
ANALISIS
DINAMIKA KELOMPOK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
1. Tujuan
Kelompok
Menurut Mardikanto dalam Andarwati et al. (2012) tujuan
kelompok merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, baik berupa suatu obyek atau
keadaan serta keinginan-keinginan lain yang diinginkan dan dapat memuaskan
semua anggota kelompok yang bersangkutan. Adanya kejelasan tujuan kelompok akan
sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan anggota kelompok, sebab
kejelasan tujuan akan memotivasi angota untuk terus berusaha mencapai tujuan.
Apabila anggota kelompok tidak mengetahui tujuan kelompoknya, maka selama ikut
dalam kelompok mereka tidak tahu arah tujuan kelompok dan berakibat kelompok menjadi
pasif dan tidak produktif (Andarwati, 2012).
Partai
Keadilan Sejahtera mempunyai suatu tujuan yang ingin di capai berupa cita-cita,
dan harapan yang harus diperjuangkan sebagai fondasi untuk memberikan yang
terbaik untuk Negara Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera adalah Partai Dakwah
yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang diridhoi
Allah SWT, dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Ini berarti bahwa Partai Keadilan Sejahtera mempunyai salah satu dinamika
kelompok yang terkandung didalamnya yaitu tentang tujuan kelompok dalam suatu
badan organisasi.
Tingkat
kedinamisan kelompok berdasarkan pendekatan sosiologis tergantung beberapa
faktor. Salah satu faktornya adalah tujuan kelompok Tujuan kelompok, yaitu apa
yang ingin dicapai oleh kelompok, dilihat kaitannya dengan tujuan-tujuan
individu (anggota). Tujuan yang tidak jelas dan tidak formal dinyatakan, sering
menyebabkan kekaburan bagi anggota dan tidak memotivasi anggota untuk bergelut
dalam kegiatannya konsep tujuan organisasi
adalah yang paling penting dalam mempelajari organisasi. Tujuan sangat
diperlukan dalam memahami organisasi. (Djoni dkk dalam Diniyati, 2012).
2.
Jenjang Sosial
Jenjang sosial atau
dapat dikatakan sebagai struktur kelompok merupakan suatu pola yang teratur
tentang bentuk tata hubungan antara individu-individu kelompok yangsekaligus
menggabarkan kedudukan dan peran masing-masing dalam upaya pencapaian kelompok.
Ketidakjelasan mengenai struktur kelompok akan berpengaruh terhadap ketidak
jelasan kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kekuasaan masing-masing anggota,
sehingga pelaksanaan kegiatan tidak mungkin dapat berlangsung secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan kelompok. Pada unsur ini terdapat tiga
kategori pengukuran yaitu struktur kekuasaan/pengambilan keputusan, struktur
tugas/pembagian tugas dan struktur komunikasi (Andarwati et al., 2012).
Menurut Huraeurah dan
Purwanto (2006) struktur kelompok sebagai suatu pola interaksi, komunikasi dan
hubungan-hubungan antara anggota kelompok. Struktur kelompok ada yang bersifat
formal dan ada pula yang bersifat informal. Jika suatu struktur kelompok telah
menjadi kuat, biasanya sulit untuk mengadakan perubahan terhadap struktur
kelompok tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan struktur
kelompok yaitu jika tujuan perubahan tersebut tidak dikemukakan secara jelas,
berorientasi pada kepentingan pribadi, dilakukan secara mendadak, kurang
bermanfaat, unsur pimpinan tidak diikutsertakan dalam perubahan, serta jika
kelompok telah merasa puas terhadap kondisi yang dimiliki sekarang ini. Menurut
Kusai, dkk (2013) struktur kelompok merupakan hubungan individu dan kelompok
yang disesuaikan dengan posisi dan peran masing-masing anggota.
Partai Keadilan
Sejahtera mempunyai jenjang sosial sebagai struktur organisasi untuk mengetahui
para kader-kader yang telah masuk dalam organisasi Partai Keadilan Sejahtera,
jenjang sosial dari Partai Keadilan Sejahtera berupa adanya Majelis Syuro, Majelis Pertimbangan
Partai, Dewan Syari'ah Pusat, Dewan Pimpinan Pusat dan Lembaga
Kelengkapan Partai yang berasal dari AD-ART Partai Keadilan Sejahtera.
3.
Peran Kedudukan
Peranan kedudukan, yaitu hierarki hak dan kewajiban yang harus dilakukan
oleh komponen kelompok karena menempati posisi tertentu dalam kelompok. Setiap
kedudukan memiliki seperangkat peranan yang harus dilaksanakan oleh orang yang
bersangkutan. Contohnya, ketua kelompok dapat dipandang sebagai agen primer
untuk efektifnya kelompok, karena peran strategisnya dalam mempengaruhi atau
menggerakkan anggota-anggota di kelompoknya untuk mencapai tujuan-tujuan
kelompok maupun dari anggota-anggotanya. Ada empat indikator penting dalam
melihat berjalannya kepemimpinan dari ketua kelompok, yaitu dilihat dari segi:
(1) kekuatan keahlian, (2) kekuatan rujukan, (3) pembawa aspirasi, dan (4)
menjadi patner ager pembaharu (Yunasaf, 2005).
Disini
peranan kedudukan seorang pemimpin
yaitu berperan untuk
membangkitkan kesadaran tersebut, melalui perannya sebagai guru
yang kreatif, yang mana tugasnya adalah menciptakan peluang agar pengikutnya
melakukan suatu tugas, terlibat dalam pemecahan masalah mengajukan gagasan untuk
terobosan, mencoba dengan cara baru, dan mempunyai gagasan tentang bagaimana menghadapi
ancaman. Memberikan keleluasaan untuk berbeda pendapat mengandung risiko
meruncingnya perbedaan yang dapat berakhir pada konflik yang tidak dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu diperlukan pula sikap pemimpin untuk mampu mengelola konflik yang
terjadi di antara anggota kelompok, dan membangun kerjasama dalam tim (Yukl, 2006).
Partai Keadilan Sejahtera juga mempunyai peranan kedudukan yang sangat
penting dan dinamis yaitu sebagai Pusat Partai Berkedudukan di Ibukota Negara
Republik Indonesia, sebagai Pusat
partai dapat dipindahkan dalam kondisi tertentu atas keputusan Majelis Syuro,
sebagai Partai dapat membuka
cabang-cabang di seluruh wilayah hukum negara Republik Indonesia dan perwakilan
di luar negeri bagi Warga Negara Indonesia. yang didalamnya terkandung
unsur-unsur dinamika kelompok dan berasal dari AD-ART PKS.
4. Kekuasaan
Kekuasaan
tidak begitu saja diperoleh individu, ada 6 sumber kekuasaan menurut John
Brench dan Bertram Raven yaitu : Kekuasaan balas jasa, didasarkan pada
kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain,
Kekuasaan paksaan, didasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang
dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan, Kekuasaan sah, diperoleh
berdasarkan hukum atau aturan tertentu, Kekuasaan keahlian, didasarkan pada
persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan, Kekuasaan
panutan yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh
atau panutan bagi yang dipengaruhi Kekuasaan Pengendalian Informasi, berasal
dari pengetahuan yang tidak dimiliki orang lain, ini dilakukan dengan pemberian
atau penahanan informasi yang dibutuhkan (Irawati, 2004).
Partai
Keadilan Sejahtera mempunyai suatu sistem kekuasaan atau lembaga tertinggi
dimana lembaga tertinggi yang dimaksud dimulai dari Ketua Majelis Syuro yang bertugas menyusun Visi dan Misi Partai,
ketetapan-ketetapan dan rekomendasi Musyawarah Nasional, dan memilih Pimpinan
Pusat Partai serta keputusan-keputusan strategis lainnya.Ketua Majelis
Pertimbangan Partai sebagai lembaga pelaksana
harian tugas-tugas Majelis Syuro, dalam hal mengawasi jalannya partai agar
sesuai dengan tujuan-tujuan Partai, Ketetapan-Ketetapan yang telah dikeluarkan
oleh Majelis Syuro dan Musyawarah Nasional. Dan Ketua Dewan Syari’ah Pusat yang bertugas merumuskan landasan syar'i terhadap partai dalam
melaksanakan aktifitasnya dan memberikan jawaban syar'i terhadap berbagai
permasalahan yang dihadapi partai dan anggotanya serta masyarakat. Kekuasaan
adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain artinya kemampuan
untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga
berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau
kejadian (Wahid, 2008).
5. Kepercayaan
Rasa
saling percaya merupakan suatu kondisi yang di dalamnya mengandung isi
moralistik, seperti kejujuran, atau konsistensi antara apa yang dikatakan oleh
seseorang dengan apa yang dilakukannya, kesungguhan dan tanggung jawab yang
dapat diandalkan, niat baik, dan tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Dalam
hubungan saling percaya, masing-masing pihak yakin bahwa segala suatu tindakan
untuk mencapai tujuan bersama sangat diyakini akan disambut dukungan dari rekan
sekelompoknya. Orang yakin akan niat baik dari rekannya, percaya terhadap
kemampuan rekannya untuk melakukan tugas dengan segala kemampuan yang
dimilikinya, dan dapat diandalkan (Geller dalam
Sulasmi, 2006).
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk
bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya atau merupakan
kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan
berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada
yang kurang dipercayai, psikologis yangmerupakan perhatian untuk menerima apa
adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan
lebih mudah untuk tumbuh di antara orang-orang yang memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama, sehingga lebih muda untuk mengubah kepercayaan individu
daripada mengubah kepercayaan suatu kelompok (Wijayanto, 2013).
Partai Keadilan Sejahtera mempunyai
sistem kepercayaan untuk mengatur struktur organisasinya salah satunya dengan
menggunakan Sistem Musyawarah dan Musyawarah Nasional, Musyawarah adalah forum pengambilan kebijakan yang diselenggarakan oleh
semua elemen struktural Partai Keadilan Sejahtera. Jenis dan jenjang musyawarah
diatur dengan ketentuan tersendiri yang ditetapkan oleh Majelis Syuro sedangkan
Musyawarah
Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi Partai Keadilan Sejahtera yang
diselenggarakan oleh Majelis Syuro.
6. Sanksi
Sanksi merupakan sistem
penghargaan atau hukuman terhadap perilaku kelompok atau anggota kelompok.
Aspek persaingan untuk maju harus terus dimotivasi. Sebaiknya, penghargaan
untuk anggota perlu diberikan dan ditingkatkan, begitu pula dengan adanya
sanksi dan hukuman yang tegas dan jelas wajib diberlakukan sehingga kelompok
dapat berjalan dengan baik (Andarwati t al., 2012).
Sanksi adalah himpunan
petunjuk yang digunakan dalam suatu organisasi yang mengatur tata tertib dalam
suatu dinamika kelompok yang seharusnya ditaati oleh anggota dinamika kelompok
tersebut dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak wewenang
(ketua). Disisi lain sanksi berfungsi sebagai alat daripada penguasa yang dapat
memberi atau memaksakan sanksi terhadap pelanggar hukum karena penegakan hukum
jika terjadi pelanggaran monopoli penguasa (Muladi, 2005).
Mengembangkan konsep
Idiosyncrasy credits ini untuk menjelaskan reaksi positif kelompok terhadap
minoritas yang mana mendahului ketidaksepakatan pendapat dengan konformitas.
Penghargaan atau credits terakumulasikan oleh interaksi anggota itu sendiri
yang secara tipikal adalah anggota yang berkontribusi kepada progress dari sebuah
pencapaian tujuan kelompok. tidak adanya pencapaian penghargaan atau
credits yang tinggi terlebih dahulu
sebelum orang yang tidak setuju tersebut menghadapi mayoritas, maka opini
minoritas tersebut bisa jadi akan menjadi bulan-bulanan kaum mayoritas
(Budiarto, 2005).
PKS mempunyai sanksi
yang diberikan kepada semua kader pengurus yang terbukti telah melakukan tindak
pelanggaran yang diatur dalam AD-ART, Sanksinya yaitu Setiap perbuatan anggota
yang menodai citra partai atau bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran
dan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga partai adalah pelanggaran yang
harus dikenakan sanksi hukum dan klasifikasi pelanggaran berikut hukuman dan
cara pelaksanaannya, diatur oleh ketentuan Dewan Syari’ah yang ditetapkan oleh
Majelis Syuro.
7.
Norma
Norma
adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok
berperilaku satu dengan lainnya. Kadang-kadang norma oelh para sosiolog disebut
juga dengan ‘hukum’ (law) ataupun ‘aturan’ (rule), yaitu perilaku-perilaku apa
saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada
tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma
sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma
procedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi,
seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan, apakah melalui suara
mayoritas ataukah dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dari norma
tugas memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan
(Effendi, 2007).
Peran
sikap dan norma subyektif dalam menentukan niat berperilaku dan akhirnya
menentukan perilaku dijelaskan oleh teori sikap yang dikembangkan oleh Fishbein
dan Ajzen (Schiffman dan Kanuk, 2007). Hasil penelitian Sigit (2006)
menunjukkan bahwa sikap dan norma subyektif secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap niat beli. Albari dan Liriswati (2004) dalam penelitiannya
menemukan bahwa secara umum faktor evaluasi lebih dominan berpengaruh positif terhadap
sikap konsumen dibandingkan dengan keyakinan konsumen. Pengaruh positif dari
keyakinan normatif konsumen dan atau motivasi untuk mengikuti referen terhadap
norma subyektif menunjukkan hasil yang berbeda-beda, dan tidak ada pengaruh
positif sikap dan norma subyektif terhadap minat konsumen untuk membeli.
Norma subyektif dapat diukur secara langsung
dengan menilai perasaan konsumen/seseorang tentang seberapa relevan orang lain
yang menjadi panutannya, seperti keluarga, teman sekelas, teman sekerja, ahli,
atau selebriti pendamping (celebrity endorser), akan menyetujui atau
tidak menyetujui tindakan tertentu yang dilakukannya (Suprapti, 2010).
8. Perasaan
Perasaan dan emosi pada dasarnya
merupakan dua konsep yang berbeda tetapi tidak bisa dilepaskan. Perasaan selalu
saja menyertai dan menjadi bagian dari emosi. Perasaan (feeling)
merupakan pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh rangsangan dari
eksternal maupun internal (keadaan jasmaniah) yang cenderung lebih bersifat
wajar dan sederhana. Demikian pula, emosi sebagai keadaan yang terangsang dari
organisme namun sifatnya lebih intens dan mendalam dari perasaan. Perasaan
menunjukkan suasana batin yang lebih tenang, tersembunyi dan tertutup ibarat
riak air atau hembusan angin sepoy-sepoy sedangkan emosi menggambarkan suasana
batin yang lebih dinamis, bergejolak, dan terbuka, ibarat air yang bergolak
atau angin topan, karena menyangkut ekspresi-ekspresi jasmaniah yang bisa
diamati (Nana, 2005).
Perasaan dan emosi seseorang
bersifat subyektif dan temporer yang muncul dari suatu kebiasaan yang diperoleh
selama masa perkembangannya melalui pengalaman dari orang-orang dan
lingkungannya. Perasaan dan emosi seseorang membentuk suatu garis kontinum yang
bergerak dari ujung yang yang paling postif sampai dengan paling Negatif, seperti:
senang-tidak senang (pleasant-unpleasent), suka-tidak suka (like-dislike),
tegang-lega (straining-relaxing), terangsang-tidak terangsang (exciting-subduing)
(Prasetyo, 2010).
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala
psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan
gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang
dalam berbagai taraf. Berlainan dengan berfikir, maka perasaan itu
bersifat subyektif, banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Perasaan
umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul
karena mengamati, menanggap, menghayalkan, mengingat-ingat, atau memikirkan
sesuatu. Kendati pun demikian perasaan bukanlah hanya sekedar gejala
tambahan daripada fungsi pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri (Fauzi,
2004).
9. Fasilitas
Fasilitas bisa dianggap suatu alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang ada banyak faktor yang mendukung,
salah satu diantaranya adalah fasilitas kerja karyawan merupakan faktor pendukung bagi kelancaran tugas yang mereka kerjakan, sehingga
pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan (Cut Ermiati dan
Teridah Sembiring, 2012).
Karakteristik dari sarana pendukung dalam
proses aktifitas organisasi/perusahaan adalah : adanya fasilitas yang mempunyai bentuk fisik,
memberikan manfaat dimasa yang akan datang dan sesuai dengan fasilitas kerja.
Beberapa penunjang fasilitas adalah mesin dan peralatan, prasarana,
perlengkapan kantor, peralatan inventaris, tanah dan bangunan serta alat
transportasi (Sofyan, 2007).
Pertemuan dan diskusi
lainnya diadakan di pondok kerja yang merupakan fasilitas-fasilitas kelompok
tani. Dalam pertemuan-pertemuan ini, para anggota kelompok tani berkumpul untuk
menerima informasi-informasi baru guna mengembangkan kelompok taninya
masing-masing (Wahid, 2008).
Dalam mewujudkan tujuan dan
sasarannya Partai Keadilan Sejahtera menggunakan sarana dan prasarana atau
fasilitas yang tidak bertentangan dengan norma-norma hukum dan kemaslahatan
umum, antara lain Seluruh sarana dan manajemen politik, ekonomi, sosial, budaya
dan IPTEK yang dapat mengarahkan dan mengatur kehidupan masyarakat serta dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahannya, Ikut serta dalam lembaga-lembaga
pemerintahan, badan-badan penentu kebijakan, hukum perundang-undangan, dan lembaga
swadaya masyarakat. Selain itu juga Menggalakkan
dialog konstruktif disertai argumentasi yang kuat dengan semua kekuatan politik
dan sosial, Aktif berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan organisasi serta
yayasan yang sesuai dengan tujuan partai. Sehingga Partai Keadilan Sejahtera
mempunyai unsur dinamika kelompok yang salah satunya adalah fasilitas.
10. Tegangan dan Tekanan
Tekanan pada kelompok
adalah tekanan-tekanan dalam kelompok yang menimbulkan ketegangan pada kelompok
untuk menimbulkan dorongan ataupun motivasi dalam mencapai tujuan kelompok.
Fungsi tekanan pada kelompok (group pressure) adalah membantu kelompok mencapai
tujuan, mempertahankan dirinya sebagai kelompok, membantu anggota kelompok
memperkuat pendapatnya serta memantapkan hubungan dengan lingkungan sosialnya.
Tekanan pada kelompok merupakan tantangan bagi kelompok yang dapat bersumber
dari dalam maupun dari luar kelompok. Dalam menumbuhkan tekananpada kelompok
harus cermat dan tepat karena akan mendinamiskan kelompok (Lestari, 2011).
Suatu
situasi yang mungkin terjadi sebagai pendorong perilaku adalah tegangan kreatif
yang muncul oleh karena adanya suatu keadaan yang ingin dicapai dengan melihat
realitas masa kini. Hal tersebut menimbulkan kesenjangan yang menciptakan
tegangan itu. Tegangan inilah yang akan mendorong kreativitas untuk memecahkan
masalah dan mengantisipasi masa yang akan datang. Dari sudut pandang yang
dinamik, pemecahan masalah tidak hanya ditujukan untuk menyelesaikan masalah
rutin, atau masalah efisiensi saja, tetapi juga bersifat inovatif yang diawali
dari suatu proses pendefinisian masalah, kemudian secara aktif mengembangkan
pengetahuan baru tentang bagaimana memecahkan masalah tersebut Bila hanya
menghandalkan pemecahan masalah rutin, maka begitu muncul permasalahan baru,
akan mungkin terjadi ketidakjelasan tentang bagaimana memecahkannya hingga
persoalan menjadi berkepanjangan (Nonaka, 2004).
Sumber tekanan menurut
slamet (2008), dapat berasal dari dalam kelompok (internal pressure), atau
berasal dari luar kelompok (eksternal pressure). Tekanan kelompok yaitu tekanan
dalam kelompok yang menyebabkan kelompok tersebut berusaha keras untuk mencapai
tujuan kelompok, yaitu persaingan untuk maju, penghargaan terhadap anggota,
sanksi dan hukuman (Andarwati, 2012).
11. Pembinaan dan pemeliharaan kelompok
Usaha-usaha
untuk mempertahankan kehidupan kelompok dapat dilakukan dengan adanya
partisipasi dari semua anggota dalam kegiatan-kegiatan kelompok, fasilitas
untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelompok, kegiatan-kegiatan yang memungkinkan
setiap anggota untuk berpartisipasi, pengawasan (kontrol) terhadap norma yang
berlaku dalam kelompok, sosialisasi, yaitu proses pendidikan bagi anggota baru
agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok dan usaha-usaha
untuk mendapatkan anggota baru demi kelangsungan hidup kelompok (Deptan, 2007)
Pembinaan dan
pemeliharaan kelompok adalah berkaitan dengan “apa yang harus ada” dalam
kelompok, yaitu pembagian tugas yang jelas, kegiatan yang terus-menerus dan
teratur, ketersediaan fasilitas yang mendukung dan memadai, peningkatan
partisipasi anggota, adanya jalinan komunikasi antar anggota, adanya pengawasan
dan pengendalian kegiatan kelompok, timbulnya norma-norma kelompok, proses
sosialisasi kelompok, kegiatan untuk menambah anggota baru dan mempertahankan
anggota yang lama (Haerurah dan Purwanto, 2006).
Pembinaan merupakan
totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan dan penggunaan pegawai
yang mampu mengamban tugas menurut bidangnya masing-masing, supaya dapat
mencapai prestasi kerja yang efektif dan efisien. Pembinaan juga dapat
diartikan sebagai suatu tindakan proses. Pembinan memberikan efek adanya suatu
kemajuan peningkatan atas berbagai kemungkinan peningkatan, unsur dari
pengertian pembinaan ini merupakan suatu tindakan, proses atau pernyataan dari
suatu tujuan dan pembinaan menunjukan kepada arah perbaikan atas sesuatu
istilah pembinaan hanya diperankan kepada unsur manusia (Indra, 2011). PKS
melakukan Pembinaan dan pemeliharaan kelompok salah satu nya yaitu dengan cara mengucapkan janji setianya di
hadapan Musyawarah Nasional sebagai pertanggungjawabannya selama masuk dalam
dunia partai politik.
12. Keefektifan Kelompok
Keefektifan
kelompok yaitu keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya, yang dapat
dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan yang memuaskan
anggotanya. Tingginya nilai keefektifan kelompok ini ditunjukkan oleh
tercapainya tujuan kelompok, rasa kebanggan anggota terhadap kelompoknya, serta
rasa puasnya anggota terhadap tujuan yang telah dicapai (Andarwati, 2012).
Efektifitas
kelompok adalah keberhasilan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan cepat dan
berhasil baik serta memuaskan bagi setiap anggota kelompok dalam rangka
mencapai tujuan berikutnya. Keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya yang
dapat dilihat pada tercapainya keadaan yang memuaskan anggotanya. Kelompok yang
efektifit mempunyai tingkat dinamika yang tinggi, sebaliknya kelompok yang
dinamis akan efektif untuk mencapai tujuan-tujuannya (Soedarsono, 2005).
Efektifitas
berasal dari kata efektif yang berarti dicapainya keberhasilan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas selalu terkait dengan hubungan antara
hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai, efektifitas dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang dan dapat dinilai dengan berbagi cara dan
mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi (Indra, 2011)
Partai Keadilan Sejahtera memiliki suatu
keefektifan kelompok karena terdiri dari beberapa Anggota Kader Pendukung,
yaitu mereka yang terlibat aktif mendukung setiap kegiatan kepartaian, Anggota
Kader Inti, yaitu anggota yang telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan
kepartaian dan dinyatakan lulus oleh panitia penseleksian, Anggota Kehormatan
yaitu mereka yang berjasa dalam perjuangan partai dan dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat, Sistem dan prosedur keanggotaan serta hal-hal yang terkait dengan
keanggotaan partai diatur dalam ketentuan tersendiri yang ditetapkan oleh Majelis
Syuro, sehingga ada unsur dinamika kelompok salah satunya yaitu keefektifan
kelompok.
13.
Agenda Terselubung
Agenda terselubung
adalah tujuan perorangan (pribadi) yang tidak diketahui oleh anggota-anggota
kelompok lainnya dan tujuan tersebut seringkali berlainan atau berlawanan
dengan tujuan kelompok dominan. Maksud agenda terselubung disini adalah suatu
tujuan anggota kelompok yang terselubung atau ditutup-tutupi atau sengaja tidak
diberitahukan kepada anggota-anggota kelompok lainnya, dalam melakukan suatu
aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota
kelompok tersebut berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang
disepakati bersama (Huarerah dan Purwanto, 2006).
Agenda
terselubung adalah tujuan yang dirumuskan oleh pengurus atau anggota namun
tidak tertulis tetapi diharapkan
akan tercapai. Bisa berupa program,
tugas yang tidak diketahui atau disadari oleh anggota kelompok, atau berada di
bawah permukaan. Maksud tersebut tidak pernah dibicarakan secara terbuka tetapi
tetap ada. Maksud tersembunyi ini saling mempengaruhi dan sama pentingnya
dengan maksud-maksud dan tujuan-tujuan terbuka dan kadangkala hal tersebut
merupakan motivasi yang kuat untuk pencapaian tujuan. Kelompok dapat bekerja
untuk maksud-maksud terbuka dan terselubung untuk tujuan yang sama. Sumbernya
bisa berasal dari anggota kelompok, pimpinan kelompok atau kelompok itu
sendiri. Unsur agenda terselubung ini biasanya di adakan secara spontanitas
yang dimaksudkan untuk membuat poros-poros dan sayap-sayap baru dari suatu
dinamika kelompok tanpa harus adanya rapat terbuka secara resmi untuk menentukan
agenda yang akan dijalankan berikutnya. Unsur ini dapat menjadikan kedinamisan
suatu kelompok, menguatkan rasa suasana suatu kelompok dan dapat menutupi
kelemahan yang terdapat pada suatu kelompok berdasarkan indikator/parameter
yang terdapat pada masing-masing unsur dinamika kelompok (Slamet, 2008).
PROFIL
ORGANISASI



Nama : Partai Keadilan
Sejahtera
Tujuan : Partai
Keadilan Sejahtera adalah Partai Da'wah yang bertujuan mewujudkan masyarakat
yang adil dan sejahtera yang diridhai Allah SWT, dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
Visi : Visi Umum: “SEBAGAI
PARTAI DA’WAH PENEGAK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN DALAM BINGKAI PERSATUAN UMMAT
DAN BANGSA.”
Visi Khusus: “PARTAI BERPENGARUH BAIK SECARA KEKUATAN POLITIK,
PARTISIPASI, MAUPUN OPINI DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG MADANI.”
Misi :
1.
Menyebarluaskan da’wah Islam dan mencetak
kader-kadernya sebagai anashir taghyir.
2.
Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang
Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.
3.
Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang
mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.
4.
Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan
pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.
5.
Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar terhadap kekuasaan
secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam.
6.
Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim,
kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk
terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen
bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.
7.
Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan
keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang
tertindas.
Jadi dapat disimpulkan unsur-unsur dinamika kelompok dari Partai Keadilan
Sejahtera termasuk kedalam dinamika kelompok yang baik atau sedang karena ada
point-point penting didalamnya sebanyak 9 point yaitu : (1) Tujuan Kelompok (2)
Jenjang Sosial (3) Peran Kedudukan (4) Kekuasaan (5) Kepercayaan (6) Sanksi (7)
Fasilitas (8) Pembinaan dan pemeliharaan kelompok (9) Keefektifan kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Fauzi, 2004. Psikologi umum, Pustaka
Setia, Bandung
Andarwati, Siti, dkk. 2012. Dinamika Kelompok Peternak
Sapi Potong Binaan Universitas Gadjah Mada di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Sains Peternakan Vol.
10 No. 1: hal 39-46. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Budiarto, 2005. Dinamika Kelompok. Yogyakarta ; Tiara
Wacana
Cut
Ermiati dan Teridah Sembiring, 2012, Pengaruh Fasilitas dan Pengembangan
Sumber Daya manusia Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan : Studi Kasus PTPN II
Kebun Sampali Medan, Jurnal
Darma Agung, Vol.1
Deptan.
2007. Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan
Kelompok tani dan Gabungan
Kelompok tani. Jakarta :
Deptan.
Diniyati, Dian. 2012. Dinamika
Kelompok Tani Hutan Rakyat: Studi kasus di Desa Kertayasa, Boja dan
Sukorejo.
Edi
Prasetyo, 2010. Pengaruh Kepuasan Kerja
dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan, Riyadi Palace
Hotel, Surakarta
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi, teori dan praktek.
Bandung: Remaja Roda Karya
Giblin,
Les. 2004. Skill With People. Jakarta
: PT. Gramedia
Huraerah,abu dan Purwanto. 2006. Dinamika Kelompok: Konsep dan Aplikasi, Refika
Aditama. Bandung.
Indra,
Safari. 2011. Pengembangan Model
Pembinaan Profesionalisasi Guru Pendidikan
Jasmani di Sekolah Dasar melalui Lesson Study Berbasis Kelompok Kerja Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol
12, No.2.
Kusai, dkk. 2013 Dinamika Kelompok Peudidaya
Ikan “Mawar” di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk
Vol. 41. No. 1, hal: 25-36. Universitas Riau Pekanbaru.
Lestari, Mugi. 2011. Dinamika Kelompok dan
Kemandirian Anggota Kelompok Tani Dalam Berusahatani di Kecamatan Pocowarno
Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah. Tesis
Universitas Sebelas Maret.
Muladi dan Brda Nawawi, Arief. 2005. Teori-teori dan Kebijakan Pidana.
Bandung : ITB.
Nonaka, I.
(2004). A dynamic theory of organizational knowledge creation, dalam How Organizations
Learn : Managing the Search for Knowledge, Ken Starkey, Sue Tempest, and
Alan McKinlay (Editors), Thomson Learning, Australia.
Robbins,
Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, Prehallindo, Jakarta.
Slamet M, 2008. Kumpulan
Bahan Kuliah Manajemen Kelompok dan Organisasi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Sofyan, Assauri. 2007. Manajemen
Pemasaran. Jakarta. PT. Raja
GRAFINDO
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta. ANDI
Suprapti, Ni
Wayan Sri. 2010. Perilaku Konsumen: Pemahaman dasar dan aplikasinya dalam
strategi pemasaran. Bali: Udayana University Press
Wahid, Abd. 2008. Dinamika Kelompok Tani Pada Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Das Bila Walanae Desa Lasiwala Kabupaten
Sidrap. Jurnal Hutan dan Masyarakat Vol.
3 No. 2, hal: 111-234.
Yukl, G.A.
(2006), Leadership in Organizations, Pearson Education, Inc., Upper
Saddle River, New Jersey.
Yunasaf, Unang. 2005. Kepemimpinan
Ketua KeLompok dan Hubungannya dengan Keefektifan Kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar