Selasa, 25 November 2014

DINAMIKA KELOMPOK TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT



Rounded Rectangle: Dede Kiki Baehaki
H1K013032
Ilmu Kelautan

 

ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
1.      Tujuan Kelompok
Menurut Mardikanto dalam Andarwati et al. (2012) tujuan kelompok merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, baik berupa suatu obyek atau keadaan serta keinginan-keinginan lain yang diinginkan dan dapat memuaskan semua anggota kelompok yang bersangkutan. Adanya kejelasan tujuan kelompok akan sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan anggota kelompok, sebab kejelasan tujuan akan memotivasi angota untuk terus berusaha mencapai tujuan. Apabila anggota kelompok tidak mengetahui tujuan kelompoknya, maka selama ikut dalam kelompok mereka tidak tahu arah tujuan kelompok dan berakibat kelompok menjadi pasif dan tidak produktif (Andarwati, 2012).
Partai Keadilan Sejahtera mempunyai suatu tujuan yang ingin di capai berupa cita-cita, dan harapan yang harus diperjuangkan sebagai fondasi untuk memberikan yang terbaik untuk Negara Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera adalah Partai Dakwah yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang diridhoi Allah SWT, dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Ini berarti bahwa Partai Keadilan Sejahtera mempunyai salah satu dinamika kelompok yang terkandung didalamnya yaitu tentang tujuan kelompok dalam suatu badan organisasi.
Tingkat kedinamisan kelompok berdasarkan pendekatan sosiologis tergantung beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah tujuan kelompok Tujuan kelompok, yaitu apa yang ingin dicapai oleh kelompok, dilihat kaitannya dengan tujuan-tujuan individu (anggota). Tujuan yang tidak jelas dan tidak formal dinyatakan, sering menyebabkan kekaburan bagi anggota dan tidak memotivasi anggota untuk bergelut dalam kegiatannya konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dalam mempelajari organisasi. Tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. (Djoni dkk dalam Diniyati, 2012).
2.   Jenjang Sosial
Jenjang sosial atau dapat dikatakan sebagai struktur kelompok merupakan suatu pola yang teratur tentang bentuk tata hubungan antara individu-individu kelompok yangsekaligus menggabarkan kedudukan dan peran masing-masing dalam upaya pencapaian kelompok. Ketidakjelasan mengenai struktur kelompok akan berpengaruh terhadap ketidak jelasan kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kekuasaan masing-masing anggota, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak mungkin dapat berlangsung secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan kelompok. Pada unsur ini terdapat tiga kategori pengukuran yaitu struktur kekuasaan/pengambilan keputusan, struktur tugas/pembagian tugas dan struktur komunikasi (Andarwati et al., 2012).
Menurut Huraeurah dan Purwanto (2006) struktur kelompok sebagai suatu pola interaksi, komunikasi dan hubungan-hubungan antara anggota kelompok. Struktur kelompok ada yang bersifat formal dan ada pula yang bersifat informal. Jika suatu struktur kelompok telah menjadi kuat, biasanya sulit untuk mengadakan perubahan terhadap struktur kelompok tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan struktur kelompok yaitu jika tujuan perubahan tersebut tidak dikemukakan secara jelas, berorientasi pada kepentingan pribadi, dilakukan secara mendadak, kurang bermanfaat, unsur pimpinan tidak diikutsertakan dalam perubahan, serta jika kelompok telah merasa puas terhadap kondisi yang dimiliki sekarang ini. Menurut Kusai, dkk (2013) struktur kelompok merupakan hubungan individu dan kelompok yang disesuaikan dengan posisi dan peran masing-masing anggota.
Partai Keadilan Sejahtera mempunyai jenjang sosial sebagai struktur organisasi untuk mengetahui para kader-kader yang telah masuk dalam organisasi Partai Keadilan Sejahtera, jenjang sosial dari Partai Keadilan Sejahtera berupa adanya Majelis Syuro, Majelis Pertimbangan Partai, Dewan Syari'ah Pusat, Dewan Pimpinan Pusat dan Lembaga Kelengkapan Partai yang berasal dari AD-ART Partai Keadilan Sejahtera.
3. Peran Kedudukan
Peranan kedudukan, yaitu hierarki hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh komponen kelompok karena menempati posisi tertentu dalam kelompok. Setiap kedudukan memiliki seperangkat peranan yang harus dilaksanakan oleh orang yang bersangkutan. Contohnya, ketua kelompok dapat dipandang sebagai agen primer untuk efektifnya kelompok, karena peran strategisnya dalam mempengaruhi atau menggerakkan anggota-anggota di kelompoknya untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok maupun dari anggota-anggotanya. Ada empat indikator penting dalam melihat berjalannya kepemimpinan dari ketua kelompok, yaitu dilihat dari segi: (1) kekuatan keahlian, (2) kekuatan rujukan, (3) pembawa aspirasi, dan (4) menjadi patner ager pembaharu (Yunasaf, 2005).
Disini peranan kedudukan seorang pemimpin yaitu berperan untuk membangkitkan kesadaran tersebut, melalui perannya sebagai guru yang kreatif, yang mana tugasnya adalah menciptakan peluang agar pengikutnya melakukan suatu tugas, terlibat dalam pemecahan masalah mengajukan gagasan untuk terobosan, mencoba dengan cara baru, dan mempunyai gagasan tentang bagaimana menghadapi ancaman. Memberikan keleluasaan untuk berbeda pendapat mengandung risiko meruncingnya perbedaan yang dapat berakhir pada konflik yang tidak dapat terselesaikan. Oleh sebab itu diperlukan pula sikap pemimpin untuk mampu mengelola konflik yang terjadi di antara anggota kelompok, dan membangun kerjasama dalam tim (Yukl, 2006).
Partai Keadilan Sejahtera juga mempunyai peranan kedudukan yang sangat penting dan dinamis yaitu sebagai Pusat Partai Berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia, sebagai Pusat partai dapat dipindahkan dalam kondisi tertentu atas keputusan Majelis Syuro, sebagai Partai dapat membuka cabang-cabang di seluruh wilayah hukum negara Republik Indonesia dan perwakilan di luar negeri bagi Warga Negara Indonesia. yang didalamnya terkandung unsur-unsur dinamika kelompok dan berasal dari AD-ART PKS.
4.    Kekuasaan
Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 6 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven yaitu : Kekuasaan balas jasa, didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain, Kekuasaan paksaan, didasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan, Kekuasaan sah, diperoleh berdasarkan hukum atau aturan tertentu, Kekuasaan keahlian, didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan, Kekuasaan panutan yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi Kekuasaan Pengendalian Informasi, berasal dari pengetahuan yang tidak dimiliki orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan (Irawati, 2004).
Partai Keadilan Sejahtera mempunyai suatu sistem kekuasaan atau lembaga tertinggi dimana lembaga tertinggi yang dimaksud dimulai dari Ketua Majelis Syuro yang bertugas menyusun Visi dan Misi Partai, ketetapan-ketetapan dan rekomendasi Musyawarah Nasional, dan memilih Pimpinan Pusat Partai serta keputusan-keputusan strategis lainnya.Ketua Majelis Pertimbangan Partai sebagai lembaga pelaksana harian tugas-tugas Majelis Syuro, dalam hal mengawasi jalannya partai agar sesuai dengan tujuan-tujuan Partai, Ketetapan-Ketetapan yang telah dikeluarkan oleh Majelis Syuro dan Musyawarah Nasional.  Dan Ketua Dewan Syari’ah Pusat yang bertugas merumuskan landasan syar'i terhadap partai dalam melaksanakan aktifitasnya dan memberikan jawaban syar'i terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi partai dan anggotanya serta masyarakat. Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian (Wahid, 2008).
5.  Kepercayaan
Rasa saling percaya merupakan suatu kondisi yang di dalamnya mengandung isi moralistik, seperti kejujuran, atau konsistensi antara apa yang dikatakan oleh seseorang dengan apa yang dilakukannya, kesungguhan dan tanggung jawab yang dapat diandalkan, niat baik, dan tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Dalam hubungan saling percaya, masing-masing pihak yakin bahwa segala suatu tindakan untuk mencapai tujuan bersama sangat diyakini akan disambut dukungan dari rekan sekelompoknya. Orang yakin akan niat baik dari rekannya, percaya terhadap kemampuan rekannya untuk melakukan tugas dengan segala kemampuan yang dimilikinya, dan dapat diandalkan (Geller dalam Sulasmi, 2006).
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya atau merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai, psikologis yangmerupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan lebih mudah untuk tumbuh di antara orang-orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, sehingga lebih muda untuk mengubah kepercayaan individu daripada mengubah kepercayaan suatu kelompok (Wijayanto, 2013).
 Partai Keadilan Sejahtera mempunyai sistem kepercayaan untuk mengatur struktur organisasinya salah satunya dengan menggunakan Sistem Musyawarah dan Musyawarah Nasional, Musyawarah adalah forum pengambilan kebijakan yang diselenggarakan oleh semua elemen struktural Partai Keadilan Sejahtera. Jenis dan jenjang musyawarah diatur dengan ketentuan tersendiri yang ditetapkan oleh Majelis Syuro sedangkan Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi Partai Keadilan Sejahtera yang diselenggarakan oleh Majelis Syuro.
6.  Sanksi
Sanksi merupakan sistem penghargaan atau hukuman terhadap perilaku kelompok atau anggota kelompok. Aspek persaingan untuk maju harus terus dimotivasi. Sebaiknya, penghargaan untuk anggota perlu diberikan dan ditingkatkan, begitu pula dengan adanya sanksi dan hukuman yang tegas dan jelas wajib diberlakukan sehingga kelompok dapat berjalan dengan baik (Andarwati t al., 2012).
Sanksi adalah himpunan petunjuk yang digunakan dalam suatu organisasi yang mengatur tata tertib dalam suatu dinamika kelompok yang seharusnya ditaati oleh anggota dinamika kelompok tersebut dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak wewenang (ketua). Disisi lain sanksi berfungsi sebagai alat daripada penguasa yang dapat memberi atau memaksakan sanksi terhadap pelanggar hukum karena penegakan hukum jika terjadi pelanggaran monopoli penguasa (Muladi, 2005).
Mengembangkan konsep Idiosyncrasy credits ini untuk menjelaskan reaksi positif kelompok terhadap minoritas yang mana mendahului ketidaksepakatan pendapat dengan konformitas. Penghargaan atau credits terakumulasikan oleh interaksi anggota itu sendiri yang secara tipikal adalah anggota yang berkontribusi kepada progress dari sebuah pencapaian tujuan kelompok. tidak adanya pencapaian penghargaan atau credits  yang tinggi terlebih dahulu sebelum orang yang tidak setuju tersebut menghadapi mayoritas, maka opini minoritas tersebut bisa jadi akan menjadi bulan-bulanan kaum mayoritas (Budiarto, 2005).
PKS mempunyai sanksi yang diberikan kepada semua kader pengurus yang terbukti telah melakukan tindak pelanggaran yang diatur dalam AD-ART, Sanksinya yaitu Setiap perbuatan anggota yang menodai citra partai atau bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran dan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga partai adalah pelanggaran yang harus dikenakan sanksi hukum dan klasifikasi pelanggaran berikut hukuman dan cara pelaksanaannya, diatur oleh ketentuan Dewan Syari’ah yang ditetapkan oleh Majelis Syuro.
7.    Norma
Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Kadang-kadang norma oelh para sosiolog disebut juga dengan ‘hukum’ (law) ataupun ‘aturan’ (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma procedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan, apakah melalui suara mayoritas ataukah dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dari norma tugas memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan (Effendi, 2007).
Peran sikap dan norma subyektif dalam menentukan niat berperilaku dan akhirnya menentukan perilaku dijelaskan oleh teori sikap yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (Schiffman dan Kanuk, 2007). Hasil penelitian Sigit (2006) menunjukkan bahwa sikap dan norma subyektif secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap niat beli. Albari dan Liriswati (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa secara umum faktor evaluasi lebih dominan berpengaruh positif terhadap sikap konsumen dibandingkan dengan keyakinan konsumen. Pengaruh positif dari keyakinan normatif konsumen dan atau motivasi untuk mengikuti referen terhadap norma subyektif menunjukkan hasil yang berbeda-beda, dan tidak ada pengaruh positif sikap dan norma subyektif terhadap minat konsumen untuk membeli.
 Norma subyektif dapat diukur secara langsung dengan menilai perasaan konsumen/seseorang tentang seberapa relevan orang lain yang menjadi panutannya, seperti keluarga, teman sekelas, teman sekerja, ahli, atau selebriti pendamping (celebrity endorser), akan menyetujui atau tidak menyetujui tindakan tertentu yang dilakukannya (Suprapti, 2010).
8.    Perasaan
Perasaan dan emosi pada dasarnya merupakan dua konsep yang berbeda tetapi tidak bisa dilepaskan. Perasaan selalu saja menyertai dan menjadi bagian dari emosi. Perasaan (feeling) merupakan pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh rangsangan dari eksternal maupun internal (keadaan jasmaniah) yang cenderung lebih bersifat wajar dan sederhana. Demikian pula, emosi sebagai keadaan yang terangsang dari organisme namun sifatnya lebih intens dan mendalam dari perasaan. Perasaan menunjukkan suasana batin yang lebih tenang, tersembunyi dan tertutup ibarat riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy sedangkan emosi menggambarkan suasana batin yang lebih dinamis, bergejolak, dan terbuka, ibarat air yang bergolak atau angin topan, karena menyangkut ekspresi-ekspresi jasmaniah yang bisa diamati  (Nana, 2005).
Perasaan dan emosi seseorang bersifat subyektif dan temporer yang muncul dari suatu kebiasaan yang diperoleh selama masa perkembangannya melalui pengalaman dari orang-orang dan lingkungannya. Perasaan dan emosi seseorang membentuk suatu garis kontinum yang bergerak dari ujung yang yang paling postif sampai dengan paling Negatif, seperti: senang-tidak senang (pleasant-unpleasent), suka-tidak suka (like-dislike), tegang-lega (straining-relaxing), terangsang-tidak terangsang (exciting-subduing) (Prasetyo, 2010).
 Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan  dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Berlainan  dengan berfikir, maka perasaan itu bersifat subyektif, banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, menghayalkan, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Kendati pun demikian perasaan bukanlah hanya sekedar  gejala tambahan daripada fungsi pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri (Fauzi, 2004).
9.    Fasilitas
Fasilitas bisa dianggap suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang ada banyak faktor yang mendukung, salah satu diantaranya adalah fasilitas kerja karyawan merupakan faktor pendukung bagi kelancaran tugas yang mereka kerjakan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan (Cut Ermiati dan Teridah Sembiring, 2012).
 Karakteristik dari sarana pendukung dalam proses aktifitas organisasi/perusahaan adalah : adanya  fasilitas yang mempunyai bentuk fisik, memberikan manfaat dimasa yang akan datang dan sesuai dengan fasilitas kerja. Beberapa penunjang fasilitas adalah mesin dan peralatan, prasarana, perlengkapan kantor, peralatan inventaris, tanah dan bangunan serta alat transportasi (Sofyan, 2007).
Pertemuan dan diskusi lainnya diadakan di pondok kerja yang merupakan fasilitas-fasilitas kelompok tani. Dalam pertemuan-pertemuan ini, para anggota kelompok tani berkumpul untuk menerima informasi-informasi baru guna mengembangkan kelompok taninya masing-masing (Wahid, 2008).
Dalam mewujudkan tujuan dan sasarannya Partai Keadilan Sejahtera menggunakan sarana dan prasarana atau fasilitas yang tidak bertentangan dengan norma-norma hukum dan kemaslahatan umum, antara lain Seluruh sarana dan manajemen politik, ekonomi, sosial, budaya dan IPTEK yang dapat mengarahkan dan mengatur kehidupan masyarakat serta dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahannya, Ikut serta dalam lembaga-lembaga pemerintahan, badan-badan penentu kebijakan, hukum perundang-undangan, dan lembaga swadaya masyarakat.  Selain itu juga Menggalakkan dialog konstruktif disertai argumentasi yang kuat dengan semua kekuatan politik dan sosial, Aktif berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan organisasi serta yayasan yang sesuai dengan tujuan partai. Sehingga Partai Keadilan Sejahtera mempunyai unsur dinamika kelompok yang salah satunya adalah fasilitas.
10.  Tegangan dan Tekanan
Tekanan pada kelompok adalah tekanan-tekanan dalam kelompok yang menimbulkan ketegangan pada kelompok untuk menimbulkan dorongan ataupun motivasi dalam mencapai tujuan kelompok. Fungsi tekanan pada kelompok (group pressure) adalah membantu kelompok mencapai tujuan, mempertahankan dirinya sebagai kelompok, membantu anggota kelompok memperkuat pendapatnya serta memantapkan hubungan dengan lingkungan sosialnya. Tekanan pada kelompok merupakan tantangan bagi kelompok yang dapat bersumber dari dalam maupun dari luar kelompok. Dalam menumbuhkan tekananpada kelompok harus cermat dan tepat karena akan mendinamiskan kelompok (Lestari, 2011).
Suatu situasi yang mungkin terjadi sebagai pendorong perilaku adalah tegangan kreatif yang muncul oleh karena adanya suatu keadaan yang ingin dicapai dengan melihat realitas masa kini. Hal tersebut menimbulkan kesenjangan yang menciptakan tegangan itu. Tegangan inilah yang akan mendorong kreativitas untuk memecahkan masalah dan mengantisipasi masa yang akan datang. Dari sudut pandang yang dinamik, pemecahan masalah tidak hanya ditujukan untuk menyelesaikan masalah rutin, atau masalah efisiensi saja, tetapi juga bersifat inovatif yang diawali dari suatu proses pendefinisian masalah, kemudian secara aktif mengembangkan pengetahuan baru tentang bagaimana memecahkan masalah tersebut Bila hanya menghandalkan pemecahan masalah rutin, maka begitu muncul permasalahan baru, akan mungkin terjadi ketidakjelasan tentang bagaimana memecahkannya hingga persoalan menjadi berkepanjangan (Nonaka, 2004).
Sumber tekanan menurut slamet (2008), dapat berasal dari dalam kelompok (internal pressure), atau berasal dari luar kelompok (eksternal pressure). Tekanan kelompok yaitu tekanan dalam kelompok yang menyebabkan kelompok tersebut berusaha keras untuk mencapai tujuan kelompok, yaitu persaingan untuk maju, penghargaan terhadap anggota, sanksi dan hukuman (Andarwati, 2012).
11.  Pembinaan dan pemeliharaan kelompok
Usaha-usaha untuk mempertahankan kehidupan kelompok dapat dilakukan dengan adanya partisipasi dari semua anggota dalam kegiatan-kegiatan kelompok, fasilitas untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelompok, kegiatan-kegiatan yang memungkinkan setiap anggota untuk berpartisipasi, pengawasan (kontrol) terhadap norma yang berlaku dalam kelompok, sosialisasi, yaitu proses pendidikan bagi anggota baru agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok dan usaha-usaha untuk mendapatkan anggota baru demi kelangsungan hidup kelompok (Deptan, 2007)
Pembinaan dan pemeliharaan kelompok adalah berkaitan dengan “apa yang harus ada” dalam kelompok, yaitu pembagian tugas yang jelas, kegiatan yang terus-menerus dan teratur, ketersediaan fasilitas yang mendukung dan memadai, peningkatan partisipasi anggota, adanya jalinan komunikasi antar anggota, adanya pengawasan dan pengendalian kegiatan kelompok, timbulnya norma-norma kelompok, proses sosialisasi kelompok, kegiatan untuk menambah anggota baru dan mempertahankan anggota yang lama (Haerurah dan Purwanto, 2006).
Pembinaan merupakan totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan dan penggunaan pegawai yang mampu mengamban tugas menurut bidangnya masing-masing, supaya dapat mencapai prestasi kerja yang efektif dan efisien. Pembinaan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan proses. Pembinan memberikan efek adanya suatu kemajuan peningkatan atas berbagai kemungkinan peningkatan, unsur dari pengertian pembinaan ini merupakan suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan dan pembinaan menunjukan kepada arah perbaikan atas sesuatu istilah pembinaan hanya diperankan kepada unsur manusia (Indra, 2011). PKS melakukan Pembinaan dan pemeliharaan kelompok salah satu nya yaitu  dengan cara mengucapkan janji setianya di hadapan Musyawarah Nasional sebagai pertanggungjawabannya selama masuk dalam dunia partai politik.
12.  Keefektifan Kelompok
Keefektifan kelompok yaitu keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, yang dapat dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan yang memuaskan anggotanya. Tingginya nilai keefektifan kelompok ini ditunjukkan oleh tercapainya tujuan kelompok, rasa kebanggan anggota terhadap kelompoknya, serta rasa puasnya anggota terhadap tujuan yang telah dicapai (Andarwati, 2012).
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan cepat dan berhasil baik serta memuaskan bagi setiap anggota kelompok dalam rangka mencapai tujuan berikutnya. Keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya yang dapat dilihat pada tercapainya keadaan yang memuaskan anggotanya. Kelompok yang efektifit mempunyai tingkat dinamika yang tinggi, sebaliknya kelompok yang dinamis akan efektif untuk mencapai tujuan-tujuannya (Soedarsono, 2005).
Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai, efektifitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan dapat dinilai dengan berbagi cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi (Indra, 2011)
 Partai Keadilan Sejahtera memiliki suatu keefektifan kelompok karena terdiri dari beberapa Anggota Kader Pendukung, yaitu mereka yang terlibat aktif mendukung setiap kegiatan kepartaian, Anggota Kader Inti, yaitu anggota yang telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan kepartaian dan dinyatakan lulus oleh panitia penseleksian, Anggota Kehormatan yaitu mereka yang berjasa dalam perjuangan partai dan dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Pusat, Sistem dan prosedur keanggotaan serta hal-hal yang terkait dengan keanggotaan partai diatur dalam ketentuan tersendiri yang ditetapkan oleh Majelis Syuro, sehingga ada unsur dinamika kelompok salah satunya yaitu keefektifan kelompok.
13.  Agenda Terselubung
Agenda terselubung adalah tujuan perorangan (pribadi) yang tidak diketahui oleh anggota-anggota kelompok lainnya dan tujuan tersebut seringkali berlainan atau berlawanan dengan tujuan kelompok dominan. Maksud agenda terselubung disini adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau ditutup-tutupi atau sengaja tidak diberitahukan kepada anggota-anggota kelompok lainnya, dalam melakukan suatu aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota kelompok tersebut berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang disepakati bersama (Huarerah dan Purwanto, 2006).
Agenda terselubung adalah tujuan yang dirumuskan oleh pengurus atau anggota namun tidak tertulis tetapi diharapkan akan tercapai. Bisa berupa program, tugas yang tidak diketahui atau disadari oleh anggota kelompok, atau berada di bawah permukaan. Maksud tersebut tidak pernah dibicarakan secara terbuka tetapi tetap ada. Maksud tersembunyi ini saling mempengaruhi dan sama pentingnya dengan maksud-maksud dan tujuan-tujuan terbuka dan kadangkala hal tersebut merupakan motivasi yang kuat untuk pencapaian tujuan. Kelompok dapat bekerja untuk maksud-maksud terbuka dan terselubung untuk tujuan yang sama. Sumbernya bisa berasal dari anggota kelompok, pimpinan kelompok atau kelompok itu sendiri. Unsur agenda terselubung ini biasanya di adakan secara spontanitas yang dimaksudkan untuk membuat poros-poros dan sayap-sayap baru dari suatu dinamika kelompok tanpa harus adanya rapat terbuka secara resmi untuk menentukan agenda yang akan dijalankan berikutnya. Unsur ini dapat menjadikan kedinamisan suatu kelompok, menguatkan rasa suasana suatu kelompok dan dapat menutupi kelemahan yang terdapat pada suatu kelompok berdasarkan indikator/parameter yang terdapat pada masing-masing unsur dinamika kelompok (Slamet, 2008).

PROFIL ORGANISASI





















Nama    : Partai Keadilan Sejahtera
Tujuan : Partai Keadilan Sejahtera adalah Partai Da'wah yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang diridhai Allah SWT, dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Visi       : Visi Umum:  “SEBAGAI PARTAI DA’WAH PENEGAK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN DALAM BINGKAI PERSATUAN UMMAT DAN BANGSA.”
Visi Khusus: “PARTAI BERPENGARUH BAIK SECARA KEKUATAN POLITIK, PARTISIPASI, MAUPUN OPINI DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG MADANI.”
Misi    :
1.      Menyebarluaskan da’wah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir.
2.      Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.
3.      Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.
4.      Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.
5.      Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam.
6.      Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.
7.      Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.
Jadi dapat disimpulkan unsur-unsur dinamika kelompok dari Partai Keadilan Sejahtera termasuk kedalam dinamika kelompok yang baik atau sedang karena ada point-point penting didalamnya sebanyak 9 point yaitu : (1) Tujuan Kelompok (2) Jenjang Sosial (3) Peran Kedudukan (4) Kekuasaan (5) Kepercayaan (6) Sanksi (7) Fasilitas (8) Pembinaan dan pemeliharaan kelompok (9) Keefektifan kelompok
















DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fauzi, 2004. Psikologi umum, Pustaka Setia, Bandung
Andarwati, Siti, dkk. 2012. Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong Binaan Universitas Gadjah Mada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Sains Peternakan Vol. 10 No. 1: hal 39-46. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Budiarto, 2005. Dinamika Kelompok. Yogyakarta ; Tiara Wacana
Cut Ermiati dan Teridah Sembiring, 2012, Pengaruh Fasilitas dan Pengembangan Sumber Daya manusia Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan : Studi Kasus PTPN II Kebun Sampali Medan, Jurnal Darma Agung, Vol.1
Deptan. 2007. Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok tani dan Gabungan
Kelompok tani. Jakarta : Deptan.
Diniyati, Dian. 2012. Dinamika Kelompok Tani Hutan Rakyat: Studi kasus di Desa Kertayasa, Boja dan Sukorejo.
Edi Prasetyo, 2010. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan, Riyadi Palace Hotel, Surakarta
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi, teori dan praktek. Bandung: Remaja Roda Karya
Giblin, Les. 2004. Skill With People. Jakarta : PT. Gramedia
Huraerah,abu dan Purwanto. 2006. Dinamika Kelompok: Konsep dan Aplikasi, Refika Aditama. Bandung.

Indra, Safari. 2011. Pengembangan Model Pembinaan Profesionalisasi Guru Pendidikan
Jasmani di Sekolah Dasar melalui Lesson Study Berbasis Kelompok Kerja Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol 12, No.2.

Kusai, dkk. 2013 Dinamika Kelompok Peudidaya Ikan “Mawar” di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk Vol. 41. No. 1, hal: 25-36. Universitas Riau Pekanbaru.
Lestari, Mugi. 2011. Dinamika Kelompok dan Kemandirian Anggota Kelompok Tani Dalam Berusahatani di Kecamatan Pocowarno Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah. Tesis Universitas Sebelas Maret.
Muladi dan Brda Nawawi, Arief. 2005. Teori-teori dan Kebijakan Pidana. Bandung : ITB.
Nonaka, I. (2004). A dynamic theory of organizational knowledge creation, dalam How Organizations Learn : Managing the Search for Knowledge, Ken Starkey, Sue Tempest, and Alan McKinlay (Editors), Thomson Learning, Australia.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, Prehallindo, Jakarta.
Slamet M, 2008. Kumpulan Bahan Kuliah Manajemen Kelompok dan Organisasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sofyan, Assauri. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT. Raja  GRAFINDO
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Pertama. Yogyakarta. ANDI
Suprapti, Ni Wayan Sri. 2010. Perilaku Konsumen: Pemahaman dasar dan aplikasinya dalam strategi pemasaran. Bali: Udayana University Press
Wahid, Abd. 2008. Dinamika Kelompok Tani Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Das Bila Walanae Desa Lasiwala Kabupaten Sidrap. Jurnal Hutan dan Masyarakat Vol. 3 No. 2, hal: 111-234.
Yukl, G.A. (2006), Leadership in Organizations, Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Yunasaf, Unang. 2005. Kepemimpinan Ketua KeLompok dan Hubungannya dengan Keefektifan Kelompok.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar