Minggu, 15 Juni 2014

Sistem urogenital



ACARA 4
 
SISTEM UROGENITAL IKAN











Disusun oleh:
Kelompok 8

 Dede Kiki Baehaki                           H1K013032
 Silma Anis Robaya                           H1K013034
 Nurkusuma Amanati C.                  H1K013046
 Rifki Krisna Wibowo                      H1K013048





JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014


I.                  PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Sistem urogenetalia merupakan kombinasi dari sistem  urinaria ( ekskresi ) dan sistem genetalia ( reproduksi ). Sistem urinaria meliputi pembuangan sisa hasil metabolisme  baik melalui usus dan kulit maupun melalui alat ekskresi khususnya ginjal. Sistem genetalia didalam reproduksi yaitu proses dihasilkannya spesies sebelum itu nampak pada spesies baru.
Organ utama dari sistem pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme adalah ginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan kulit. Pada ikan, pembuangan sisa-sisa metabolisme terutama melalui insang dan ginjal. Bahan yang dibuang tersebut sebagian besar berbentuk ammonia (NH3) dan yang lainnya dalam bentuk urine.
Secara umum diketahui bahwa ikan untuk melangsungkan hidupnya, memperbanyak diri dengan bertelur. Meskipun demikian pada ikan terdapat beberapa variasi dari cara ikan tersebut bertelur. Reproduksi pada ikan diawali dengan bercampurnya spermatozoid dari ikan jantan dengan sel telur (ovum) dari ikan betina sehingga menghasilkan sel telur yang dibuahi. Telur ini akan mengalami pembelahan sel yang berulang-ulang, berkembang dan akhirnya membentuk individu baru.

1.2. Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat mengetahui organ-organ yang berperan dalam ekskresi dan reproduksi. Pada praktikum ini dipelajari organ-organ yang berperan dalam ekskresi seperti ginjal dan saluran urinaria, serta organ reproduksi seperti testes dan ovarium pada ikan nilem (Osteochilus hasselti).



























II.               TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Sistem urinaria
Sistem urinaria atau eksresi pada ikan adalah ren yang terjadi dari mesonephros, ureter yang terjadi dari ductus mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan diri dari linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya, ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis (Radiopoetro, 1977).
Organ utama dari sistem pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme adalah ginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan kulit. Pada ikan, pembuangan sisa-sisa metabolisme terutama melalui insang dan ginjal. Bahan yang dibuang tersebut sebagian besar berbentuk ammonia (NH3) dan yang lainnya dalam bentuk urine. Ammonia merupakan hasil sisa dari penguraian  asam  amino  dan  bersifat  sangat  toksik.  Toksisitas  NH3   ini  dapat dikurangi  dengan  cara  merubahnya  menjadi  persenyawaan  lain  seperti  urea, asam urat, atau trimetil oksida (TMO), atau dengan pengenceran dalam air yang cukup ( Anonim, 2012 ).
Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem uropoetica adalah:

-     Ginjal (ren), terdapat  sepasang,  berwarna  merah kehitaman,  terletak  di luar ruang  peritoneum,  menempel  di  bawah  tulang  punggung  memanjang  dari dekat anus ke arah depan hingga ujung rongga perut, bentuknya tidak jelas. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan ammonia dan persenyawaan- persenyawaannya yang non-toksik.
-       Ureter   (ductus   mesonephridicus   =  saluran  Wolffian),   merupakan   tempat mengalirnya  urine  (air  seni)  yang  berasal  dari  ginjal,  terdapat  di  pinggiran dorsal  rongga  badan  dan  menuju  ke  belakang.  Pada  ikan  jantan,  kedua saluran  ini terlihat merupakan  tabung (tubulus)  yang pendek, terentang  dari ujung belakang ginjal sampai kantung urine, sedangkan  pada ikan betina ia menuju ke sinus urogenitalia.
-     Kantong urine (vesica urinaria), merupakan lanjutan dari ureter kiri dan kanan, dan  merupakan   tempat   penampungan   urine  sebelum   dikeluarkan.   Pada beberapa  jenis ikan, kantong urine dapat dilihat dengan jelas terletak  dekat anus dan bentuknya menyerupai kantung kecil.
-     Uretra,  merupakan  saluran  yang  pendek,  berasal  dari  kantong  urine  dan menuju ke porus urogenitalia, merupakan jalan keluar urine dari dalam tubuh.

2.2.      Sistem genital 
            Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Untuk dapat melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi generasi baru ( Fujaya, 2004 ).
            Menurut Anonim (2006), meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini. Tingkah laku reproduksi pada ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. Sekali mereka memulainya maka hal itu akan berulang terus menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu tahun.
Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan sistem kelamin jantan. Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh :
            -           Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat penggantung ovarium disebut mesovarium.
            -           Saluran  telur  (oviduct),  merupakan  saluran  tempat  lewatnya  ova,  sangat pendek  dan  bersatu  pada  bagian  belakangnya  untuk  selanjutnya  bermuara pada porus genitalia.
Sistem kelamin jantan ikan disusun oleh :

      -      Testes, terletak di bawah gelembung  renang dan di atas intestinum.  Bentuk testes   agak   kompak   dan   berwarna   putih.   Di   dalam   testes   dihasilkan spermatozoa. Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis. Bentuk spermatozoa bermacam-macam tergantung kepada spesies ikan. Alat penggantung testes disebut mesorchium.
     -       Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada bagian  belakangnya  membentuk  suatu  ruang  genital  yang  terbuka  ke arah luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus.
     -      Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar dan tempat pelepasan sperma ( Anonim, 2012 ).
III. MATERI DAN METODE

3.1.            Materi Praktikum
3.1.1.         Alat
Alat yang digunakan adalah gunting bedah, pinset, penggaris, buku gambar, pensil, penghapus, dan baki paraffin.
3.1.2.         Bahan
Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ) jantan dan betina.

2.2. Cara Kerja
Melihat bentuk dan letak gonad (testes dan ovarium), serta ginjal dan saluran-salurannya maka harus dilakukan pembedahan. Pembedahan dilakukan dengan hati-hati akan mencegah alat reproduksi rusak. Untuk memudahkan pekerjaan, maka saluran pencernaannya harus dibuang, sehingga alat reproduksi dapat terlihat jelas. Testes maupun ovarium dapat diletakkan di luar tubuh ikan dengan cara menariknya, dalam ini harus menggunakan pinset dan gunting.



                                                       



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.            Hasil Praktikum
 4.1.1.        Ikan Nilem Jantan ( Osteochilus hasselti )


Oval: 2
 
Oval: 1
Keterangan :
  1. Ginjal
  2. Saluran Ekskresi
  3. Gonad jantan berpasangan
  4. Saluran gonad
 
                                                                                                             
Oval: 3                                                 



Oval: 4
 


Ciri-ciri gonad jantan
1.      Berwarna putih
2.      Gonad berpasangan
3.      Bentuk tidak beraturan
4.      Memiliki saluran gonad yang berakhir di anus




4.1.2.        Ikan Nilem betina ( Osteochilus hasselti )


 


Keterangan :
  1. Ginjal
  2. Saluran ekskresi
  3. Gonad betina berpasangan
  4. Saluran gonad ( oviduk )
 
Oval: 2





Oval: 3
Oval: 4
 



Ciri-ciri gonad betina :
1.      Berwarna kekuningan
2.      Gonad berpasangan
3.      Tersusun dari butiran telur
4.      Memiliki saluran gonad yang berakhir di anus

2.3.Pembahasan

Saluran urogenital adalah suatu saluran yang merupakan gabungan dari saluran ginjal dengan saluran kelamin. Letak saluran urogenital berdekatan dengan anus (Rochman, 2009).
Saluran ekskresi merupakan saluran untuk mengeluarkan sisa metabolisme seperti karbondioksida dan urine. Saluran ekskresi pada ikan adalah ginjal yang berjumlah sepasang dan berwarna kuning kecoklatan (Rochman, 2009).


Dari hasil pengamatan, ikan jantan memiliki gonad berwarna putih, hal ini sesuai dengan pernyataan referensi yang menyatakan bahwa, kebanyakan testis (gonad jantan) memiliki warna putih atau kekuningan (Widi, 2012). Dan terletak di usus (bersatu dengan usus) hal tersebut sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa testis berjumlah sepasang dan di gantungkan pada dinding tengah rongga abdomen (Listia, 2009).

           
Sedangkan pada ikan betina gonad berwarna kemerahan, seperti yang di katakan Tester dan Takata (1953) Penampang gonad ikan betina tampak bulat dengan warna kemerah-merahan, itu menunjukan bahwa gonad tidak masak. Terletak di dekat usus, letak gonad betina mengisi dua pertiga rongga perut atau hampir menutupi organ-organ tubuh. (Khairuman dan Amril, 2007)



























V.               KESIMPULAN

Sistem urogenital merupakan sistem penggabungan antara sistem urinaria dan genital, yaitu sistem eskresi dan sistem reproduksi. Mengacu pada hasil praktikum, ikan nilem memiliki organ urinaria berupa ginjal dan saluran urine, sementara untuk organ reproduksi adalah gonad, pada nilem jantan gonad jantan adalah testis dan berwarna putih. Sedangkan gonad betina merupakan ovarium yang berwarna kuning kecoklatan.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Ichtiologi . Makasar : Penerbit Universitas
Hasanuddin Makasar.
Anonim. 2012. Sistem Urogenital . Makasar : Penerbit Universitas Hasanuddin      Makasar.
Radiopoetro. 1977. Zoologi . Jakarta : Penerbit Erlangga.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan (Dasar Pengembangan Teknik Perikanan) . Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Khairuman dan Amri. 2007. Budidaya Lele Lokal Secara Intensif. Jakarta : Penerbit
Agro Media.
Tester, A. L. and M. Takata. 1953. Contribution on the Biology of the Aholehole A
Potential Baitfish. Hawaii Mar. Lab. Contr. No. 38.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar