ACARA 4
SISTEM UROGENITAL IKAN

Disusun
oleh:
Kelompok
8
Dede
Kiki Baehaki H1K013032
Silma
Anis Robaya H1K013034
Nurkusuma
Amanati C. H1K013046
Rifki
Krisna Wibowo H1K013048
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem urogenetalia
merupakan kombinasi dari sistem urinaria
( ekskresi ) dan sistem
genetalia ( reproduksi ). Sistem urinaria meliputi pembuangan sisa hasil metabolisme
baik melalui usus dan kulit maupun
melalui alat ekskresi khususnya ginjal. Sistem genetalia didalam reproduksi
yaitu proses dihasilkannya spesies sebelum itu nampak pada spesies baru.
Organ utama dari sistem pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme adalah ginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan kulit. Pada ikan, pembuangan sisa-sisa metabolisme terutama melalui
insang dan ginjal. Bahan yang dibuang tersebut sebagian besar berbentuk ammonia (NH3) dan yang lainnya dalam bentuk urine.
Secara umum diketahui bahwa ikan untuk melangsungkan
hidupnya, memperbanyak diri dengan bertelur. Meskipun demikian pada ikan
terdapat beberapa variasi dari cara ikan tersebut bertelur. Reproduksi pada
ikan diawali dengan bercampurnya spermatozoid dari ikan jantan dengan sel telur
(ovum) dari ikan betina sehingga menghasilkan sel telur yang dibuahi. Telur ini
akan mengalami pembelahan sel yang berulang-ulang, berkembang dan akhirnya membentuk individu baru.
1.2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui organ-organ yang berperan dalam
ekskresi dan reproduksi. Pada praktikum ini dipelajari organ-organ yang
berperan dalam ekskresi seperti ginjal dan saluran
urinaria, serta organ reproduksi seperti testes dan ovarium pada ikan nilem (Osteochilus hasselti).
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Sistem urinaria
Sistem urinaria atau
eksresi pada ikan adalah ren yang terjadi dari mesonephros, ureter yang terjadi
dari ductus mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang
ren yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan diri dari linea
mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya, ureter
membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke dalam sinus
urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis
yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis (Radiopoetro,
1977).
Organ utama dari sistem pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme adalah ginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan kulit. Pada ikan, pembuangan sisa-sisa metabolisme terutama melalui
insang dan ginjal. Bahan yang dibuang tersebut sebagian besar berbentuk ammonia (NH3) dan yang lainnya dalam bentuk urine. Ammonia merupakan hasil sisa dari penguraian asam amino dan bersifat
sangat toksik.
Toksisitas NH3 ini dapat dikurangi dengan
cara
merubahnya menjadi persenyawaan lain seperti
urea, asam urat, atau trimetil oksida (TMO), atau dengan pengenceran dalam
air yang cukup ( Anonim, 2012 ).
Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem uropoetica adalah:
- Ginjal (ren), terdapat sepasang, berwarna
merah kehitaman, terletak
di luar ruang
peritoneum, menempel
di bawah
tulang punggung memanjang dari dekat anus ke
arah
depan hingga ujung rongga perut, bentuknya tidak jelas. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan ammonia dan persenyawaan- persenyawaannya yang non-toksik.
-
Ureter (ductus mesonephridicus = saluran
Wolffian), merupakan tempat
mengalirnya urine (air seni) yang
berasal dari ginjal, terdapat di
pinggiran
dorsal rongga
badan dan
menuju ke belakang. Pada ikan
jantan, kedua saluran ini terlihat merupakan
tabung (tubulus) yang pendek, terentang
dari ujung belakang ginjal sampai kantung urine, sedangkan
pada ikan betina ia menuju ke sinus urogenitalia.
-
Kantong urine (vesica
urinaria), merupakan lanjutan dari ureter kiri dan kanan, dan
merupakan tempat penampungan urine sebelum dikeluarkan.
Pada beberapa
jenis ikan, kantong urine dapat dilihat dengan jelas terletak dekat anus dan bentuknya menyerupai kantung kecil.
-
Uretra,
merupakan saluran yang pendek,
berasal
dari kantong urine
dan menuju ke porus urogenitalia, merupakan jalan keluar urine dari dalam tubuh.
2.2. Sistem
genital
Reproduksi adalah kemampuan individu
untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau
kelompoknya. Untuk dapat melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan
betina. Penyatuan gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya
berkembang menjadi generasi baru ( Fujaya, 2004 ).
Menurut Anonim (2006), meskipun tidak semua individu mampu
menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian
besar individu yang hidup di permukaan bumi ini. Tingkah laku reproduksi pada ikan merupakan suatu siklus
yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi
tahunan. Sekali mereka memulainya maka hal itu akan berulang terus menerus
sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam
satu tahun.
Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan sistem kelamin jantan. Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh :
- Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel
telur (ova). Alat penggantung
ovarium disebut mesovarium.
- Saluran
telur
(oviduct), merupakan
saluran tempat
lewatnya
ova, sangat pendek dan bersatu
pada
bagian belakangnya
untuk
selanjutnya
bermuara pada porus genitalia.
Sistem kelamin jantan ikan disusun oleh :
- Testes, terletak di bawah gelembung
renang dan di atas intestinum. Bentuk testes agak kompak dan
berwarna putih. Di
dalam testes dihasilkan spermatozoa. Proses
pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Bentuk spermatozoa bermacam-macam tergantung kepada spesies ikan.
Alat penggantung testes disebut mesorchium.
- Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada bagian belakangnya
membentuk
suatu
ruang genital yang terbuka ke arah luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus.
- Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar dan tempat pelepasan sperma
( Anonim, 2012 ).
III. MATERI
DAN METODE
3.1. Materi Praktikum
3.1.1. Alat
Alat
yang digunakan adalah gunting bedah, pinset, penggaris, buku gambar, pensil,
penghapus, dan baki paraffin.
3.1.2. Bahan
Bahan
yang digunakan adalah Ikan Nilem ( Osteochilus
hasselti ) jantan dan betina.
2.2. Cara Kerja
Melihat
bentuk dan letak gonad (testes dan ovarium), serta ginjal dan
saluran-salurannya maka harus dilakukan pembedahan. Pembedahan dilakukan dengan
hati-hati akan mencegah alat reproduksi rusak. Untuk memudahkan pekerjaan, maka
saluran pencernaannya harus dibuang, sehingga alat reproduksi dapat terlihat
jelas. Testes maupun ovarium dapat diletakkan di luar tubuh ikan dengan cara
menariknya, dalam ini harus menggunakan pinset dan gunting.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Praktikum
4.1.1.
Ikan Nilem Jantan ( Osteochilus
hasselti )
![]() |

|






![]() |
Ciri-ciri
gonad jantan
1. Berwarna
putih
2. Gonad
berpasangan
3. Bentuk
tidak beraturan
4. Memiliki
saluran gonad yang berakhir di anus
4.1.2. Ikan Nilem betina ( Osteochilus hasselti )
![]() |
|





![]() |
![]() |
Ciri-ciri gonad betina
:
1. Berwarna
kekuningan
2. Gonad
berpasangan
3. Tersusun
dari butiran telur
4. Memiliki
saluran gonad yang berakhir di anus
2.3.Pembahasan
Saluran urogenital adalah
suatu saluran yang merupakan gabungan dari saluran ginjal dengan saluran
kelamin. Letak saluran urogenital berdekatan dengan anus (Rochman, 2009).
Saluran ekskresi
merupakan saluran untuk mengeluarkan sisa metabolisme seperti karbondioksida
dan urine. Saluran ekskresi pada
ikan adalah ginjal yang berjumlah sepasang dan
berwarna kuning kecoklatan (Rochman, 2009).

Dari hasil pengamatan, ikan jantan memiliki gonad
berwarna putih, hal ini sesuai dengan pernyataan referensi yang menyatakan
bahwa, kebanyakan testis (gonad jantan) memiliki warna putih atau kekuningan
(Widi, 2012). Dan terletak di usus (bersatu dengan usus) hal tersebut sesuai
dengan referensi yang menyatakan bahwa testis berjumlah sepasang dan di
gantungkan pada dinding tengah rongga abdomen (Listia, 2009).

Sedangkan
pada ikan betina gonad berwarna kemerahan, seperti yang di katakan Tester dan Takata (1953) Penampang
gonad ikan betina tampak bulat dengan warna kemerah-merahan, itu menunjukan
bahwa gonad tidak masak. Terletak di dekat usus, letak gonad betina mengisi dua
pertiga rongga perut atau hampir menutupi organ-organ tubuh. (Khairuman dan Amril, 2007)
V.
KESIMPULAN
Sistem urogenital merupakan sistem penggabungan antara
sistem urinaria dan genital, yaitu sistem eskresi dan sistem reproduksi.
Mengacu pada hasil praktikum, ikan nilem memiliki organ urinaria berupa ginjal
dan saluran urine, sementara untuk organ reproduksi adalah gonad, pada nilem
jantan gonad jantan adalah testis dan berwarna putih. Sedangkan gonad betina
merupakan ovarium yang berwarna kuning
kecoklatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Bahan
Ajar Mata Kuliah Ichtiologi . Makasar : Penerbit Universitas
Hasanuddin Makasar.
Anonim. 2012. Sistem
Urogenital . Makasar : Penerbit Universitas Hasanuddin Makasar.
Radiopoetro. 1977. Zoologi
. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi
Ikan (Dasar Pengembangan Teknik Perikanan) . Jakarta
: PT. Rineka Cipta.
Khairuman dan Amri. 2007. Budidaya Lele Lokal
Secara Intensif. Jakarta : Penerbit
Agro Media.
Tester, A. L. and M. Takata. 1953. Contribution on
the Biology of the Aholehole A
Potential Baitfish. Hawaii Mar. Lab. Contr. No. 38.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar