Minggu, 15 Juni 2014

MORFOLOGI



ACARA 2
 
MORFOLOGI IKAN











Disusun oleh:
Kelompok 8

 Dede Kiki Baehaki                           H1K013032
 Silma Anis Robaya                           H1K013034
 Nurkusuma Amanati C.                  H1K013046
 Rifki Krisna Wibowo                      H1K013048





JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014


I.                  PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.  Morfologi ikan merupakan bentuk luar ikan, yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan di perairan laut, payau maupun tawar.
Morfologi berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.

1.2.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenal bentuk, bagian, ciri-ciri tubuh luar ikan sehingga diharapkan mahasiswa dapat membuat deskripsi tentang jenis ikan tertentu.






II.               TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala (caput) , tubuh (truncus) dan ekor (cauda). Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala sampai ke ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. (Suyanto, 2009).
Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus. (Suyanto, 2009).
Sirip pada ikan berfungsi sebagai keseimbangan tubuh dan alat gerak. Sirip yang tidak berpasangan seperti sirip punggung dan sirip anus berfungsi sebagai penjaga keseimbangan. Sirip yang berjumlah sepasang fungsinya sebagai alat gerak, sedangkan sirip ekor untuk kemudi (Rahardjo, 1985). Bentuk dan tipe ekor
Menurut
(Rahardjo, 1985), bentuk ekor ikan ditentukan oleh beberapa ruang vertebrata yang paling belakang.
Ekor ikan dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Protocercal
Ruas-ruas vertebrata menyokong sirip ekor tanpa mengalami perubahan bentuk. Sirip ekor simetri antara bagian atas dan bawah. Tipe ini dimiliki oleh ikan kelas cephalaspidomorphi.
2. Heterocercal
Bentuk ekor tidak simetri. Bagian atas ujung ekor melengkung ke atas dan disokong oleh ruas tulang punggung dan bagian ujung tulang ekor lebih pendek dan disokong oleh beberapa jari-jari sirip ekor. Tipe ini terdapat pada kelas chondrictyes dan ikan bertulang sejati tingkat rendah.
3. Homocercal
Bentuk ekor simetri, bagian atas sama dengan bagian bawah dan disokong oleh jari-jari sirip ekor. Dua ruas terakhir tulang punggung mengalami perubahan bentuk dan terdapat beberapa potong tulang tambahan.
            Bentuk tubuh
Menurut Rahardjo (1985), Bentuk tubuh ikan akan beradaptasi dengan cara tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam habitat ikan tersebut. Ikan yang hidup di daerah dasar perairan mempunyai bentuk perut datar dan punggung menggelembung. Sedangkan untuk ikan-ikan pelagis mempunyai bentuk bagian tubuh yang menggelembung pada bagian perut maupun punggung.
Bentuk tubuh ikan terdiri dari:
1. Bentuk Torpedo
Bentuk tubuh ramping dengan potongan melintang, badannya berbentuk elips dan bentuk ekor sempit tepat di depan sirip ekor. Bentuk tubuh ini dimiliki oleh ikan tuna, selar dan kembung betina.
2. Bentuk seperti ular
Bentuk tubuh memanjang dengan penampang melintang bundar. Terdapat pada belut dan sidat.
3. Bentuk Pipih
a. Pipih secara lateral
Ikan bentuk ini dalam keadaan biasa berenang dengan lambat dan bila ada bahaya mampu berenang dengan cepat. Misalnya ikan mas.
b. Pipih secara dorsoventral
Bentuk tubuh ini cocok dengan ikan yang hidup di dasar perairan misalnya genus Rajidae mobulidae.
4. Bentuk Tubuh Benang
Terdapat pada famili Nemichtydae.
5. Bentuk Membulat
Bentuk tubuh ikan ini bulat akan semakin tampak apabila dalam keadaan bahaya
karena ikan akan mengembangkan tubuhnya semakin maksimal. Terdapat pada famili Tetraodentidae dan Diodontidae.
6. Bentuk Tubuh Pita
Terdapat pada famili Trachypterydae dan Trichiuridae.
7. Bentuk Kombinasi
Famili Claridae dan Pangasidae mempunyai kepala yang picak, badan bundar dan ekor yang pipih.
Menurut Rahardjo (1985), berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya, sisik ikan dibedakan menjadi :
1.Ganoid
Terdiri dari garam-garam saponim, bentuknya seperti belah ketupat.
2. Placoid
Sisik dari tonjolan kulit bentuknya seperti duri halms dan terletak rebah ke belakang di bawah kulit.
3. Cycloid
Disebut juga sisik lingkaran, mempunyai bentuk bulat, tipis transparan dan mempunyai lingkaran pada belakang bergerigi.
4. Ctenoid
Disebut juga sisik sisir, mempunyai bentuk agak persegi.
5. Cosmoid
 pada umumnya ikan memiliki tipe mulut yang berbeda tergantung dari lingkungan, cara makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Tipe mulut ikan yang dimaksud antara lain:
1. Tipe Terminal
Yaitu letak mulut ikan terletak diujung depan kepala.
2. Tipe Subterminal
Yaitu letak mulut ikan terletak didekat ujung depan kepala.
3. Tipe Superior
Yaitu letak mulut ikan terletak diujung bagian atas.
4. Tipe Inferior
 
Yaitu letak mulut ikan terletak dibawah kepala.


III. MATERI DAN METODE
3.1.             Materi Praktikum
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum morfologi ikan yaitu, alat bedah, baki paraffin, buku kunci identifikasi, jaruk penusuk, kamera, dan pensil.
3.1.2   Bahan
Bahan yang digunakan yaitu, ikan Mas, ikan Patin, ikan Nila, ikan Baceman, ikan Lele, ikan Tongkol, ikan Kakap, ikan Layur, ikan Bandeng, dan ikan Belanak.

 3.2.      Cara Kerja
Ikan yang telah mati (yang telah diawetkan) diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala disebelah kiri dan punggung diatas. Sirip-sirip ikan direnggangkan dengan menggunakan jarum penusuk. Ikan yang telah disiapkan tadi digambar, agar gambar mirip dengan keadaan aslinya dibuat sketsa terlebih dahulu. Dalam membuat sketsa bagian tubuh ikan diukur terlebih dahulu, kemudian ukuran dapat disesuaikan dengan yang di inginkan. Setelah sketsa terbentuk periksa kembali bagian tubuh ikan, misalnya letak sirip, mata dan lainnya. Ikan digambar dengan garis yang tegas bukan arsiran. Lalu beri keterangan di bawah gambar tentang bentuk tubuh, bentuk mulut, letak sungut, posisi sirip perut terhadapsirip dada, bentuk-bentuk sirip ekor, dan ciri-ciri khusus pada ikan (apabila ada).
                                       IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Hasil
Tabel 1
No
Gambar Ikan
Bentuk Tubuh
Bentuk Mulut
Posisi Mulut
Bentuk Sirip Ekor
Ciri Khusus
Posisi sirip perut terhadap sirip dada
1. 

Ikan Lele



Clarias batracus

Compressiform


 
Depressiform

Anguiliform

Tidak Disembulkan

Subterminal

Rounded



Sub-abdominal
2. 
Ikan Bandeng
Chanos chanos



 


Fusiform



Terminal
Forked
Sub-abdominal
3.
Ikan Tongkol
 
Euthynnus sp.



 




Fusiform

Terminal

Forked

Finlet

Thoracic

4.


                  Ikan Mas
 
          Cyprinus caprio




 





Compressiform


Disembulkan


Terminal

Emarginate
-

Sub-abdominal
5. 
Ikan Nilem

Osteocilus hasselti



 




Compressiform
Disumbulkan

Sub-terminal 

Emarginate
-


Sub-abdominal
6. 
Ikan Kembung
Rastrelliger sp.





 





Fusiform






 

Terminal

Forked


Caudal Scute

Thoracic
 8.
Ikan Patin
Pangasius sp.






 



Fusiform


Subterminal
Lunate





subabdominal
      
 4.2.     Pembahasan

Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Penelitian ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi (tampilan mikroskopis). Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi dan klasifikasi spesies. Gambaran morfologi didasarkan pada pengamatan struktur yang ada dalam tubuh manusia, yang mengarahkan studi organisasi struktural organisme, yang memungkinkan perbandingan antara berbagai jenis organisasi struktural, yaitu anatomi perbandingan (Matnuh, 2012).   
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk organisme hidup. Bentuk tubuh, letak mulut dan ukurannya, bentuk ekor, dan warna tubuh dapat memberi indikasi kehidupan binatang tersebut (Dadang, 2012).
1)      Deskripsi Ikan Lele

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini memiliki bentuk tubuh taeniform, posisi mulut subterminal, bentuk sirip ekor rounded, ciri khusus pada ikan lele yaitu sungut, posisi sirip perut terhadap sirip dada abdominal.
Ikan lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri dari ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih dan terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik.Kemudian ikan ini memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari busur insangnya yaitu arborescent (Jefry, 2009).
Habitat ikan lele adalah sungai dengan arus air yang tenang seperti danau, rawa, telaga dan waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal, yaitu aktif dan bergerak mencari makanan pada malam hari sedangkan pada siang hari hanya berdiam diri dan berlindung di tempat gelap (Afiesh, 2013).
2)      Deskripsi Ikan Bandeng

Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya.
Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa
 Bandeng banyak dikenal orang sebagai ikan air tawar. Habitat asli ikan bandeng sebenarnya di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar maupun air payau.
Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik, mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak (Adzriair, 2012).
3)       Deskripsi Ikan Tongkol
Bentuk tubuh ikan tongkol seperti betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet.Ikan tongkol dapat mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada umur 5 tahun.Panjang pertama kali matang gonad ialah 29– 30 cm.
Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel.
Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Di indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik, terutama di perairan indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28°C. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28°C.  (Nurrahman, 2011).

4)        Deskripsi Ikan Mas
Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran).
sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. (Cahyono, 2008).
5)      Deskripsi Ikan Kembung
Ikan kembung memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan forked, ikan kembung memiliki ciri khusus finlet, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan laut, tergolong ikan pelagis yang ada di perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara bergerombol baik diperairan pantai maupun dilepas pantai.
Kebiasaan makanannya adalah memakan plankton besar atau kasar, copepoda dan crustacea.Ciri lain dari morfologi ikan kembung ini adalah memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya.Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil.Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya.Di belakang sirip punggung dan dubur,terdapat sirip-sirp tambahan yang kecil (Dwi, 2009).

6)       Deskripsi Ikan Kurisi
Ikan kurisi memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan emarginate, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan kurisi berbadan langsing agak gepeng.Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak bersisik.Sirip punggung berjari-jari keras 10 dan 9 lemah.Jari-jari keras pertama dan kedua tumbuh memenjang seperti serabut, demikian juga jari-jari teratas lembaran sirip ekornya.Sirip dubur berjari-jari keras 3 dan 7 jari-jari lemah.Warna kepala dan gigir punggung kemerahan.Satu totol kuning terdapat pada awal garis rusuk.Cambuk pada sirip punggung maupun ekornya berwarna kuning.Sirip punggung abu-abu keunguan dengan warna kuning ditengah-tengahnya demikian juga sirip dubur.Sirip ekor sedikit kegelapan.Sirip perut dan dada putih sedikit kecoklatan.Ukuran ikan kurisi dapat mencapai panjang 25 cm, umumnya 12-18 cm (Rasyid, 2012).
7)      Deskripsi Ikan Patin
Ikan patin (Pangasius sp) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. (Subagja, 2009).
Morfologi ikan patin (Pangasius sp) mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan garis hitam di tengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm (Subagja, 2009).
Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air. Artinya, ikan ini dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH 5) sampai perairan yang basa (pH 9). Kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm, sementara karbondioksida yang bias ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara 80-250. Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28-30°C (Subagja, 2009).




8)      Deskripsi Ikan Nilem
Ikan nilem memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ekor emarginate, ikan nilem memiliki ciri khusus yaitu bersungut, posisi sirip perut terhadap sirip dada subabdominal. Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai – sungai dan rawa – rawa. Ciri – ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas (Yandi, 2008).
Ciri – cirinya yaitu pada sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba.Sirip punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak.Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari lunak. Jumlah sisik – sisik gurat sisi ada 33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition (Yandi, 2008).








V.   KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah
  1. Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Penelitian ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi (tampilan mikroskopis).
  2. Ikan lele memiliki bentuk tubuh taeniform, posisi mulut subterminal, bentuk sirip ekor rounded, ciri khusus pada ikan lele yaitu sungut, posisi sirip perut terhadap sirip dada abdominal.
3.      Ikan bandeng mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya.
4.      Ikan tongkol mempunyai bentuk seperti betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil, perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut,
5.      Ikan mas memiliki bentuk agak memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.
6.      Ikan kurisi memiliki bentuk tubuh compressed, posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan emarginate, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan kurisi berbadan langsing agak gepeng. Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak bersisik.
  1. Ikan Kembung memiliki ciri morfologi dengan bentuk tubuh streamline, sirip dorsal berwarna kuning dengan ujung hitam. Sirip caudal dan pectoral berwarna kekuning-kuningan.
  2. Ikan Nilem memiliki ciri morfologi dengan tubuh berbentuk serupa dengan ikan mas, bedanya kepala ikan nilem relatif lebih kecil, sirip ekor berbentuk cagak dan simetris.
  3. Ikan patin mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor.















DAFTAR PUSTAKA

Alfiesh, 2013.Ikan lele Clarias sp. http://afiesh.org.com. (Diakses 20 Mei 2014).
Adzriair, 2012.Budidaya ikan bawal putih.http://adzriair.org.com. (Diakses 20 Mei 2014).
Cahyono, 2008. Pengertian Morfologi. http://id.shvoong.com/exact-sciences /biology/2316730- pengertian-morfologi-biologi/ (Diakses 20 Mei 2014)
Dadang, 2012. Classification and Morphology Fresh Water Fish. http://bimomix. wordpress.com. (Diakses 20 Mei 2014)
Dwi, 2009. Metode Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta.
Jefry, 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit LIPI Press,
Jakarta.
Matnuh, 2012. Threatened fishes of  the world: Tor tor Hamilton 1822 Divisionof Applied
Biosciences, Graduate School of Agriculture, Kyoto University: Japan.
Nurrahman, 2011.Deskripsi ikan bawal air tawar.http://nurrahman08.student.ipb.ac.id.       (Diakses 20 Mei 2014).
Rahardja, 1985. Fresh Water Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus
Editions Limited : Jakarta
Rasyid, 2012.Laporan Praktikum iktiologi Ikan kurisi.http://rasyidzhoumena.blogspot.com,
Subagja, 2009. Bahan Ajar Ikhtiologi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. FPIK
Universitas Haluoleo. Kendari
Suyanto, 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru.
Yandi, 2008. Ikan Nilem Osteochilus Hasseltii.Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Bali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar