ACARA 1
IDENTIFIKASI IKAN

Disusun
oleh:
Kelompok
8
Dede
Kiki Baehaki H1K013032
Silma
Anis Robaya H1K013034
Nurkusuma
Amanati C. H1K013046
Rifki
Krisna Wibowo H1K013048
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengetahuan tentang
klasifikasi dan taksonomi diperlukan adanya identifikasi dari berbagai
parameter morfologi dari bentuk
tubuh ikan. Melihat morfologi ikan kita dapat mengelompokkan
ikan atau hewan air. Sistem atau cara
pengelompokan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi.
Sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan,
yaitu identifikasi, klasifikasi, dan pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan
pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis atau spesies
yang selanjutnya diberi nama ilmiahnya, sehingga diakui oleh para ahli
diseluruh dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan
kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri atau sifat
di dalam keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Oleh karena
itu, dengan morfologi tubuh makhluk hidup yang berbeda satu sama lainnya, kita
memerlukan pengklasifikasian agar kita lebih mudah memahami dan mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup tersebut.
1.2. Tujuan
Praktikum
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi suatu spesies ikan tertentu dan memberikan klasifikasinya.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Identifikasi merupakan
kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari
individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya
diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi Ikan mungkin
menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan. Saat identifikasi hanya
mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan sebagai
acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur individu,
maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut.
Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari
spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis,
bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).
Identifikasi ikan
didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai petunjuk identifikasi.
Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu, pada setiap nomor terdapat
lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu
alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak
sesuai maka diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih
berikutnya terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor
sebelumnya, pada nomor ini pun
kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan yang sedang
diidentifikasi. Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan subordo dan
seterusnya sampai pada genus dan spesies. (Saanin, 1984).
Identifikasi atau
determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut : (1)
Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo dan familia; (2)
Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat memperoleh
monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3) Pencocokan atau penyesuaian
dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang diterbitkan paling
mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang asli; dan (5) Pembandingan
dengan tipe specimen yang ada (Taufik, 2011).
Pekerjaan
mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beraneka ragam dan
memasukannya dalam suatu takson merupakan cara untuk mengidentifikasi suatu
spesies. Identifikasi ini ditinjau dari segi ilmiah, sebab seluruh pekerjaan
berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu
spesies yang sedang diteliti. Dalam melakukan identifikasi ikan, buku kunci
identifikasi ikan mutlak diperlukan.Agar mudah dalammenggunakan buku kunci
identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah yang biasa
digunakan dalam identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan
meristik yang dilakukan sesuai dengan petunjuk identifikasi (Rifai, 1983).
Pengidentifikasian
ikan, diperlukan beberapa karakteristik yang perlu diamati. Antara lain yaitu, jumlah sirip,
panjang sirip, tinggi badan, lebar badan, bentuk sisik, bentuk mulut dan ekor,
serta masih banyak lagi karakteristik yang dapat diamati untuk
pengidentifikasian ikan. Pengetahuan mengenai bentuk dan struktur bagian-bagian
tubuh ikan akan membantu seseorang dalam mendeterminasinya, sehingga diperoleh
klasifikasi ikan secara lebih cepat dan mudah (Rifai, 1983).
Deskripsi terhadap
setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan metoda konvensional.
Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang standar (SL), panjang
total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang sebelum sirip perut,
panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya (Haryono, 2009).
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah
sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah
sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik
melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip
punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya (Haryono, 2009).
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi Praktikum
3.1.1
Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat bedah, baki paraffin, buku kunci
identifikasi, jarum penusuk, kamera, dan pensil.
3.1.2 Bahan
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini yaitu ikan Mas, ikan Patin, ikan Nila, ikan
Baceman, ikan Lele, ikan Tongkol, ikan Kakap, ikan Layur, ikan Bandeng, dan
ikan Belanak.
3.2 Cara Kerja
Ikan
diletakkan di baki paraffin. Bagian sirip atas, sirip bawah, dan sirip ekor
ditusuk dengan jarum penusuk, diusahakan sirip tidak sampai robek. Ikan
dipotret lalu di gambar pada buku
gambar. Kemudian dicocokkan dengan buku identifikasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

|
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
4.2. Pembahasan
1. Ikan Lele
4.2. Pembahasan
1.
Ikan Lele
|
||||
![]() |
||||
Kunci Identifikasi :
1.A. Rangka terdiri dari
tulang benar, bertutup insang. Subklassis Teleostei
2.D. Bersisik atau tidak, bersungut dikelilingi
mulut, atau tidak bersungut, satu jari-jari yang mengeras atau empat jari-jari
yang mengeras pada sirip punggung ordo Ostariophysi.
7.B. Sirip punggung berjari-jari banyak, sungut
4 pasang Famili Claridae.
18.A. Tidak bersirip lemak, sirip punggung, hamper
mencapai atau bersambungan dengan sirip ekor Genus Clarias.
33. Clarias
batrachus
Ikan-ikan marga Clarias
dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung
dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor,
menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di
bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung
moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat
berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan
tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni
duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa
patil ini tidak hanya tajam tapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi
jika orang tak sengaja terkena patil tersebut ( Kotelat, 1993).
|

Kunci
Identifikasi :
1.A. Rangka terdiri dari
tulang benar, bertutup insang. Subklassis Teleostei
2.B. Bersisik, tidak bersungut, tidak berjari-jari,
keras pada sirip punggung. Ordo Malacopterygii
5.A. Sirip dubur jauh
dibelakang sirip punggung. Family Chanidae
13.A. Sirip ekor panjang dan bercagak, keeping
sebelah keatas lebih panjang. Genus Chanos
26. Spesies Chanos chanos
Ikan bandeng memiliki
ciri-ciri sebagai berikut, tubuh berbentuk torpedo, seluruh permukaan tubuhnya
tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian
tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke
ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar,
sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil
dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Ikan bandeng
memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat
diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil
sedangkanbandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih
besar dari ikan bandeng jantan (Novianto,2012)
3.
Ikan Nilem
![]() |
|
|||
Kunci
Identifikasi :
1A. Rangkaian
terdiri dari dari tulang besar, bertutup insang (subclasis Teleostei).
2.D. Bersisik atau tidak, bersungut dikelilingi
mulut, atau tidak bersungut, satu jari-jari yang mengeras atau empat jari-jari
mengeras, pada sirip punggung. Ordo Ostariophysi
7.C.. Duri tunggal atau berbelah mungkin ada di
muka atau dibawah mata, pinggir rongga mata bebas atau tertutup oleh kulit,
mulut agak ke bawah, tidak pernah lebih dari 4 helai sungut. Familia Cyprinidae
19.A. Sirip punggung dengan 10-18 jari jari lemah
bercabang. Genus Osteochilus
35. Species Osteochilus
hasselti.
Ikan nilem atau Silver Shark minnow Familia Cyprinidae, Genus Osteochilus,
species Osteochilus hasselti mempunyai ciri morfologi antara lain bentuk tubuh hampir serupa
dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Pada
sudut-sudut mulutnya, terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuhnya hijau
abu-abu. Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak.
Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.
Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada
terdiri dari 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping.
Dekat sudut rahang atas ada 2 pasang sungut peraba.Ikan ini terdapat di Jawa,
Sumatera dan Kalimantan, Malaysia, dan Thailand. Pada umumnya, ikan nilem dapat
dipelihara pada daerah dengan ketinggian sekitar 150-800 m dpl (Soesono, 1968).
4. Ikan Tongkol
|
||||
![]() |
||||
Kunci Identifikasi :
1A. Rangkaian terdiri dari dari tulang besar,
bertutup insang (subclasis Teleostei).
4.A. Ordo Percomorphi badan berbentuk serutu V 1
5 jari-jari lemah sirip ekor bercabang pada pangkalnya, sirip kecil dibelakang
sirip punggung dan sirip dubur ada, Famili Scomberidae
10.A. Badan tidak bersisik, terkecuali lapisan
daerah sirip dada. Genus Euthynnus sp.
20. Spesies Euthynnus sp.
Ikan tongkol termasuk dalam golongan
ikan pelagis, perenang cepat, mempunyai kadar Lemak yang rendah, serta
mempunyai komposisi daging yang terdiri daging merah dan putih. Ikan tongkol masih
dalam keluarga Scombridae, bentuk tubuh seperti cerucut, dengan kulit licin dan
sirip dada melengkung. Ikan tongkol (Euthynnus affinis) mempunyai ciri-ciri
bentuk tubuh seperti cerutu, dengan kulitnya yang licin. Sirip dada melengkung,
ujungnya tirus dan pangkalnya lebar.ekor bercagak dua dengan kedua ujungnya
yang panjang.sirip punggung, dubur,perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai
lekukan pada tubuh, sehingga sirip ini dapatdilipat masuk kedalam lekukan
tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dengan air pada waktu ikan
tersebut berenang cepat. Di belakang sirip punggung dan dubur terdapat
sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil (Djuhanda, 1981).
|

Kunci Identifikasi :
1.A. Rangka terdiri dari
tulang benar, bertutup insang
2.D. Bersisik atau tidak, bersungut dikelilingi
mulut, atau tidak bersungut, satu jari-jari yang mengeras atau empat jari-jari
mengeras, pada sirip punggung. Ordo Ostariophysi
7.C. Duri tunggal atau berbelah mungkin ada
dimuka atau dibawah mata, pinggir rongga mata bebas, atau tertutup oleh kulit,
mulut agak kebawah, tidak pernah lebih dari 4 helai sungut, Familia Cyprinidae
19.B. 4 sungut, 3 baris gigi kerongkongan yang
berbentuk geraham. Genus Ctprinus
36. Spesies Cyprinus Carpio
Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan
memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala
(terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat
dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal
teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh
tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya
memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam
sisik tipe sikloid (lingkaran). Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan
bagian belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat)
bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut
(ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu
berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea lateralis
atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk
melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Riki, 2010).
|

Kunci Identifikasi :
1.A. Rangka terdiri dari
tulang benar, bertutup insang subclassis Teleostei
2.D. Bersisik atau tidak, bersungut dikelilingi
mulut, atau tidak bersungut, satu jari-jari yang mengeras atau empat jari-jari
mengeras, pada sirip punggung. Ordo Ostariophysi
7.A. Lubang mulut kecil, berpinggiran bola mata
yang bebas, sirip punggung tambahan sangat kecil, bersungut atau tidak
bersungut pada hidung. Family Pangasidae
17.A. Lubang hidung dekat ke yang di depan dan di
garis antara di depan dan mata mata sebagian di bawah garis, mendatar melewati
sudut mulut. Genus Pangasius
Patin merupakan
salah
satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean.
Panjang patin
dewasa mencapai 120 cm.
Ukuran tubuh seperti ini merupakan ukuran
tubuh yang tergolong besar bagi ikan jenis lele-lelean. Bentuk tubuhnya memanjang dengan
warna dominan putih berkilauan
seperti perak dan
dibagian pungungnya berwarna kebiruan.
Kilau
warna keperkan tubuhnya sangat cemerlang ketika masih
kecil, warna
keperakan ini akan semakin
memudar setelah
patin semakin besar. Patin
tidak memiliki sisik atau bertubuh
licin
dan bentuk
kepalanya relatif kecil. Mulutnya
terletak
di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis
yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian
punggungnya terdapat sirip dengan sebuah
jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya berjumlah 6-7 buah.
bentuk
sirip
ekornya simetris bercagak. Di sirip
dada
terdapat 12-13 jari – jari lunak
dan satu buah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil.
Sirip duburnya panjang,
terdiri dari 30-33
jari-jari lunak. Sementara itu,
di
sirip perut terdapat 6
jari-jari lunak (Weeber, 1913).
|

Kunci
Identifikasi :
1.A. Rangka terdiri dari
tulang benar, bertutup insang subclassis Teleosteiul
2.A. Sirip punggung dan
dubur tidak panjang. Ordo Percomorphi
4.A. Badan berbentuk serutu V I 5, jari-jari
lemah sirip ekor bercabang pada pangkalnya, sirip kecil bercabang pada
pangkalnya, sirip kecil dibelakang, sirip punggung dan sirip dubur ada. Familia
Scomberidae.
10.B. Tulang mata bajak dan langit-langit tidak
bergigi, sirip dubur tidak berjari jari keras, Tulang saringan insang kelihatan
jika mulut terbuka. Genus Rastrelliger
24. Rastlelliger
sp.
Ikan ini memiliki
bentuk tubuh seperti torpedo dengan panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar
perairan dan permukaan perairan laut, tergolong ikan pelagis yang mengkehendaki
perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara bergerombol baik diperairan
pantai maupun dilepas pantai. Kebiasaan makanannya adalah memakan plankton
besar atau kasar, copepoda dan crustacean. Ciri lain dari morfologi ikan ikan
Kembung (Rastrelliger sp.)
ini adalah memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan dari cagak tersebut
dimulai dekat pangkalnya. Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil. Jari-jari
lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya. Di belakang sirip punggung dan
dubur, terdapat sirip-sirp tambahan yang kecil. Warna pada tubuh ikan mempunyai
banyak fungsi, yaitu untuk persembunyian, penyamaran dan pemberitahuan. Jenis
warna persembunyian meliputi pemiripan warna secara umum, pemiripan warna
secara berubah, pemudaran warna, pewarnaan terpecah dan pewarnaan terpecah
koinsiden (Gerald, 2003).
|

Kunci
Identifikasi :
1.A. Rangka terdiri dari tulang keras, bertutup
insang. Subclassis Teleeostei
2.B. Bersisik, tidak bersungut, tidak
berjari-jari keras pada sirip punggung. Ordo
Malacopterygii
5.B. Kepala bersisik, perut tipis, bergigi kembar
Familia Nepterydae
14.A. Rahang tulang mata bajak, langit lidah
bergigi. Genus Nemiptorus
Ikan kurisi mempunyai cirri-ciri umum antara lain sirip dada sangat panjang yaitu 1,0-1,3 kali
panjang kepala dan hampir mencapai sirip dubur, sirip perut cukup panjang dan hampir mencapai anus. Sirip ekor menyerupai
garpu
dengan
bagian
cuping
sirip
ekor
lebih
panjang
dari bagian bawah
dan membentuk filamen yang cukup
panjang.
Terdapat
4-5
gigi
taring kecil pada bagian anterior
rahang atas. Warna ikan pada bagian atas merah muda dan
keperakan
dibawahnya,
bagian atas kepala di belakang
mata
berwarna keemasan, serta mempunyai 11-12 garis berwarna
kuning di sepanjang tubuh yang dimulai dari belakang kepala
sampai dasar sirip
ekor. Penyebaran ikan ini cukup luas yaitu sampai ke daerah Samudera
India dan Pasifik
Selatan (Pjauhar2012).
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum identifikasi ikan sebagai berikut :
1.
Ikan Lele
memiliki ciri-ciri tubuh yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip
punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan
sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat. Klasifikasinya adalah sebagai
berikut kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Ostariophysi, family
Claridae, genus Clarias, spesies Clarias
batrachus
2.
Ikan Bandeng memiliki tubuh yang berbentuk memanjang, padat, pipih, dan
oval. Klasifikasinya adalah sebagai
berikut kingdom Animalia, phylum Chordata, class Pisces, subclasis
Teleostei, ordo Malacopterygii, familia Chanidae, genus Chanos, dan species Chanos chanos.
3.
Ikan Nilem mempunyai ciri morfologi antara lain bentuk tubuh hampir serupa
dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Warna tubuhnya
hijau abu-abu. Klasifikasinya adalah sebagai berikut kingdom Animalia, phylum
Chordata, class Pisces, subclasis Teleostei, ordo Ostariophusi, familia
Cyprinidae, genus Osteochilus, dan species Osteochilus
hasselti.
4.
Ikan Tongkol mempunyai bentuk tubuh pipih tegak, tipe letak mulut
terminal (ujung), tipe sirip ekor menggarpu, bentuk garis sisi (lateral line)
lateral. Klasifikasinya adalah sebagai berikut kingdom Animalia, phylum
Chordata, class Pisces, subclasis Teleostei, ordo Percomorphi, familia
Scamberidae, genus Euthynnus dan species Euthynnus
sp.
5.
Ikan Mas mempunyai tubuh yang memanjang
dan memipih tegak (compressed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala
(terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).
Klasifikasinya sebagai berikut kingdom Animalia, phylum Chordata, class pisces,
ordo Ostariophysi, family Cyprinidae, genus Cyprinus, spesies Cyprinus carpio.
6.
Ikan Patin tidak memiliki sisik atau bertubuh
licin
dan bentuk
kepalanya relatif kecil. Mulutnya
terletak
di ujung kepala sebelah bawah. Klasifikasinya sebagai berikut kingdom Animalia,
phylum Chordata, class Pisces, Ordo Ostariophysi, family Pangasidae, genus
Pangasius, spesies Pangasius sp.
7.
Ikan Kembung memiliki sirip ekor bercagak dua dan lekukkan dari cagak
tersebut dimulai dekat pangkalnya. Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil.
Klasifikasinya sebagai berikut kingdom Animalia, phylum Chordata, class Pisces,
ordo Percomorphi, family Scomberidae, genus Ratrelliger, spesies Rastrelliger sp.
8.
Ikan Kurusi mempunyai cirri-ciri umum antara lain sirip dada sangat panjang yaitu 1,0-1,3 kali
panjang kepala dan hampir mencapai sirip dubur, sirip perut cukup panjang dan hampir mencapai anus. Klasifikasi sebagai berikut kingdom
Animalia, phylum Chordata, class Pisces, ordo Malacopterygii, family
Nemipterydae, genus Nemiptorus, spesies Nemiptorus
nemopthorus.
DAFTAR PUSTAKA
Gerald. Roger Steene. Paul Humman. Ned Deloach.
2003. Rastrelliger
Fish Identificatiin. Perth:New world Publication, Inc.
Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit LIPI
Press. Jakarta.
Kotelat,1993.
Klasifikasi Ikan Lele. http:// kuliah-ikan.org. Diakses pada tanggal
20 Mei 2014.
tanggal 20 Mei 2014.
2014.
Rifai, Sjamsudin Adang, dkk. 1983. Biologi Perikanan 2. Jakarta; Direktorat
Pendidikan
Menengah Kejuruan.
Saanin, 1984. Taksonomi
dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta Bogor, Bogor.
Soesono, R, dkk. 1968. Diktat
Asistensi Preparat Identifikasi Ikan
Nilem. UGM :
Yogyakarta
tanggal 20 Mei 2014.
Weeber,1913. Klasifikasi Ikan Patin.
http:// elfianpermana.com.diakses pada
tanggal 20
Mei
2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar