Sabtu, 29 November 2014

memperbanyak mengingat mati



Assalaamu'alaikum wr.wb
"Muhasabah diri"
Andaikan kita diberitahu kapan kita akan mati? tentu sudah terlalu banyak orang2 yg bertobat, dan berlomba2 semuanya untuk beribadah, namun itu bukanlah sesuatu yang adil, andaikan kita diijinkan untuk merasakan bagaimana rasanya mengalami siksa kubur?  tentu tiada lagi orang yang berbuat maksiat, namun ini pun bukanlah sesuatu yg adil, bukan kah Allah telah mengabulkan permintaan iblis  untuk diberi umur panjang sampai tiba hari kiamat, untuk menjerumuskan manusia berbuat maksiat sampai tiba hari kiamat? karena dahulunya iblis pun beriman kepada Allah swt, namun karena sifat angkuh dan sombong yg dimiliki iblis karena tidak mau bersujud (memberi penghormatan) kepada Nabi Adam, yg akhirnya iblis diusir dari surga dan mendapat laknat dari Allah swt, bisa kita cermati betapa adilnya Allah swt,  dan andaikan manusia yg lain diberikan kesempatan untuk merasakan sakitnya sakaratul maut orang yang sedang mengalami sakaratul maut, tentu ia akan sedikit tertawa dan banyak menangis, padahal Nabi pernah mengingatkan bahwa sakitnya sakaratul maut adalah 300x sabetan/tusukan pedang,  pernahkah kita berpikir tentang kehidupan setelah mati?, ah rasanya otak ini masih sangat terbatas dan tidak akan mampu memikirkan bagaimana kehidupan di akhirat kelak, pernahkah kita terpikir bagaimana orang2 yg ada didalam kubur, jika orang tersebut ahli maksiat, sangat ngeri tentunya jika kita sanggup membayangkan,namun kita tidak akan pernah sanggup untuk membayangkan, tatkala tubuhnya dihimpit oleh liang kubur sehingga tulang2 rusuknya remuk dan hancur, tatkala seluruh tubuhnya di pukul oleh gada besi yang sangat panas oleh malaikat karena tidak mampu menjawab pertanyaan, tatkala tubuhnya dimakan oleh berbagai macam jenis hewan2  didalam tanah, setiap hari mereka diperlihatkan neraka, bahkan jika kita diijinkan oleh Allah swt untuk mendengar tangisan orang2 yg disiksa di dalam kubur, saya tidak bisa membayangkan apa yg akan terjadi dengan kita, mereka semua ingin kembali hidup didunia hanya untuk beribadah terus menerus kepada Tuhannya, namun apa daya penyesalan yg tiada artinya, namun itu hanyalah sedikit gambaran, bisa saja salah, Wallahualam, hanya Allah yang tahu, saudara2ku orientasi kehidupan orang beriman adalah akhirat, bukan dunia, oleh karena y ada seorang ulama yg berkata bahwa letakkan lah kehidupan dunia HANYA ditanganmu, dan letakkan lah kehidupan akhirat dihatimu, bukankah dalam Al-quran surat Al-baqarah ayat 183 Allah pun memerintahkan kepada orang2 yang BERIMAN bukan orang2 ISLAM, untuk berpuasa agar kalian menjadi orang yg bertaqwa, bedakan antara orang yg beriman dengan orang islam, orang yg islam belum tentu dia beriman, namun orang yang beriman sudah pasti dia islam, kecuali di zaman sebelum Nabi karena belum ada agama islam waktu itu, yg ada hanya agama tauhid, Wallahualam, hanya Allah yang tahu, saudara2ku hendaknya menjadi renungan untuk kita semua, mumpung ruh dan jasad kita masih bersatu, mumpung umur kita masih ada, mumpung malaikat izrail belum menjemput kita, sudah sepatutnya kita berusaha untuk memerangi setan, hawa nafsu, perbanyak istighfar dll, di bulan puasa ini bahkan tidak sedikit orang2 yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan haus saja, dia tidak mendapatkan pahala dan ini lah puasanya orang2 awam/orang2 biasa, tingkatan puasa ada 3 yaitu, puasa awam, puasa khusus dan puasa sangat/super khusus...berusahalah dengan ikhlas untuk mencapai derajat pahala puasa sangat khusus yg biasa dilakukan oleh para Nabi dan Rasul dan ORANG-ORANG TERTENTU.

Wassalaamualaikum wr.wb.

Purwokerto, 4 juli 2014
Dede Kiki Baehaki

HIDUP HANYA SEBENTAR

Tugas ekologi perairan



ACARA III
            PENGARUH PREDATOR TERHADAP SEBARAN KERANG TOTOK (Pelemysoda erosa)





logo unsoed 3.png
 






     Oleh :
Nama          : Dede Kiki Baehaki
NIM             : H1K013032
Kelompok  : 3
Asisten         : Yusuf Khaidir




JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

I.                   PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan suatu komunitas pada pantai tropis dan sub tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur, ekosistem ini ditandai dengan tingginya keanekaragaman baik fauna atau flora yang saling bersimbiosis (Bengen, 2002).
Pelemisoda erosa (Bivalvia) dikenal oleh masyarakat Segara Anakan Cilacap, sebagai kerang totok yang hidup di hutan mangrove. Kerang ini merupakan salah satu jenis kerang yang terdapat di perairan laut Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan (Hartati dkk., 2005). Kerang ini hidup dengan cara bersimbiosis dengan lingkungan yang berlumpur.
Pelemysoda erosa seperti halnya hewan dari kelas Bivalvia lainnya mempunyai kemampuan hidup di daerah intertidal karena memiliki kemampuan untuk mencegah kehilangan air. Kerang akan menutup rapat cangkangnya yang kedap air, sehingga air tidak keluar dari tubuhnya Muslih (2006). Kerang ini juga mempunyai kemampuan untuk membenamkan diri ke dalam substrat sebagai upaya mengindarkan diri dari predator dan untuk mencari tempat yang lebih lembab.
Berikut adalah sistematika dari kerang totok (Polymesoda coaxan), menurut Jueg, U. & Zettler, M.L. (2004).

Kingdom  : Animalia
Phylum       : Mollusca
   Kelas          : Bivalvia
        Ordo           : Veneroidea
                Famili         : Corbiculidae
                  Genus           : Pelemysoda      
Spesies          : Pelemysoda erosa          
1.2       Tujuan
Mengetahui pengaruh predator pada sebaran kerang totok (Pelemysoda erosa)

















II.                MATERI DAN METODE

1.12.1       Materi


2.1.1      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah plastik, label dan jangka sorong
2.1.2    Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Kerang Totok (Pelemysoda erosa)

1.22.2       Metode


2.2.1    Cara Kerja
Kerang totok dikumpulkan dari tempat yang banyak ditumbuhi tumbuhan mangrove dan dari tempat yang terbuka, lalu spesimen tersebut dimasukkan dalam plastik dan diberi label, setelah sampling selesai, dilakukan pengukuran lebar cangkang menggunakan jangka sorong, setelah selesai pengukuran, cangkang kerang tersebut dipecah dan tebal cangkang tersebut diukur bagian tengahnya dengan menggunakan jangka sorong serta data dimasukkan dalam tabel.





III.             HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1       Hasil
3.1.1        Data Kerang Totok Terbuka
TEMPAT TERBUKA
No
Lebar (cm)
Tebal (cm)
Tebal/Lebar (cm)
1
4.66
0.43
0.09
2
5.10
0.27
0.05
3
6.40
0.12
0.02
4
7.70
0.22
0.03
5
6.53
0.24
0.04
6
4.72
0.16
0.03
7
5.76
0.33
0.06
8
3.90
0.25
0.06
9
5.89
0.24
0.04
10
4.45
0.15
0.03
11
5.83
0.13
0.02
12
4.35
0.14
0.03
13
5.36
0.12
0.02
14
4.22
0.12
0.03
15
5.85
0.35
0.06
16
3.46
0.15
0.04
17
2.57
0.72
0.28
18
3.45
0.11
0.03
19
4.48
0.11
0.02
20
5.72
0.13
0.02
21
5.44
0.14
0.03
22
5.61
0.29
0.05
23
5.72
0.16
0.03
24
6.58
0.20
0.03
25
4.43
0.10
0.02
26
6.15
0.50
0.08
27
6.35
0.60
0.09
28
5.41
0.10
0.02
29
5.31
0.10
0.02
30
6.29
0.40
0.06
3.1.2        Data Kerang Totok Tertutup
TEMPAT TERTUTUP
No
Lebar (cm)
Tebal (cm)
Tebal/Lebar (cm)
1
4.19
0.43
0.10
2
5.14
0.21
0.04
3
5.12
0.21
0.04
4
6.42
0.33
0.05
5
5.28
0.12
0.02
6
4.23
0.13
0.03
7
5.14
0.24
0.05
8
4.36
0.17
0.04
9
5.86
0.12
0.02
10
4.22
0.14
0.03
11
6.17
0.14
0.02
12
4.38
0.34
0.08
13
4.86
0.11
0.02
14
5.16
0.78
0.15
15
4.12
0.13
0.03
16
4.18
0.16
0.04
17
4.28
0.12
0.03
18
5.52
0.15
0.03
19
5.14
0.17
0.03
20
5.12
0.17
0.03
21
4.19
0.13
0.03
22
4.17
0.11
0.03
23
9.03
0.27
0.03
24
8.44
0.23
0.03
25
7.20
0.21
0.03
26
7.20
0.18
0.03
27
6.90
0.11
0.02
28
6.62
0.44
0.07
29
6.65
0.18
0.03
30
6.66
0.13
0.02
                                                                                                 

3.1.3        Diagram lebar kerang totok tempat terbuka
3.1.4    Diagram lebar kerang totok tempat tertutup
3.1.5  Tabel Uji T lebar antara kerang totok dari tempat terbuka vs tempat tertutup
Paired Samples Statistics


Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1
Lebar_terbuka
5.2563
30
1.10990
.20264
Lebar_tertutup
5.5317
30
1.33333
.24343


Paired Samples Correlations


N
Correlation
Sig.
Pair 1
Lebar_terbuka & Lebar_tertutup
30
.470
.009


Paired Samples Test


Paired Differences
t
df
Sig. (2-tailed)


Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference


Lower
Upper
Pair 1
Lebar_terbuka - Lebar_tertutup
-.27533
1.27265
.23235
-.75055
.19988
-1.185
29
.246

Asumsi :
Ho : jika terdapat perbedaan antara lebar kerang dari tempat terbuka dan tempat       tertutup
Hi : jika tidak terdapat perbedaan antara lebar kerang dari tempat terbuka dan tempat tertutup
T tabel : 1,699
T hitung : -1,185
-1,185 < 1,699
T hitung < T tabel
Ho : diterima





3.1.6   Tabel Uji T Tebal/Lebar kerang totok dari tempat terbuka vs tempat       tertutup
Paired Samples Statistics


Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1
Tebal_per_Lebar_tempat_terbuka
.0447
30
.04960
.00906
Tebal_per_Lebar_tempat_tertutup
.0350
30
.02862
.00522

Paired Samples Correlations


N
Correlation
Sig.
Pair 1
Tebal_per_Lebar_tempat_terbuka & Tebal_per_Lebar_tempat_tertutup
30
-.100
.601

Paired Samples Test


Paired Differences
t
df
Sig. (2-tailed)


Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference


Lower
Upper
Pair 1
Tebal_per_Lebar_tempat_terbuka - Tebal_per_Lebar_tempat_tertutup
.00967
.05968
.01090
-.01262
.03195
.887
29
.382

Asumsi :
Ho : Jika terdapat perbedaan antara Tebal/Lebar dari tempat terbuka dan tempat tertutup
Hi : Jika tidak terdapat perbedaan antara Tebal/Lebar dari tempat terbuka dan tempat tertutup
T Tabel : 1,699                        0,887 < 1,699
T Hitung : 0,887                       Ho : diterima
3.2              Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata lebar cangkang kerang totok pada tempat terbuka yaitu 5,2563 dan di tempat tertutup yaitu 5,5317. Hal ini menunjukkan bahwa kerang totok yang terdapat pada tempat terbuka lebih kecil daripada tempat tertutup. Rata-rata tebal/lebar kerang totok pada tempat terbuka adalah 0.447 dan pada tempat tertutup adalah 0,350. Hasil dari Uji T test antara lebar kerang totok tempat terbuka dan tertutup adalah -1.185. Hasil dari Uji T test kurang dari nilai T tabel mengindikasikan bahwa ada hubungan adanya perbedaan lebar kerang totok di tempat terbuka dan di tempat tertutup. Hasil dari Uji T test antara tebal/lebar kerang totok tempat terbuka dengan di tempat tertutup adalah 0,887. Hal ini juga mengindikasikan adanya hubungan perbedaan tebal/lebar pada kerang totok di tempat terbuka dan di tempat tertutup. Dari data sampel di atas dapat diketahui bahwa kerang totok (Pelemysoda erosa) yang berada pada tempat terbuka memiliki cangkang yang lebih tebal dan lebih lebar dibandingkan dengan kerang totok (Pelemysoda erosa) pada tempat tertutup. Perbedaan tebal cangkang dan lebar cangkang ini dapat diasumsikan sebagai adaptasi morfologi kerang totok dalam menghadapi adanya predasi. Menurut Wood dan Bain (1995), bahwa terdapat hubungan antara morfologi suatu organisme dengan habitatnya, hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya salah satu bagian morfologis.






IV.             KESIMPULAN DAN SARAN
4.1         Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kerang totok (Polymesoda erosa) yang hidup di tempat terbuka memiliki cangkang yang lebih tebal dan lebih besar dibandingkan dengan kerang totok yang hidup di tempat tertutup. serta terdapat perbedaan lebar dan tebal/lebar antara kerang totok dari tempat terbuka dengan di tempat tertutup. Hal tersebut dapat diartikan sebagai salah satu upaya menghndarkan diri dari predator.
4.2    Saran
Sebaiknya praktikkan bisa lebih teliti dan cermat lagi dalam mengukur lebar dan tebal cangkang kerang totok.














DAFTAR PUSTAKA
Bengen D.G. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Indonesia
Hartati, R.I Widowato, dan Y. Ristiadi. 2005. Histologi Gonad Kerang Totok (Polymesoda erosa) dari Laguna Segara Anakan Cilacap. Ilmu Kelautan, Vol. 10 (3): 119-125
Jueg, U. & Zettler, M.L. (2004). Die Mollusca en fauna der Elbe in Mecklenburg-Vorpommern mit Erstnachweis der Grobgerippten Körbchenmuschel Corbicula fluminea (O. F. Müller 1756). Mitteilungen der NGM 4(1):85-89.
Muslih. 2006. Biologi Kerang Totok (Donax sp.). Jurusan Perikanan dan Kelautan FST Unsoed. http://www.musida.web.id/content/indonesia/biologi-donax.
Wood, B.M., and M.B..Bain. 1995. Morphology and Microhabitat Use in Stream Fish. Can. J. Fish. Aquat. Sci. 52:1487-1498