Rabu, 09 April 2014



Phylum Annelida
        
Pengertian
            Filum annelida mencakup berbagai jenis cacing yang mempunyai ruas-ruas sejati, seperti nereis, cacing tanah dan lintah annelida berasal dari bahasa latin “annelus” berarti cincin kecil-kecil dan oidos berarti bentuk, karena bentuk cacing seperti sejumlah besar cincin kecil yang diuntai. Terdapat dilaut, air payau, air tawar, dan beberapa di darat.
Ciri khas filum annelida adalah tubuh terbagi menjadi ruas-ruas yang sama sepanjang sumbu anterior posterior. Istilah lain untuk ruas tubuh yang sama adalah potamere, somite atau segmen. Bagian tubuh paling anterior disebut prostomium bukanlah suatu ruas, demikian pula bagian diujung posterior yang disebut pigidium, dimana terdapat anus. Segmentasi pada annelida tidak hanya membagi otot dinding tubuh dada melainkan juga menyekat rongga tubuh atau coelom dengan sekatan yang disebut septum. Tiap septum terdiri atas dua lapisan peritoneum, masing-masing berasal dari ruas dimuka dan dibelakangnya.
Saluran pencernaan lengkap, lebih kurang lurus, memanjang dari mulut di posterior dan anus di posterior. Pencernaan ekstraseluler. Alat ekskresi adalah nephridia, terutama metanephridia yang terdapat sepasang tiap ruas. Peredaran darah tertutup. System syaraf terdiri atas sepasang cerebral ganglia atau otak pada prostomium, saraf penghubung melingkari pharynx, sebuah atau sepasang benang syaraf ventral sepanjang tubuh, yang dilengkapi sebuah ganglion dan sepasang syaraf lateral pada tiap ruas. Di samping itu terdapat alat indera atau sel indera yang berfungsi sebagai alat peraba, perasa, penerima cahaya.


Filum annelida terdiri atas sekitar 75.000 species. Meliputi tiga kelompok besar yaitu, Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae, serta kelompok kecil Aeolocomata dan Branchiobdella.  


Gambar struktur annelida.
Karakteristik Annelida
1        Annelida mempunyai bentuk yang simetris, mempunyai ukuran 1 mm hingga 3 mm. contoh annelida yang paling kecil adalah Neotenotrocha (Dorvilleidae, Eunicida) yang mempunyai ukuran tubuh hanya dalam ukura micron saja.
2        Hampir semua annelida mempunyai rongga fluid filled yang terletak diantara dinding tubuh sebelah luar dan usus, yang dikenal dengan nama coelom. Coelom sering digunakan sebagai penyimpanan gamet dan juga bertindak sebagai tulang rangka hidrostatik yang berguna untuk daya penggerak.


3        Annelida mempunyai suatu badan yang ditutup oleh suatu kulit jangat eksternal yang tidak pernah menumpahkan atau molted yang disebut dinding badan (body wall). Epidermal microvilli mengeluarkan suatu jaringan serabut pada bagian collagenous dan juga berisi scleroprotein. Chaetae merupakan citicular struktur, yang berisi sejumlah chitin besar. Di bawah kulit luar dan pelat tipis yang terletak dilapisan otot lingkat. Lapisan otot yang melingkar membentuk suatu sarung pelindung yang berada di sekitar tubuh, kecuali pada kelas polychaetes dengan parapodia yang tumbuh dengan baik.
4        Parapodia merupakan perluasan dari beberapa bagian tubuh yang tidak bersendi antara lain dinding badan (body wall) yang terdapat pada kelas polychaetes. Sedangkan pada Citella dan Echiura tidak mempunyai parapodia.
5        Annelida mempunyai system saraf yang pada umumnya terletak di kepala.
                 

6        Anelida mempunyai organ sense. Yang terdiri dari 6 macam organ sense utama yang ditemukan dalam anelida, antara lain palps, antene, mata, statocysts, nuchal bagian tubuh dan samping. Pada Polychaeta palps dan antennae terletak di atas kepala.


Filum annelida terbagi menjadi tiga kelas yaitu :
Polychaeta (Cacing berambut banyak)
Polychaeta berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “Poly” yang berarti banyak dan “Chaeta” yang berarti setae, sikat, rambut atau bulu. Polychaeta terutama hidup dilaut tetapi ada juga yang hidup dalam pasir atau mengali batu-batuan di daerah pasang surut, dan telah beradaptasi untuk hidup diair payau dan estuaria. Beberapa juga terdapat di air tawar.Umumnya berukuran pajang 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm.
Pada tiap sisi lateral ruas tubuh Polychaeta kecuali kepala dan bagian ujung posterior biasanya terdapat sepasang parapodi dengan sejumlah besar setae. Parapodia merupakan pelebaran dinding tubuh yang pipih dan biramus, terdiri atas notopodium dan neuropodium, masing-masing disangga oleh sebuah batang khitin yang disebut acicula. Pada notophodium terdapat cirrus dorsal dan pada neuropodium terdapat cirus ventral.
Pada prostomium terdapat mata, antena, dan sepasang palp. Sesudah prostomium terdapat peristomium, yaitu ruas yang ada mulutnya. Kecuali beberapa jenis, peristomium merupakan ruas pertama namun adakalanya gabungan antara dua atau tiga ruas. Biasanya ruas peristomium mengalami modifikasi dengan adanya alat indera seperti peristomial cirri (cirrus peristomium). Prostomium dan peristomium dianggap sebagai kepala Polychaeta.
Gerak Polychaeta disebabkan oleh perpaduan gerak antara parapodia, otot dinding tubuh dan cairan rongga tubuh. Gerak berombak (undulatin) mengakibatkan cacing dapat menjalar dan berenang dengan cepat.
Cara makan Polychaeta bermacam-macam sesuai dengan kebiasaan hidupnya. Ada yang karnivor, herbivore, omnivore , pemakan bangkai dan juga pemakan endapan.
Polychaeta umumnya bernafas dengan insang, tetapi bentuk dan letaknya berbeda-beda, tergantung jenisnya. Meskipun mempunyai insang, pertukaran gas melalui  permukaan tubuh masih terjadi. Pada umumnya insang berkaitan erat dengan parapodia, atau merupakan modifikasi dari sebagain parapodia, misalnya cirrus dorsal. Polychaeta dengan metamerik hampir sempurna, tiap ruas mngandung insang kecuali ujung anterior dan posterior.
System peredaran umumnya tertutup,ada dua pembuluh darah ventral yang sejajar dengan saluran pencernaan. Darah polychaeta biasanya berisi pigmen pernafasan yang larut dalam plasma. Pigmen darah yang umum adalah hemoglobin, tetapi ada juga yang memiliki khlorokruorin yang berwarna hijau.

Alat indera utama adalah mata, “nuchal organ” dan statocyst. Mata terletak pada prostomium, berjumlah sepasang sampai empat pasang. Mata berfungsi sebagai fotoreceptor. Kebanyakan Polychaeta bersifat fototaksisnegatif.
Alat ekskresi pada Polychaeta adalah protonephridia atau metanephridia. Protonephridia pada Polychaeta mempunyai solenocyte. Metanephridium terdiri atas sebuah nephrostome, semacam corong bercilia pada ruas yang berada di anterior, pada ruas berikutnya terdapat segulungan pembuluh ekskresi atau nephridia canal yang terbungkus dalam kantung peritoneum dan nephridioporeatau lubang ekskresi yang bermuara pada pangkal neuropodium. Sisa metabolisme yang dikeluarkan terutama dalam bentuk ammonia.
Reproduksi terjadi baik secara sexual maupun asexual. Reproduksi asexual terjadai dengan cara pertunasan atau pembelahan. Kebanyakan Polychaeta hanya melakukan reproduksi sexual saja dan biasanya dioecious.
Beberapa jenis Polychaeta bersifat hermaphrodit, diantaranya dari famili Sabellidae. Biasanya ruas-ruas abdomen anterior menghasilkan telur dan bagian posterior menghasilkan sperma. Namun ada jenis yang menghaslikan telur dan sperma pada ruas yang sama.
Klasifikasi             
Kelas Polychaeta
Sub-kelas 1. Errantia
Polychaeta dengan farinks (pharynx) yang dapat diulurkan keluar dan dipersenjatai dengan rahan khitin. Kepala jelas. Segmen sama sepanjang tubuh, porapodia dengan cirrus, branchia bila ada tidak terbatas pada ujung depan. Kebanyakan hidup berenang bebas tetapi ada pula yang hidup dalam pembuluh
            Famili 1. Aphroditidae (tikus laut)
            Famili 2. Phyllodocidae
            Famili 3. Polynoidae (cacing sisik)
            Famili 4. Amphinomidae (cacing api)
            Famili 5. Alcyopidae
            Famili 6. Tomopteridae
            Famili 7. Hesionidae
            Famili 8. Syllidae
            Famili 9. Glyceridae
            Famili 10. Eunicidae
            Famili 11. Nereidae
            Famili 12. Histribdellidae
            Famili 13. Ichthyotomidae
            Famili 14. Myzostomidae
                        Sub-kelas 2. Sedentaria
            Polychaeta yang tidak mempunyai pharynx yang dapat diulurkan keluar, rahang atau gigi. Kepala kecil dan kadang-kadang tanpa mata dan tentakel. Parapodia pada tubuh bagian belakang kurang menyolok dan biasanya tanpa cirri (cirus). Branchia bila ada terbatas pada ujung anterior.
                        Famili 1. Spionidae
                        Famili 2. Cirratulidae
                        Famili 3. Capitellidae
                        Famili 4. Arenicolidae
                        Famili 5. Sabellariidae
                        Famili 6. Terebellidae
                        Famili 7. Sabellidae
                        Famili 8. Serpulidae
                        Sub-kelas 3. Achiaennelida
            Tubuhnya silindris, sempit memanjang dan sederhana panjang antara 1 - 10 mm. Prostomium kecil, peristonium besar. Tidak mempunyai parapodia dan setae, tetapi prostonium mempunyai sepasang tentakel.Kelain bersatu atau terpisah
                        Famili 1. Nerilliadae
                        Famili 2. Polygordiidae
                        Famili 3. Dinophilidae

Olygochaeta
Olygochaeta yang terkenal adalah cacing tanah dan tubifex. Berbeda dengan polychaeta, bentuk tubuh olygochaeta tidak banyak variasinya. Terdapat lebih dari 3.100 species yang kebanyakan terdapat di air tawar, beberapa di laut, air payau, dan darat. Jenis akuatik umumnya terdapat pada daerah dangkal yang kurang dari 1 m, beberapa membuat lubang pada Lumpur, atau sebagai aufwuchs pada tumbuhan air yang tenggelam, ada pula yang menbuat selubung menetap atau yang dapat dibawa-bawa. Kebanyakan species laut merupakan fauna interstisial, hidup dalam lubang, dibawah batu atau pada rumput laut. Semua jenis darat hidup dalam lubang ditanah lembab. Melimpahnya jenis olygochaeta dapat dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran organic diperairan.
Berasal dari bahasa Yunani oligos yang berarti sedikit dan chaete yang berarti duri. Berdasarkan fungsi dan lingkungannya dibagi menjadi 2 tipe, yaitu microdrile dan megadrile. Microdrile merupakan species akuatik berukuran 1-30 mm, dinding tubuh tipis, agak transparan. Megadrile merupakan species darat, dinding tubuh tebal, umumnya panjang antara 5-30 cm, bahkan megascolides di Australia dapat nencapai 3 m.
Umumnya oligochaeta mendapatkan makanan dengan cara menelan substrat seperti halnya cacing tanah, dimana bahan organic melalui saluran pencernaan akan dicerna, kemudian sisa tanah beserta sisa pencernaan dibuang melalui anus. Adakalanya makanan itu terdiri dari ganggang filamen, diatom atau detritus. Genus Chaetogaster merupakan satu-satunya Oligochaeta yang karnivor dan memakan Crustacea kecil, rotifera serta avertebrata kecil lain.
Hampir semua Oligochaeta bernafas dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Hanya beberapa jenis akuatik mempunyai insang, misalnya Dero dan Branchiura. Banyak jenis akuatik yang dapat hidup pada perairan dengan kadar oksigen rendah, bahkan beberapa jenis dapat bertahan hidup tanpa oksigen untuk jangka waktu pendek. Tubifex biasa mengeluarkan bagian posteriornya dari tabung guna mendapatkan oksigen lebih banyak, apabila kandungan oksigen dalam air sangat rendah.


                Gambar Metranefridia pada cacing tanah


                Gambar a. Struktur tubuh cacing tanah
                              b. Potongan melintang tubuh
                              c. Bagian system pencernaan didekat kepala
Terbagi menjadai beberapa ordo yaitu :
1         Ordo Lumbriculida
2         Ordo Moniligastrida
3         Haplotaksida

Contoh
1        Cacing Tanah Asia (Pheretima posthurna)
2        Cacing Tanah Eropa (Lumbricus Terrestris)
3        Cacing Hutan (Perichaeta)
4        Cacing Air (Tubifex)
                Sub Ordo1. Haplotaksida
                Sub ordo 2. Tubificina
                        Famili 1. Tubificina
                        Famili 2. Naididae
                        Famili 3. Phreodrilidae
                Sub Ordo 3. Lumbricina
                        Famili 1. Lumbricidae
                        Famili 2. Megascolides
                        Famili 3. Eudrilida

Hirudinae
      Biasa disebut lintah. Terdapat di laut, air tawar dan darat. Lintah mempunyai 2buah alat penghisap, anterior dan posterior, sehingga dapat menempel dengan erat pada kedua ujungnya. Lintah tidak mempunyai parapodia maupun setae, tetapi mempunyai cliteum yang menghasilkan kokon.
      Secara anatomis bentuk semua jenis lintah, sekitar 500 spesies dapat dikatakan sama, pipih dorso-ventral, dan ujung anterior biasanya meruncing, alat penghisap anterior biasanya lebih kecil darialat penghisap posterior, dan biasanya mengelilingi mulu.
      Jumlah ruas sejati pada semua jenis lintah selalu 34 buah, tetapi dengan adanya annuli atau ruas semu eksternal mengaburkan bentuk dan jumlah ruas yang asli. Annuli di gunakan sebagai identifikasi karena jumlahnya tidak sama pada setiap spesies.
      Tubuh lintah dapat dibagi menjadi beberapa bagian : kepala terdiri dari prostomium, preclitellum, clitellum atau badan, ana, dan alat penghisap posterior. Semuanya itu terbagi dalam ruas-ruas dari ruas I-XXXIV. Jumlah ruas pada bagian-bagian tubuh tersebut bervariasi pada spesies yang berbeda.
      Pada kelas Hirudinea insang hanya dijumpai pada jenis Piscicolidae, pada jenis lainnya pertukaran gas melalui permukaan tubuh. Pigmen pernapasan, hemoglobin hanya terdapat pada jenis Gnathobdellida dan Pharyngobdelliada. Pada jenis lain tidak mempunyai pigmen pernapasan, sehingga darahnya tidak berwarna.
Saluran pencernaan lengkap. Mulut berhubungan dengan rongga mulut ruang luas, yamg dilengkapi alat pencerna. Ada 2 alat pencerna yaitu belalai pada jenis Rhynchobdellida dan faring berotot yang dilengkapi rahang bergerigi pada jenis Gnathobdellida dan Pharyngobdellida.
      Alat pencernaan seterusnya untuk semua jenis lintah dapat dikatakan sama, yaitu esophagus yang pendek, perut yang panjang disertai sepasang pelebaran peryt (gastric caeca) atau lebih. Usus pada jenis Rhynchobdellida dilengkapi 4 pasang pelebaran usus (intestinal caeca), sedangkan pada jenis lain berbentuk tabung sederhana.
      Alat ekskresi lintah terdiri atas 10-17 pasang nephridia, 1 pasang tiap ruas. Zat pembuangan yang utama adalah ammonia.
      Alat indera khusus pada lintah adalah pan papilia. Mata terletak di bagian anterior dorsal, jumlah dan letaknya bervariasi tergantung spesiesnya.
      Reproduksi pada lintah selalu seksual, dan tidak melakukan regenerasi pada bagian tubuh yang hilang. Semua lintah hermaphrodit. Telur dikeluarkan dua hari atau beberapa bulan setelah perkawinan dimana terjadi pertukaran sperma.


                Gambar struktur tubuh lintah
Klasifikasi kelas Hirudinae.
Seperti halnya Olygochaeta, Hirudinae juga ada yang mengelompokannya menjadi Sub kelas Annelida.
Sub kelas Hirudinae
                Ordo 1. Ancanthobdellida
                Ordo 2. Rhynchobdellida
                     Famili 1. Glossiphonidae
                     Famili 2. Piscicicolidae
                Ordo 3. Gnathobdellida
                     Famili 1. Hirudinidae
                     Famili 2. Piscicolidae
                Ordo 4. Pharyngobdellida
                     Famili 1. Erpobdellidae


Peranan bagi dunia perikanan
1         Sebagai pakan ikan hias contohnya dalah cacing Tubificid
2         Cacing aquatik biasanya merupakan inang perantara bagi parasit ikan, misalnya Aulophorus furcatus dan Dero limosa, keduanaya merupakan inang perantara bagi cacing pita, Lytocestus parvulus yang menjadi parasit pada anak ikan lele dumbo.
3         Pakan alami bagi udang windu, contohnya Polychaeta
4         Dapat sebagai biomonitoring lingkungan perairan laut untuk mengetahui kualitas dan menjadi indicator populasi dan material beracun


Daftar Pustaka
Jasin, M. 1984. Sinar Wijaya: Surabaya.
Parbohusoda, R.B. 1977. Diktat Kuliah Taxonomi Avertebrata. Unsoed: Purwokerto.
Suwignyo, S. dkk. 2005. Avertebrata Air. Penebaran Swadaya: Jakarta.
http://www.google.com/annelida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar