophore dimasukkan; d, Stolon berfungsi sebagai tangkai. ( Berbagai sumber dalam Barnes. 1974 ).

Bentuk larva Bryozoa laut bervariasi, namun semua mempunyai corona, yaitu semacam lingkaran cilia sebagai alat renang, dan serumpun cilia panjang di anterior, serta sebuah kantung penempel di posterior. Setelah berenang bebas sesaat bagi yang tidak makan dan beberapa bulan bagi yang makan, maka larva menempel  di substrat, tumbuh menjadi zooid awal yang disebut ancestrula.
g1
Gambar 16. Larva Bryozoa

Dengan jalan pertunasan, reproduksi aseksual, ancestrula membentuk beberapa zooid baru dan zooid ini membentuk sejumlah besar zooid lagi, sehingga terbentuklah koloni Bryozoa baru yang makin lama makin besar, bentuk koloni sesuai jenisnya. Koloni berumur satu musim atau beberapa tahun. Reproduksi aseksual pada Bryozoa air tawar selain dengan cara pertunasan, juga dengan menghasilkan statoblast satu sampai beberapa butir pada funiculus. Statoblast tahan terhadap kekeringan, panas, dan dingin. Struktur dan bentuk statoblast dipakai untuk identifikasi genus atau spesies. Bryozoa juga dapat berkembangbiak melalui tunas
g2
Gambar 17. Statoblast dari Phylactolaemata. A. Spinoblast; B. Statoblast ( Hyman, 1995 )

3.3       Sistem Fisiologis
Kebanyakan jenis Bryozoan tinggal di laut, meskipun demikian ada sekitar 50 jenis yang hidup di air tawar. Di dalam habitatnya, bryozoan dapat ditemukan pada semua jenis substrat seperti  butir pasir, batu karang, kulit atau kerang, kayu, dan tumbuhan laut yang lain, kadangkala bryozoa menempal pada pipa dan kapal sehingga menjadi. Beberapa bryozoan bukan hanya menempel pada substrat, tetapi juga membentuk sediment. Beberapa jenis telah ditemukan pada kedalaman 8.200 m, namun kebanyakan bryozoan hidup pada perairan dangkal. Pada umumnya bryozoan bersifat sessile, tetapi ada beberapa bryozoan bisa berpindah. Beberapa jenis ini tidak kolonial.

3.4       Peredaran Darah
            Pada hewan Bryozoa tidak ditemukan sistem peredaran darah yang lazimnya didapati pada mahkluk hidup atau organisme lain.

3.5       Pencernaan Makanan
Proses pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama dengan hewan lain yakni pertama kali makanan yang diambil oleh tentakel lalu dimasukkan ke dalam mulut yang kemudian melewati pharinx, lalu dicerna di dalam lambung kemudian melalui usus. Pada usus tersebut terjadi penyerapan bahan makanan yang sudah dicerna oleh lambung.
Gambar 18. Struktur tubuh bryozoa

3.6       Ekskresi
Pada hewan Bryozoa proses eksresinya sama seperti pada hewan biasanya yakni hasil sisa pencernaan yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan melalui saluran yang disebut anus, pada Bryozoa anus terletak di luar lophopore, sebagaimana telah disebutkan bahwa Bryozoa bisa disebut juga Ectoprocta.

3.7       Sistem Pertahanan Diri
Bryozoa termasuk organisme yang memiliki warna mencolok dan tak memiliki duri (spine) serta tak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga organisme ini rawan terhadap predator. Dalam rangka membebaskan diri dari serangan predator, secara alamiah organisme ini mengembangkan suatu mekanisme pertahanan diri dengan memproduksi senyawa aktif yang membuat predator menjauhinya.
Invertebrata laut yang mempunyai struktur pergerakan fisik lebih terbatas dibanding dengan vertebrata laut, mampu mengembangkan sistem pertahanan diri dengan memproduksi senyawa kimia (chemical defense). Senyawa kimia yang dihasilkan oleh invertebrata laut ini berguna untuk mencegah dan mempertahankan diri dari serangan predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu proses reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultra violet.






BAB IV
MANFAAT DAN KERUGIAN BRYOZOA

4.1       Manfaat Bryozoa Dalam Perikanan
Bryozoa merupakan makanan dari turbelaria, siput, oligochaeta, larva trichoptera
dan ikan kecil. Bryozoa berperan juga sebagai kompetitor ikan.

4.2       Manfaat Bryozoa Dalam Ekologi
            Koloni spesies fosil pada kelas stenolaemata mempunyai zoecia dari kapur padat, sehingga meninggalkan lapisan kapur yang tebal. Hal ini bersifat spesies tersebut turut membantu terjadinya lapisan-lapisanbatu kapur pada terumbu karang, sebagai petunjuk lapisan geologis untuk mempelajari batuan-batuan uji pengeboran untuk mencari minyak. Bryozoa juga sebagai kompetitor ikan.

4.3       Kerugian Bryozoa
            Spesies air tawar , misalnya Paludicella adakalanya tumbuh dalam pipa air minum yang tidak diberi khlor (Cl) sehingga mengganggu aliran air, atau tumbuh pada jaring apung sehingga mengganggu ikan di dalamnya. Sekitar 130 spesies laut hidup sebagai epifit, oleh manusia dianggap sebagai pengganggu, misalnya Bugula (Gambar 4) banyak menempel pada dinding kapal yang terendam air.

BAB V
KESIMPULAN

Bryozoa merupakan hewan lumut yang hidup berkoloni pada air tawar dan laut. Bryozoa hidup menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan jernih. Filum ini terbagi menjadi tiga kelas berdasarkan perbedaan bentuk lophopore, yaitu Phylactolaemata, Gymnolaemata, dan Stenolaemata.
Bryozoa tidak memiliki sistem peredaran darah dan sistem respirasi. Hal ini dikarenakan Bryozoa tidak memiliki organ pernafasan. Sistem reproduksinya dilakukan dengan aseksual (pertunasan dan menghasilkan statoblast) dan seksual (kebanyakan hidup sebagai hermaprodit). Sebagai bentuk pertahanannya, Bryozoa menghasilkan chemical defense atau senyawa kimia. Proses pengambilan makanan pada Bryozoa dengan menggunakan tentakel yang akan dimesukkan ke mulut dan diproses lebih lanjut kemudian dikeluarkan melalui anusnya.
Bryozoa merupakan makanan dari turbelaria, siput, oligochaeta, larva trichoptera dan ikan kecil. Pada jenis-jenis tertentu, Bryozoa berguna sebagai petunjuk lapisan geologis untuk mempelajari batuan-batuan dalam uji pengeboran untuk mencari minyak. Namun Bryozoa juga memiliki kerugian diantaranya menggangu aliran air karena tumbuh di dalam pipa air minum yang tidak diberi khlor, tumbuh pada jaring apung sehingga menggangu ikan yang ada di dalamnya, dan menyebabkan keruasakan pada dinding kapal karena banyak yang menempel pada dinding kapal yang terendam.












DAFTAR PUSTAKA

______. 1998. Bryozoa. Dalam www.google.com. 12 Maret 2011
______. 2007. Avertebrata Air. Dalam www.yahoo.com. 12 Maret 2011
Djarubito, Mukayat.1994. Zoologi Dasar. Erlangga; Jakarta.
Radiopoetra. 1994. Zoologi. Erlangga; Jakarta.
Suwignyo, Sugiarti dkk. 1997. Avertebrata Air Untuk Mahasiswa Perikanan. Fakultas IPB; Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar