ACARA 2
MORFOLOGI
IKAN

Disusun
oleh:
Kelompok
8
Dede
Kiki Baehaki H1K013032
Silma
Anis Robaya H1K013034
Nurkusuma
Amanati C. H1K013046
Rifki
Krisna Wibowo H1K013048
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengenalan
struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Morfologi ikan merupakan bentuk luar ikan,
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
jenis-jenis ikan di perairan laut, payau maupun tawar.
Morfologi
berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu
organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu simetris
bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah ikan dibelah
menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk
maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua
sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.
1.2.Tujuan Praktikum
Mahasiswa
dapat mengenal bentuk, bagian, ciri-ciri tubuh luar ikan sehingga diharapkan
mahasiswa dapat membuat deskripsi tentang jenis ikan tertentu.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Secara garis
besar tubuh ikan tersusun atas
tiga bagian, yaitu kepala (caput) , tubuh (truncus) dan ekor (cauda). Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan
yang sama, apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala sampai ke ekor dengan arah punggung perut.
Pada ujung depan terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada bagian kepala
terdapat sepasang mata dan tutup insang. (Suyanto, 2009).
Pada tubuh ikan
tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung
kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan
berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan
adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip
tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang.
Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus. (Suyanto, 2009).
Sirip pada ikan
berfungsi sebagai keseimbangan tubuh
dan alat gerak. Sirip yang tidak berpasangan seperti sirip punggung dan sirip
anus berfungsi sebagai penjaga keseimbangan. Sirip yang berjumlah sepasang
fungsinya sebagai alat gerak, sedangkan sirip ekor untuk kemudi (Rahardjo,
1985). Bentuk dan tipe ekor
Menurut (Rahardjo, 1985), bentuk ekor ikan ditentukan oleh beberapa ruang vertebrata yang paling belakang.
Menurut (Rahardjo, 1985), bentuk ekor ikan ditentukan oleh beberapa ruang vertebrata yang paling belakang.
Ekor ikan dibagi menjadi tiga macam
yaitu:
1. Protocercal
1. Protocercal
Ruas-ruas
vertebrata menyokong sirip ekor tanpa mengalami perubahan bentuk. Sirip ekor
simetri antara bagian atas dan bawah. Tipe ini dimiliki oleh ikan kelas cephalaspidomorphi.
2. Heterocercal
2. Heterocercal
Bentuk ekor tidak simetri. Bagian
atas ujung ekor melengkung ke atas dan disokong oleh ruas tulang punggung dan
bagian ujung tulang ekor lebih pendek dan disokong oleh beberapa jari-jari
sirip ekor. Tipe ini terdapat pada kelas chondrictyes dan ikan bertulang sejati
tingkat rendah.
3. Homocercal
3. Homocercal
Bentuk ekor
simetri, bagian atas sama dengan bagian bawah dan disokong oleh jari-jari sirip
ekor. Dua ruas terakhir tulang punggung mengalami perubahan bentuk dan terdapat
beberapa potong tulang tambahan.
Bentuk tubuh
Menurut Rahardjo
(1985), Bentuk tubuh ikan akan beradaptasi dengan cara tingkah laku dan
kebiasaan hidup di dalam habitat ikan tersebut. Ikan yang hidup di daerah dasar
perairan mempunyai bentuk perut datar dan punggung menggelembung. Sedangkan
untuk ikan-ikan pelagis mempunyai bentuk bagian tubuh yang menggelembung pada bagian
perut maupun punggung.
Bentuk tubuh ikan terdiri dari:
1. Bentuk Torpedo
1. Bentuk Torpedo
Bentuk tubuh ramping dengan
potongan melintang, badannya berbentuk elips dan bentuk ekor sempit tepat di
depan sirip ekor. Bentuk tubuh ini dimiliki oleh ikan tuna, selar dan kembung betina.
2. Bentuk seperti ular
Bentuk tubuh memanjang dengan
penampang melintang bundar. Terdapat pada belut dan sidat.
3. Bentuk Pipih
3. Bentuk Pipih
a. Pipih secara
lateral
Ikan bentuk ini
dalam keadaan biasa berenang dengan lambat dan bila ada bahaya mampu berenang dengan
cepat. Misalnya ikan mas.
b. Pipih secara
dorsoventral
Bentuk tubuh ini cocok dengan ikan
yang hidup di dasar perairan misalnya genus Rajidae mobulidae.
4. Bentuk Tubuh Benang
4. Bentuk Tubuh Benang
Terdapat pada famili Nemichtydae.
5. Bentuk Membulat
5. Bentuk Membulat
Bentuk tubuh ikan ini bulat akan
semakin tampak apabila dalam keadaan bahaya
karena ikan akan mengembangkan tubuhnya semakin maksimal. Terdapat pada famili Tetraodentidae dan Diodontidae.
6. Bentuk Tubuh Pita
karena ikan akan mengembangkan tubuhnya semakin maksimal. Terdapat pada famili Tetraodentidae dan Diodontidae.
6. Bentuk Tubuh Pita
Terdapat pada famili Trachypterydae
dan Trichiuridae.
7. Bentuk Kombinasi
7. Bentuk Kombinasi
Famili Claridae
dan Pangasidae mempunyai kepala yang picak, badan bundar dan ekor yang pipih.
Menurut Rahardjo (1985),
berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya, sisik ikan dibedakan
menjadi :
1.Ganoid
Terdiri
dari garam-garam saponim, bentuknya seperti belah ketupat.
2. Placoid
Sisik dari tonjolan kulit bentuknya
seperti duri halms dan terletak rebah ke belakang di bawah kulit.
3. Cycloid
3. Cycloid
Disebut juga sisik lingkaran,
mempunyai bentuk bulat, tipis transparan dan mempunyai lingkaran pada belakang
bergerigi.
4. Ctenoid
4. Ctenoid
Disebut juga sisik sisir, mempunyai
bentuk agak persegi.
5. Cosmoid
5. Cosmoid
pada umumnya ikan memiliki tipe mulut yang
berbeda tergantung dari lingkungan, cara makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Tipe mulut ikan yang dimaksud antara lain:
1. Tipe Terminal
1. Tipe Terminal
Yaitu letak mulut ikan terletak
diujung depan kepala.
2. Tipe Subterminal
2. Tipe Subterminal
Yaitu letak mulut ikan terletak
didekat ujung depan kepala.
3. Tipe Superior
3. Tipe Superior
Yaitu letak mulut ikan terletak
diujung bagian atas.
4. Tipe Inferior
4. Tipe Inferior
Yaitu letak mulut ikan terletak
dibawah kepala.
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi Praktikum
3.1.1
Alat
Alat yang digunakan pada
praktikum morfologi ikan yaitu, alat bedah, baki paraffin, buku kunci identifikasi, jaruk
penusuk, kamera, dan pensil.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu, ikan Mas, ikan Patin, ikan Nila, ikan Baceman,
ikan Lele, ikan Tongkol, ikan Kakap, ikan Layur, ikan Bandeng, dan ikan Belanak.
3.2. Cara Kerja
Ikan yang telah mati (yang
telah diawetkan) diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala disebelah kiri dan
punggung diatas. Sirip-sirip ikan direnggangkan dengan menggunakan jarum
penusuk. Ikan yang telah disiapkan tadi digambar, agar gambar mirip dengan
keadaan aslinya dibuat sketsa terlebih dahulu. Dalam membuat sketsa bagian
tubuh ikan diukur terlebih dahulu, kemudian ukuran dapat disesuaikan dengan
yang di inginkan. Setelah sketsa terbentuk periksa kembali bagian tubuh ikan,
misalnya letak sirip, mata dan lainnya. Ikan digambar dengan garis yang tegas
bukan arsiran. Lalu beri keterangan di bawah gambar tentang bentuk tubuh,
bentuk mulut, letak sungut, posisi sirip perut terhadapsirip dada,
bentuk-bentuk sirip ekor, dan ciri-ciri khusus pada ikan (apabila ada).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1
No
|
Gambar Ikan
|
Bentuk Tubuh
|
Bentuk Mulut
|
Posisi Mulut
|
Bentuk Sirip Ekor
|
Ciri Khusus
|
Posisi sirip perut terhadap
sirip dada
|
|||
1.
|
![]()
Clarias batracus
|
![]()
Compressiform
![]()
Anguiliform
|
![]()
Tidak Disembulkan
|
![]()
Subterminal
|
![]()
Rounded
|
![]()
Sub-abdominal
|
||||
2.
|
Ikan Bandeng
![]()
Chanos chanos
|
Fusiform
|
|
![]()
Terminal
|
![]()
Forked
|
-
|
![]()
Sub-abdominal
|
|||
3.
|
Ikan Tongkol
![]()
Euthynnus sp.
|
Fusiform
|
|
![]()
Terminal
|
![]()
Forked
|
![]()
Finlet
|
![]()
Thoracic
|
|||
4.
|
![]()
Cyprinus caprio
|
Compressiform
|
![]()
Disembulkan
|
![]()
Terminal
|
![]()
Emarginate
|
-
|
![]()
Sub-abdominal
|
|||
5.
|
![]()
Osteocilus hasselti
|
![]()
Compressiform
|
![]()
Disumbulkan
|
![]()
Sub-terminal
|
![]()
Emarginate
|
-
|
![]()
Sub-abdominal
|
|||
6.
|
Ikan Kembung
![]()
Rastrelliger sp.
|
Fusiform
|
|
![]()
Terminal
|
![]()
Forked
|
![]()
Caudal Scute
|
![]()
Thoracic
|
|||
8.
|
Ikan Patin
![]() |
Fusiform
|
|
![]()
Subterminal
|
![]()
Lunate
|
|
![]()
subabdominal
|
4.2. Pembahasan
Morfologi
adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Penelitian
ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi
(tampilan mikroskopis). Morfologi merupakan alat fundamental untuk identifikasi
dan klasifikasi spesies. Gambaran morfologi didasarkan pada pengamatan struktur
yang ada dalam tubuh manusia, yang mengarahkan studi organisasi struktural
organisme, yang memungkinkan perbandingan antara berbagai jenis organisasi
struktural, yaitu anatomi perbandingan (Matnuh, 2012).
Pengenalan struktur ikan tidak
terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciri-ciri
yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi
ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Morfologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur dan bentuk organisme hidup. Bentuk tubuh,
letak mulut dan ukurannya, bentuk ekor, dan warna tubuh dapat memberi indikasi
kehidupan binatang tersebut (Dadang, 2012).
1)
Deskripsi
Ikan Lele
Ikan lele merupakan salah satu
jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini memiliki bentuk tubuh
taeniform, posisi mulut subterminal, bentuk sirip ekor rounded, ciri khusus pada ikan lele
yaitu sungut, posisi sirip perut terhadap sirip dada abdominal.
Ikan lele termasuk ikan jenis
catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri dari ikan lele yaitu
bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada sirip dada terdapat duri yang keras
dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih dan terdapat
kumis serta licin karena tidak memiliki sisik.Kemudian ikan ini memiliki alat
pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari busur insangnya yaitu arborescent (Jefry, 2009).
Habitat ikan lele adalah sungai dengan arus air yang tenang
seperti danau, rawa, telaga dan waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal,
yaitu aktif dan bergerak mencari makanan pada malam hari sedangkan pada siang
hari hanya berdiam diri dan berlindung di tempat gelap (Afiesh, 2013).
2) Deskripsi Ikan Bandeng
Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan
bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak
runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti
perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya.
Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup
lapisan lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup
sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna hitam kehijauan dan keperakan bagian
sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip perut.
Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap
keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada
jantan dewasa
Bandeng banyak dikenal orang sebagai
ikan air tawar. Habitat asli ikan bandeng sebenarnya di laut, tetapi ikan ini
dapat hidup di air tawar maupun air payau.
Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra
Pasifik, mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan
koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu
berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng
baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak (Adzriair,
2012).
3)
Deskripsi Ikan Tongkol
Bentuk
tubuh ikan tongkol seperti betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada
melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan
perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang.
Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan
pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan
tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan
tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat
sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet.Ikan tongkol dapat
mencapai ukuran panjang 60– 65 cm dengan berat 1.720 gr pada umur 5 tahun.Panjang
pertama kali matang gonad ialah 29– 30 cm.
Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel.
Ikan tongkol memiliki 10– 12 jari-jari sirip punggung, 10– 13 jari-jari halus sirip punggung, 10– 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan, ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis halus, miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi (linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar (proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel.
Ikan
tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Di indonesia, ikan ini
banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar
disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik, terutama di perairan
indonesia timur dan samudra Indonesia. Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis
yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup pada kedalaman
hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28°C. Ikan Tongkol adalah jenis ikan
pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia yang hidup
pada kedalaman hingga 50 m di daerah tropis dengan kisaran suhu 27– 28°C. (Nurrahman, 2011).
4)
Deskripsi Ikan Mas
Bentuk tubuh ikan mas agak
memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah
ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior
mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi
kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh
tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki
sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik
tipe sikloid (lingkaran).
sirip punggungnya (dorsal)
memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga
dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan
sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip
punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya
(linea lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan
tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang
pangkal ekor. (Cahyono, 2008).
5)
Deskripsi Ikan Kembung
Ikan kembung memiliki bentuk
tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan forked, ikan kembung
memiliki ciri khusus finlet, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan ini memiliki bentuk tubuh
seperti torpedo dengan panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan
permukaan perairan laut, tergolong ikan pelagis yang ada di perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara bergerombol
baik diperairan pantai maupun dilepas pantai.
Kebiasaan makanannya adalah
memakan plankton besar atau kasar, copepoda dan crustacea.Ciri lain dari
morfologi ikan kembung ini adalah memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan
dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya.Pangkal sirip ekor bentuknya bulat
kecil.Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya.Di belakang
sirip punggung dan dubur,terdapat sirip-sirp tambahan yang kecil (Dwi, 2009).
6)
Deskripsi Ikan Kurisi
Ikan kurisi memiliki bentuk
tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ikan emarginate, posisi
sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan kurisi berbadan langsing
agak gepeng.Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak bersisik.Sirip punggung
berjari-jari keras 10 dan 9 lemah.Jari-jari keras pertama dan kedua tumbuh
memenjang seperti serabut, demikian juga jari-jari teratas lembaran sirip
ekornya.Sirip dubur berjari-jari keras 3 dan 7 jari-jari lemah.Warna kepala dan
gigir punggung kemerahan.Satu totol kuning terdapat pada awal garis
rusuk.Cambuk pada sirip punggung maupun ekornya berwarna kuning.Sirip punggung
abu-abu keunguan dengan warna kuning ditengah-tengahnya demikian juga sirip
dubur.Sirip ekor sedikit kegelapan.Sirip perut dan dada putih sedikit
kecoklatan.Ukuran ikan kurisi dapat mencapai panjang 25 cm, umumnya 12-18 cm (Rasyid, 2012).
7)
Deskripsi Ikan Patin
Ikan patin (Pangasius sp)
merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut
terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish).
Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai
peraba. (Subagja, 2009).
Morfologi ikan patin (Pangasius
sp) mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal dengan 4
buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat sirip
lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Bentuk sirip tersebut
agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan garis hitam di tengah. Ikan
ini mempunyai panjang maksimum 150 cm (Subagja, 2009).
Ikan patin sangat toleransi
terhadap derajat keasaman (pH) air. Artinya, ikan ini dapat bertahan hidup pada
kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (pH 5) sampai perairan
yang basa (pH 9). Kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan
ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm, sementara karbondioksida yang bias
ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan alkalinitas antara 80-250. Suhu air
media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28-30°C (Subagja, 2009).
8)
Deskripsi Ikan Nilem
Ikan
nilem memiliki bentuk tubuh compressed posisi mulut terminal, bentuk sirip ekor
emarginate, ikan nilem memiliki ciri khusus yaitu bersungut, posisi sirip perut
terhadap sirip dada subabdominal. Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan
ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai – sungai dan rawa – rawa.
Ciri – ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas (Yandi, 2008).
Ciri
– cirinya yaitu pada sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut
peraba.Sirip punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari –
jari lunak.Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong
oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1
jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari lunak. Jumlah sisik – sisik gurat
sisi ada 33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung
mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya
merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora,
makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition (Yandi, 2008).
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum
ini adalah
- Morfologi adalah studi tentang bentuk makhluk hidup, atau bagian-bagiannya. Penelitian ini dapat dibagi menjadi: anatomi (pandangan makroskopik) dan histologi (tampilan mikroskopis).
- Ikan lele memiliki bentuk tubuh taeniform, posisi mulut subterminal, bentuk sirip ekor rounded, ciri khusus pada ikan lele yaitu sungut, posisi sirip perut terhadap sirip dada abdominal.
3.
Ikan bandeng mempunyai bentuk
tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan
sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah
dan agak gelap pada punggungnya.
4.
Ikan tongkol mempunyai bentuk
seperti betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada melengkung, ujungnya lurus
dan pangkalnya sangat kecil, perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut
yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada
pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat
masuk kedalam lekukan tersebut,
5.
Ikan mas memiliki bentuk agak memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulutnya terletak
di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di
bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung mulut terdapat gigi
kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.
6.
Ikan kurisi memiliki bentuk tubuh compressed, posisi mulut terminal, bentuk
sirip ikan emarginate, posisi sirip perut terhadap sirip dada thoracic. Ikan kurisi berbadan langsing
agak gepeng. Kepala tanpa duri dan bagian depannya tidak bersisik.
- Ikan Kembung memiliki ciri morfologi dengan bentuk tubuh streamline, sirip dorsal berwarna kuning dengan ujung hitam. Sirip caudal dan pectoral berwarna kekuning-kuningan.
- Ikan Nilem memiliki ciri morfologi dengan tubuh berbentuk serupa dengan ikan mas, bedanya kepala ikan nilem relatif lebih kecil, sirip ekor berbentuk cagak dan simetris.
- Ikan patin mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor.
DAFTAR PUSTAKA
Adzriair, 2012.Budidaya ikan
bawal putih.http://adzriair.org.com.
(Diakses 20 Mei 2014).
Cahyono, 2008. Pengertian Morfologi. http://id.shvoong.com/exact-sciences
/biology/2316730- pengertian-morfologi-biologi/ (Diakses 20 Mei 2014)
Dadang, 2012. Classification
and Morphology Fresh Water Fish. http://bimomix.
wordpress.com.
(Diakses 20 Mei 2014)
Dwi, 2009. Metode Biologi Perikanan.Yayasan
Pustaka Nusantara: Yogyakarta.
Jefry, 2009. Buku
Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut.
Penerbit LIPI Press,
Jakarta.
Matnuh, 2012. Threatened fishes of the
world: Tor tor Hamilton 1822 Divisionof Applied
Biosciences, Graduate School of Agriculture,
Kyoto University: Japan.
Nurrahman, 2011.Deskripsi ikan
bawal air tawar.http://nurrahman08.student.ipb.ac.id. (Diakses 20 Mei 2014).
Rahardja, 1985. Fresh Water Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus
Editions Limited : Jakarta
Subagja, 2009. Bahan
Ajar Ikhtiologi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan.
FPIK
Universitas
Haluoleo. Kendari
Suyanto, 2009. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru.
Yandi, 2008. Ikan Nilem Osteochilus Hasseltii.Untuk Perguruan
Tinggi. Sinar Wijaya. Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar